Tuesday, 6 May 2025
Home Blog Page 57

Perjalanan Siti Mawadah, Dosen IPB dari Industri Pakan ke Dunia Pendidikan

0

Bogordaily.net – Lahir di Jakarta pada 17 November 1988, Siti Mawadah tumbuh dalam keluarga kecil di Bekasi bersama kedua orang tuanya dan seorang saudara perempuan. Minatnya terhadap dunia peternakan muncul sejak kecil, ketika sang ayah membelikannya sepasang ayam kate.

Dari situlah ketertarikannya terhadap hewan ternak berkembang, hingga akhirnya membawa ia menempuh pendidikan di bidang Nutrisi dan Teknologi Pakan (NTP) di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Meskipun IPB merupakan pilihan kedua saat seleksi perguruan tinggi, keputusan ini mengantarkannya pada perjalanan panjang dalam dunia peternakan dan industri pakan. Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana, ia langsung terjun ke industri sebagai Quality Control di Charoen Pokphand Indonesia, salah satu perusahaan pakan ternak terbesar di Indonesia.

Selama lima tahun, ia bekerja di bidang pengawasan kualitas bahan baku, turun langsung ke lapangan, dari truk pengangkut hingga kapal laut. Pengalaman ini memberinya wawasan mendalam tentang kebutuhan industri terhadap tenaga kerja yang siap pakai.

Namun, kehidupan membawanya pada perubahan besar. Setelah menikah dengan sang suami, ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya demi membangun keluarga di Bogor. Keputusan ini tidak mudah, tetapi justru membukakan jalan baru.

Dengan dorongan suami, ia melanjutkan studi magister di bidang yang sama, Nutrisi Pakan, di IPB. Berkat hibah penelitian dari Sekolah Vokasi, ia dapat menyelesaikan magisternya dan memantapkan diri dalam dunia akademik.

Setelah beberapa tahun fokus menjadi ibu rumah tangga, kesempatan baru datang di tahun 2023 ketika ia berhasil lolos seleksi CPNS sebagai dosen di Sekolah Vokasi IPB, tepatnya di Program Studi Teknologi dan Manajemen Ternak (TNK). Sejak Agustus 2024, ia mulai mengajar dan berbagi pengalaman dari dunia industri kepada mahasiswa.

Menurutnya, tantangan terbesar sebagai pendidik adalah menjembatani kesenjangan antara keilmuan di kampus dengan kebutuhan industri. Ia ingin memastikan mahasiswa TNK tidak hanya memiliki pengetahuan teoretis, tetapi juga keterampilan praktis agar siap bersaing di dunia kerja.

Bagi Siti Mawadah, sukses bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi juga bagaimana orang-orang di sekitarnya ikut berkembang. Ia berprinsip bahwa kegagalan adalah bagian dari proses, selama seseorang terus mencoba dan tidak berhenti berusaha. Hal ini ia buktikan saat mencoba berkali-kali melamar sebagai CPNS sebelum akhirnya diterima di kesempatan terakhir pada usia maksimal 35 tahun.

Salah satu cita-citanya yang belum terwujud adalah bersekolah di luar negeri. Meskipun sempat mencoba mendaftar di berbagai universitas, kesempatan itu belum berpihak padanya. Namun, ia tetap berusaha meningkatkan kapasitas diri, terutama dalam bahasa Inggris, demi mewujudkan impian tersebut.

Di dunia akademik, ia melihat masih banyak mahasiswa yang ragu menyuarakan ide-ide brilian mereka karena takut menghadapi dosen atau merasa tidak percaya diri.

