Bogordaily.net – Beberapa tahun belakangan ini, kata healing menjadi tren di masyarakat. Kata tersebut, kini juga cukup trend di media sosial baik pada postingan status, dan komentar.
Pengguna sosial media tentu sangat awam dengan kata healing. Pasalnya kini kata healing banyak digunakan pengguna media sosial, hingga populer di media sosial ini memiliki makna penyembuhan diri.
Penyembuhan diri yang dimaksudkan di sini bisa disebabkan karena beberapa hal termasuk peristiwa buruk di masa lalu.
Tak hanya itu saja, arti healing yang populer di media sosial ini juga kerap dikaitkan dengan proses penyembuhan diri yang tujuannya untuk mendapatkan ketenangan batin serta jiwa. Karena itulah kalian mungkin saja pernah menjumpai postingan di sosial media dengan konsep liburan untuk healing.
Sebenarnya, apa, sih, arti kata healing dan bagaimana kondisi yang tepat untuk menggambarkan healing?
Apa Itu Healing?
Arti healing atau biasa disebut dengan self-healing sebetulnya merujuk pada suatu kondisi ketika seseorang mengalami ketidaknyamanan dalam dirinya dan berusaha untuk menghadapinya. Arti healing yang salah kaprah adalah, ketika seseorang menemui ketidaknyamanan dalam dirinya dan lari dari kondisi tersebut.
Healing dengan senang-senang, lari dari kenyataan dan tanggungjawab adalah sebuah proses yang keliru. Justru, healing adalah suatu proses di mana kamu bisa hidup berdampingan dengan ketidaknyamanan yang sedang kamu rasakan dan berusaha untuk bisa menghadapinya, bukan lari darinya.
Karena kamu harus berusaha untuk bisa hidup berdampingan dan menghadapi ketidaknyamananmu, proses tersebut pastinya tidak akan mudah. Jika healing hanya sebatas mencari kesenangan agar merasa lebih nyaman, itu bukan healing. Karena tidak ada proses “penyembuhan” yang harus kamu lalui, kamu hanya berusaha mengalihkan ketidaknyamanan itu dengan mencari kesenangan lain.
Healing bukan ditandai dengan menghilangnya stres. Justru healing ditandai dengan kamu yang akhirnya mampu menoleransi stres dan memberikan respon yang tepat saat stres itu muncul kembali.
Tentunya, hal tersebut bisa kamu lalui setelah proses yang panjang. Tidak jarang bagi sebagian orang tidak bisa mengatasinya sendiri sehingga membutuhkan bantuan psikolog atau psikiater.*