Ia berharap mahasiswa lebih berani berpikir out of the box dan tidak takut menyampaikan gagasan. Selain itu, ia ingin lulusan Sekolah Vokasi tidak hanya siap bekerja, tetapi juga memiliki jiwa wirausaha agar mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

Dengan perjalanan hidup yang penuh tantangan dan keputusan besar, Siti Mawadah terus berkontribusi dalam dunia pendidikan, membentuk generasi baru yang siap menghadapi industri peternakan dan perunggasan di Indonesia.***

Muhammad Raihan Ath Thaariq

 

Yufendira Dharmasanti: Mengabdi di Dunia Pembenihan Ikan untuk Masa Depan Perikanan Indonesia

0

Bogordaily.net – Dedikasi dalam dunia akademik tidak hanya sebatas menyampaikan ilmu di dalam kelas, tetapi juga bagaimana seorang pendidik mampu menginspirasi dan membentuk generasi baru yang siap menghadapi tantangan industri. Bagi Yufendira Dharmasanti, pendidikan bukan hanya sekadar mentransfer pengetahuan, tetapi juga membangun pola pikir yang kritis dan inovatif dalam menghadapi perkembangan industri perikanan.

Sebagai Asisten Dosen di Program Studi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan (IKN), ia tidak hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga sebagai penghubung antara ilmu akademik dan kebutuhan nyata di dunia perikanan.

Yufendira berasal dari Pacitan, Jawa Timur, daerah yang dikenal memiliki potensi perikanan cukup besar, terutama di sektor perikanan tangkap dan budidaya.

Ketertarikannya pada bidang perikanan sudah muncul sejak duduk di bangku SMP, ketika ia mulai mencari tahu lebih dalam mengenai dunia kelautan dan perikanan.

Kesadaran akan pentingnya sektor ini dalam mendukung ketahanan pangan dan ekonomi mendorongnya untuk memilih SMK Negeri 2 Pacitan dengan jurusan perikanan sebagai langkah awal perjalanan akademiknya.

Keputusan itu ternyata membawanya lebih dekat dengan impiannya untuk menempuh pendidikan di IPB University, salah satu institusi terkemuka di bidang pertanian dan perikanan di Indonesia.

Melalui jalur undangan, Yufendira diterima di Program Studi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan (IKN). Di sinilah ia mulai mendalami ilmu tentang pembenihan ikan, teknik budidaya yang efisien, serta pengelolaan ekosistem perairan yang berkelanjutan.

Tidak hanya berfokus pada aspek teknis, ia juga belajar mengenai dinamika industri perikanan, termasuk bagaimana rantai pasok dan pemasaran memainkan peran penting dalam menentukan keberhasilan usaha perikanan.

Semangat belajarnya yang tinggi membawanya pada kesempatan untuk menjadi Asisten Dosen setelah menyelesaikan pendidikannya di IKN. Ia pun melanjutkan studinya di Universitas Djuanda sambil tetapaktif membimbing mahasiswa di program studi yang telah membesarkan namanya.

Sebagai Asisten Dosen, Yufendira memiliki pendekatan yang unik dalam mengajar. Ia memahami bahwa mahasiswa saat ini hidup di era digital yang serba cepat, tetapi ia tetap meyakini bahwa ada nilai yang tidak bisa digantikan oleh teknologi, salah satunya adalah keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu, selain menggunakan materi digital dan presentasi interaktif, ia juga tetap mempertahankan metode konvensional seperti menulis di papan tulis.

Menurutnya, menulis langsung di papan dapat membantu mahasiswa lebih fokus dan aktif mencatat, sehingga mereka tidak hanya sekadar melihat materi yang tersedia dalam bentuk digital, tetapi juga benar-benar memahami konsep yang disampaikan.
Selain itu, ia juga selalu berusaha menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan tidak kaku.

Ia menyisipkan bahasa yang lebih dekat dengan mahasiswa, mengemas materi yang kompleks dengan cara yang lebih sederhana, dan bahkan sesekali menyelipkan humor agar suasana kelas menjadi lebih nyaman.

Baginya, pengajaran yang efektif bukan hanya tentang menyampaikan materi, tetapi juga tentang bagaimana membuat mahasiswa merasa terlibat dan tertarik untuk memahami lebih dalam.

Dalam dunia akademik perikanan, Program Studi IKN memiliki keunggulan yang membedakannya dari program studi perikanan lainnya.

Mahasiswa di IKN tidak hanya mendapatkan pemahaman teoretis mengenai pembenihan ikan, tetapi juga dibekali dengan keterampilan praktis dan wawasan bisnis yang komprehensif.

Mereka diajarkan untuk memahami bagaimana industri perikanan bekerja dari hulu ke hilir—mulai dari teknik pembenihan, manajemen pakan, hingga strategi pemasaran.

Dengan sistem pembelajaran berbasis praktik, kolaborasi dengan mitra industri, serta penelitian yang aplikatif, lulusan IKN siap terjun langsung ke dunia kerja, baik sebagai tenaga ahli, peneliti, maupun wirausahawan perikanan yang mandiri.

Namun, seiring dengan perkembangan program studi, ada tantangan yang masih harus dihadapi. Salah satunya adalah keterbatasan fasilitas laboratorium dan kolam budidaya yang harus dibagi dengan jumlah mahasiswa yang terus meningkat.

Yufendira Dharmasanti, melihat bahwa peningkatan jumlah mahasiswa setiap tahunnya harus diimbangi dengan peningkatan fasilitas dan infrastruktur agar proses pembelajaran tetap berjalan optimal.

Yufendira Dharmasanti, berharap ke depannya akan ada lebih banyak pengembangan dalam hal ini, baik dari segi kelengkapan alat praktikum maupun ketersediaan ruang belajar yang lebih memadai.

Selain aspek fasilitas, ia juga melihat bahwa perkembangan teknologi harus lebih dioptimalkan dalam sistem pembelajaran.

Dunia perikanan terus berkembang, dengan munculnya inovasi seperti sistem bioflok, resirkulasi akuakultur, hingga teknologi pengelolaan limbah perikanan yang lebih ramah lingkungan.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya integrasi teknologi dalam kurikulum agar mahasiswa tidak hanya menguasai metode konvensional, tetapi juga siap menghadapi tantangan industri modern yang semakin berbasis teknologi.

Masih banyak orang yang menganggap bahwa perikanan hanya berkaitan dengan menangkap ikan atau sekadar memancing.

Namun, bagi Yufendira, industri ini memiliki cakupan yang jauh lebih luas. Dari teknologi pembenihan hingga pengolahan hasil laut, sektor ini menyimpan peluang besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan.

Bahkan, dengan berkembangnya sistem budidaya modern, keterbatasan lahan bukan lagi menjadi hambatan untuk meningkatkan produksi ikan secara efisien.

Konsep budidaya dalam ruang terbatas, seperti sistem akuaponik dan bioflok, kini menjadi tren baru yang membuka kesempatan bagi lebih banyak orang untuk terlibat dalam industri perikanan, bahkan tanpa harus memiliki lahan yang luas.

Sebagai seorang pendidik dan praktisi di bidang perikanan, Yufendira ingin menanamkan pemahaman bahwa industri ini bukan hanya tentang bagaimana membesarkan ikan, tetapi juga bagaimana menciptakan sistem yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.

Dengan semakin berkembangnya teknologi dan meningkatnya kebutuhan pangan berbasis perikanan, sektor ini akan menjadi salah satu pilar utama dalam ketahanan pangan nasional.

Ia ingin mahasiswa IKN tidak hanya menjadi lulusan yang memahami teknik budidaya, tetapi juga memiliki visi yang lebih luas tentang bagaimana perikanan dapat menjadi industri yang modern, efisien, dan ramah lingkungan.

Melalui perjalanan akademiknya, Yufendira Dharmasanti membuktikan bahwa ilmu yang ditekuni dengan sungguh-sungguh dapat membawa perubahan nyata.

Ia bukan hanya seorang pengajar, tetapi juga seorang inovator yang berperan dalam membangun ekosistem pembelajaran yang lebih baik bagi mahasiswa.

Dedikasi dan semangatnya menjadi bukti bahwa dunia perikanan memiliki masa depan yang cerah, dan peran akademisi dalam bidang ini sangatlah penting untuk mencetak generasi baru yang siap membawa industri perikanan Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.

Baginya, pendidikan bukan sekadar tentang teori di dalam kelas, tetapi juga tentang bagaimana membentuk individu yang siap berkontribusi bagi masa depan industri yang mereka tekuni.***

Indrajid

Curug Cilember: Air Terjun Tujuh Tingkat yang Menyegarkan di Bogor

0

Bogordaily.net – Curug Cilember, salah satu destinasi wisata alam di Bogor, menawarkan pengalaman yang tak hanya menyegarkan tetapi juga penuh keunikan.

Terletak di kawasan Puncak yang terkenal dengan kesejukan udaranya, air terjun ini memiliki tujuh tingkatan yang masing-masing menyajikan panorama yang berbeda.

Dengan suasana yang masih alami dan beragam fasilitas pendukung, Curug Cilember menjadi tempat yang cocok untuk melepas penat.

Perjalanan Menuju Air Terjun
Setibanya di pintu masuk, udara sejuk langsung terasa, berpadu dengan aroma tanah basah dan rindangnya pepohonan pinus. Jalur menuju air terjun berupa jalan setapak yang cukup teduh, dikelilingi pohon-pohon tinggi yang menciptakan nuansa hutan yang asri.

Beberapa titik di jalur ini cukup menantang, dengan tanjakan curam dan akar pohon yang mencuat dari tanah, tetapi semua terbayar dengan keindahan yang tersaji di sepanjang perjalanan.

Di tengah perjalanan, terdapat jembatan kayu yang melintasi sungai kecil dengan air jernih. Beberapa pengunjung terlihat bermain air di bawahnya, menikmati kesejukan alam yang jarang ditemui di perkotaan. Selain itu, ada warung-warung kecil yang menjual makanan ringan dan minuman hangat seperti the jahe dan kopi.

Keunikan yang Menarik Wisatawan
Salah satu daya tarik utama Curug Cilember adalah keberadaan tujuh tingkat air terjun yang berundak-undak. Setiap tingkat memiliki karakteristik unik, dengan ketinggian yang bervariasi antara 15 hingga 50 meter.

Tingkatan pertama menjadi titik favorit karena paling mudah diakses, sedangkan tingkatan lebih tinggi menawarkan tantangan tersendiri bagi yang ingin menjelajah lebih jauh.

Selain air terjun, Curug Cilember juga memiliki taman kupu-kupu yang berisi berbagai spesies kupu-kupu eksotis. Taman ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi keluarga yang datang bersama anak-anak.

Bagi yang ingin merasakan pengalaman lebih dekat dengan alam, tersedia area camping dan villa yang dapat disewa untuk menginap. Suhu yang berkisar antara 18 hingga 23 derajat Celsius membuat suasana di sekitar curug terasa nyaman, terutama bagi mereka yang ingin beristirahat dari panasnya perkotaan.

Untuk wisatawan yang menyukai tantangan, tersedia juga wahana flying fox, sepeda gantung, dan panahan. Selain itu, terdapat taman bermain anak serta rumah hobbit yang menjadi spot foto menarik.

Sensasi di Depan Air Terjun
Setelah menempuh perjalanan yang cukup menantang, akhirnya air terjun menjulang di depan mata. Suara gemuruh air yang jatuh dari ketinggian mendominasi, menciptakan suasana yang menenangkan. Beberapa pengunjung terlihat bermain air di bawah curug, sementara yang lain memilih duduk di atas batu besar, menikmati pemandangan sambil merasakan percikan air segar yang menyentuh kulit.

Ada cerita yang berkembang di masyarakat tentang tempat ini. Konon, beberapa orang percaya bahwa air Curug Cilember memiliki energi khusus dan sering dijadikan tempat meditasi. Meskipun demikian, daya tarik utama tetaplah keindahan alamnya yang memukau.

Tips Berkunjung ke Curug Cilember
Untuk menikmati perjalanan ke Curug Cilember dengan lebih nyaman, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Jalur menuju air terjun cukup menantang, terutama setelah hujan, sehingga penting untuk mengenakan alas kaki yang nyaman dan tidak licin. Beberapa pengunjung tampak berhenti di tepian jalur, menyesuaikan langkah mereka dengan medan yang sedikit basah.

Bagi yang ingin bermain air di bawah air terjun, membawa pakaian ganti adalah pilihan yang bijak. Beberapa wisatawan terlihat menikmati segarnya air Curug Cilember, merendam kaki mereka di tepian sungai, atau bahkan berenang di bawah derasnya aliran air. Udara yang sejuk membuat sensasi bermain air di sini terasa lebih menyegarkan.

Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi atau menjelang siang, ketika suasana masih tenang dan belum terlalu ramai. Di akhir pekan, jumlah wisatawan meningkat, sehingga bagi mereka yang menginginkan ketenangan, hari biasa bisa menjadi pilihan terbaik.

Sepanjang perjalanan, ada begitu banyak spot menarik yang layak diabadikan. Beberapa wisatawan terlihat sibuk mengabadikan momen di depan air terjun, sementara yang lain lebih memilih duduk diam, menikmati pemandangan tanpa gangguan. Dengan keindahan alam yang masih alami, Curug Cilember bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga tempat yang menghadirkan pengalaman berharga bagi siapa saja yang datang.***

Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media
Sekolah Vokasi IPB University

Rosyda Dianah Mengubah Tantangan Menjadi Peluang dalam Pengabdian Gizi dan Pendidikan

0

Bogordaily.net – Rosyda Dianah adalah dosen yang mengabdi di IPB University. Ia lahir pada 29 Juni di Baturaja, Sumatera Selatan, dan tumbuh besar di daerah tersebut. Sebagai anak yang berasal dari luar Bogor, Rosyda memutuskan untuk merantau ke Bogor guna melanjutkan pendidikan tinggi.

Perjalanan hidupnya dimulai di Sumatera Selatan. Meskipun lahir di daerah yang jauh dari ibu kota tidak menyurutkan semangat Rosyda dalam mencapai cita-cita.

Tahun 2001 menjadi langkah awal Rosyda dalam mengejar cita-citanya. Saat itu, ia memutuskan untuk merantau jauh dari orang tuanya dan memulai kuliah di IPB dengan jurusan Manajemen Usaha Boga.

Meskipun bukan pilihan utamanya, keputusan ini terbukti menjadi langkah penting dalam perjalanan hidupnya. Pada awalnya, ia merasa berat karena jurusan tersebut jauh dari impiannya untuk menjadi dokter.

Namun, meski tidak sesuai dengan rencana, Rosyda menerima kenyataan dan menjalani kuliah di jurusan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Setelah setahun menjalani pendidikan di jurusan Manajemen Usaha Boga, Rosyda semakin mantap dengan pilihannya. Ia berusaha memaksimalkan apa yang ada dan berhasil lulus dengan nilai terbaik.

Keberhasilannya ini bukan akhir dari perjalanan akademisnya. Rosyda melanjutkan pendidikan S1 dan S2 di jurusan Gizi Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia, yang sejalan dengan bidang yang telah ia tekuni sebelumnya.

Mengabdi pada kesehatan masyarakat adalah impian Rosyda, meskipun ia melakukannya melalui bidang gizi dan makanan, bukan di ranah pengobatan.

Setelah menyelesaikan pendidikan S1, Rosyda kembali ke IPB University pada tahun 2007 untuk memulai kariernya sebagai asisten dosen.

Tidak ingin berhenti di situ, dua tahun kemudian, ia resmi diangkat menjadi dosen di IPB. Sejak saat itu, Rosyda memilih untuk tetap mengabdi di IPB University, menjadikannya satu-satunya tempat ia mengajar.

Keputusan ini diambil karena Rosyda ingin memberikan kontribusi maksimal dalam dunia pendidikan dan fokus mengembangkan diri sebagai pengajar di satu universitas yang telah menjadi rumah akademisnya.

Komitmen dan dedikasinya pun membuahkan hasil, hingga pada tahun 2022 ia mendapatkan penghargaan sebagai dosen dengan kinerja pendidikan terbaik di Sekolah Vokasi IPB University.

Rosyda terus mengembangkan kariernya di dunia pendidikan dengan menjadi dosen sekaligus mahasiswa S3 di IPB University.

Selain itu, ia juga menjabat sebagai Koordinator Bimbingan dan Konseling di Sekolah Vokasi IPB University, sebuah posisi yang memungkinkan dirinya untuk lebih dekat dengan mahasiswa dan memberikan bimbingan yang lebih intensif.

Kariernya semakin berkembang, dan ia terus mencari cara untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Rosyda juga ikut berkontribusi sebagai tim dalam pengembangan aplikasi Baby Meal Planner yang didedikasikan untuk membantu ibu-ibu muda, memberikan panduan dalam menyiapkan makanan sehat dan bergizi untuk bayi mereka.

Aplikasi Baby Meal Planner yang ia kembangkan memiliki dua versi: satu untuk bayi usia 6 bulan hingga 1 tahun, dan yang kedua untuk bayi hingga usia 2 tahun.

Aplikasi ini dirancang untuk memberikan panduan kepada orangtua mengenai status gizi anak mereka serta menyediakan menu makanan yang mudah, murah, dan tentu saja bergizi.

Gunanya untuk mengurangi ketergantungan pada makanan instan yang kurang baik untuk kesehatan bayi. Aplikasi ini sudah tersedia untuk platform Android dan masih dalam tahap pengembangan untuk versi iOS.

Pengembangan aplikasi ini tidak hanya didorong oleh kebutuhan masyarakat, tetapi juga oleh keyakinan Rosyda bahwa edukasi mengenai gizi harus dilakukan dengan cara yang mudah diakses, terutama oleh ibu-ibu muda yang mungkin tidak memiliki banyak waktu untuk mencari informasi mengenai nutrisi bayi mereka.

Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan ibu-ibu bisa lebih mudah memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka dalam hal asupan gizi, serta mendukung perkembangan kesehatan si kecil sejak dini.

Selain mengembangkan aplikasi, Rosyda juga aktif dalam pengabdian kepada masyarakat dan fokus pada penelitian tentang gizi masyarakat.

Meski lebih banyak berkecimpung dalam dunia pengabdian daripada riset, Rosyda tetap percaya bahwa pemberdayaan masyarakat melalui edukasi gizi adalah hal yang sangat penting, terlebih dengan kondisi gizi yang masih menjadi masalah besar di Indonesia.

Ia melihat banyak potensi yang bisa digali untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi yang baik.

Bagi Rosyda, perjalanan menuju dunia gizi bukanlah hal yang mudah. Awalnya, ia merasa terbebani karena harus melepaskan impian untuk menjadi seorang dokter, tetapi seiring berjalannya waktu, ia menemukan bahwa jalan yang ia pilih tidak kalah mulia.

Dalam satu kesempatan, ia mengungkapkan, “Di awal, saya merasa berat, tapi setelah satu tahun pertama, saya sadar ini tidak buruk dan saya bisa menjalani ini.”

Hal tersebut membuktikan bahwa meskipun dihadapkan pada tantangan besar, dengan tekad dan semangat, seseorang bisa menemukan kenyamanan dan kebahagiaan dalam menjalani pilihan yang ada.

Rosyda Dianah,  juga mengingatkan kepada mereka yang mungkin merasa salah jurusan atau ragu akan pilihan yang telah diambil untuk tidak langsung menyerah. “Kenali dulu jurusan atau bidang yang kamu pilih, jika ada yang tidak suka, anggap itu biasa saja.

Fokuslah pada hal-hal yang kamu sukai dan buatlah tujuan untuk kedepannya. Lakukan yang terbaik, dan hasilnya akan menjadi yang terbaik,” ujarnya. Dengan sikap ini, Rosyda percaya bahwa setiap orang bisa mencapai potensi terbaiknya jika mau berusaha dan terus beradaptasi dengan perubahan.

Motivasi terbesar dalam hidup Rosyda Dianah,  adalah orang tuanya. Menyelesaikan pendidikan dengan nilai terbaik menjadi bentuk nyata dari rasa tanggung jawab dan rasa terima kasih kepada orang tua yang telah memberikan dukungan tanpa henti.

Menjadi dosen adalah salah satu cara Rosyda untuk memberikan dedikasi nyata bagi orang tuanya. Posisi yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan ini membawanya ke tempat yang lebih bermanfaat, di mana ia bisa berbagi ilmu dan memberikan dampak positif bagi banyak orang.

Rosyda Dianah adalah contoh nyata dari seseorang yang berhasil menemukan makna hidupnya melalui perubahan dan tantangan yang dihadapi. Meskipun tidak mengikuti jalur yang awalnya diinginkan, ia berhasil mengubah arah hidupnya menjadi lebih berarti dengan memberikan dampak positif melalui pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Dari seorang mahasiswa yang semula bercita-cita menjadi dokter, kini Rosyda telah menjadi sosok Dosen dan Ahli gizi.***

Rifa Tuljanah, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB

Pengaruh Media Sosial terhadap Pola Komunikasi Digital di Era Modern

0

Bogordaily.net – Komunikasi telah menjadi bagian penting dari keseharian kita, karna sebagai mahluk sosial manusia cenderung berkomunikasi setiap hari nya, lantas apa tujuan dari kita berkomunikasi? (West & Turner, 2007) mengungkapkan bahwa motivasi utama di balik komunikasi adalah pemahaman.

Komunikasi gagal ketika sulit untuk memahami apa yang sedang dikomunikasikan. Namun untuk saat ini komunikasi sudah banyak sekali mengalami perubahan yang signifikan. Semenjak masuknya pengaruh dari sosial media di tengah tengah masyarakat.

Pengaruh Media Sosial di lingkungan keluarga

Salah satu dari dampak awal yang merasakannya, yaitu dari lingkungan keluarga. Karena keluarga merupakan orang terdekat kita, jadi mereka akan lebih awal merasakan dampak dari pengaruhnya media sosial. Menurut.

Hal ini telah diperkuat oleh pernyataan Gisha yang dikutip dari jurnal comed vol.1 nom1 August 2016 bahwa:“Gimana ya, kadang saya sedih juga sekarang tuh, tiap orang jadi punya kehidupan sendiri gitu, sibuk sama gadget – nya gitu, trus kalo lagi ngobrol sebelahan juga kadang pake wa atau bbm juga.

Semuanya kayak jadi gampang karena adanya teknologi informasi ini. Tapi, ujungnya kalo dalam keluarga, jadi jauh juga komunikasinya.” “Perubahan media komunikasi ini telah membuat proses komunikasi keluarga juga berubah, ya jadinya menciptakan manusia penyendiri gitu”. Ini merupakan pengaruh yang cukup serius dan membuat manusia buta akan keadaan sekitarnya.

Pengaruh Media Sosial di lingkungan masyarakat

Selain dampaknya yang dirasakan oleh lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat juga merasakan hal yang sama. Menurut Permasalahan yang timbul pada penggunaan media sosial antara lain berupa peleburan ruang privat dengan ruang publik para penggunanya.

Hal ini mengakibatkan pergeseran budaya berupa pengguna tak lagi segan mengupload segala kegiatan pribadinya untuk disampaikan kepada teman atau kolega melalui akun media sosial dalam membentuk identitas diri (Primada & Ayun, 2015).

Pengaruh Media sosial terhadap diri sendiri

Yang terakhir pengaruhnya terhadap diri sendiri, pengaruh ini yang sangat susah dirasakan, karna banyak dari kita lebih cenderung merasakan orang lain lah sebagai pengaruhnya, padahal bisa

saja kita yang menjadi pengaruh untuk orang lain. Seperti kutipan (HidayaA & Syech Alaydrus, 2018) “dari Penggunaan media sosial juga dapat menyebabkan ketergantungan/ adiksi yang berdampak buruk.

Memang dengan hadirnya media social dapat memberikan keleluasaan seluas-luasnya bagi Masyarakat dalam mengekspresikan dirinya, sikapnya, pandangan hidupnya, atau bahkan pendapatnya. Termasuk dalam memberikan kebebasan dalam penggunaan media social yang digunakan secara positif ataupun negative”

Dampak negatif

1. Kecemasan dan Depresi
2. Kecanduan Media Sosia
3. Cyberbullying (Perundungan Siber)
4. penyalahgunaan Media Sosial untuk Tujuan Negatif

Dampak positif

1. Mempermudah Komunikasi dan Koneksi
2. Meningkatkan Kesadaran Sosial dan Aktivisme
3. Sumber Pendidikan dan Pembelajaran
4. Meningkatkan Akses Terhadap Berita dan Informasi

Kesimpulan

Di era komunikasi yang serba digital ini, banyak sekali dampak yang kita rasakan, negatif atau positif sepertinya itu tergantung dari siapa yang mengakses nya.

Tua atau muda tidak menjamin mereka tidak terpengaruh dalam dampak sosial media ini, bahkan menrut data dari Menurut data statistik dari Population Reference Bureau (2012) itu, sebagian besar dari mereka (sekitar 71%) tinggal di wilayah perkotaan.

Mereka masuk kategori Native Digital (Prensky, 2001) atau N – Generation (Mabrito & Medley, 2008). Seluruh hidupnyaDikelilingi Oleh Peralatan Komputer, videogame, email, internet, dan pesan instan (instant messaging).

Begitu serius nya dampak dari sosial media ini, kita juga harus melakukan langkah langkah pencegahan terhadap dampak dari media sosial seperti meningkatkan Literasi digital yang baik sangat penting untuk mengurangi dampak negatif media sosial.

Pengguna media sosial perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang bagaimana menggunakan platform secara bijak, mengenali informasi yang salah, dan memahami bahaya dari penyalahgunaan media sosial.***

Muhammad Raihan ATH Thaariq

Resep Sukses Dr. Ir. Johan Wetik, MM: Antara Kue, Ilmu, dan Dedikasi

0

Bogordaily.net – Dr Ir. Johan Wetik, MM. Pria yang lahir dari tanah Banyuwangi, 2 Juli 1966 merupakan seorang dosen praktisi di IPB University Program Studi Komunikasi Digital dan Media, kehadirannya di dunia pendidikan berperan lebih mendalam ke berbagai tingkatan akademik.

Selain menjadi dosen praktisi, Johan adalah dosen Program Studi Manajemen di STIE Kalpataru Cibinong dan STIE Darma Bumi Putra, Jakarta. Selain sebagai seorang dosen, Johan merupakan seorang guru Matematika di SMK Baranangsiang dan SMK Budi Darma, Kota Bogor. Terlepas dari perannya sebagai pendidik, Dr.Ir Johan Wetik berdedikasi dalam pembentukan program P2SDM (Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia).

Lalu, apa saja jalan yang sudah ditempuh untuk mendapatkan semua peran penting di hidupnya?

“Saya memang punya darah pertanian.” Lima kata yang menggambarkan sejatinya Johan Wetik. Johan menempuh Pendidikan S1 Agronomi, Fakultas Pertanian IPB University. Motivasinya dalam menempuh Pendidikan ini awalnya karena tertarik terhadap tanaman dan budidaya serta berangkat dari madrasah pertamanya, yaitu ibu yang sangat mencintai tanaman. Pada akhirnya, mengambil Keputusan untuk bergelut di bidang tanaman hias atau hortikultura.

Setelah lulus dari Pendidikan S1, Johan mencari perusahaan tanaman hias berlokasi di Batam milik Salim Group yang mengekspor tanaman ke mancanegara seperti Jepang, Singapura, Prancis, dan sebagainya. Tekadnya dalam mendalami sebuah passion mengindikasikan sebuah keberlanjutan.

Johan Wetik juga pernah menjadi Flowering Superficer selama dua tahun lamanya, menyalurkan cintanya yang besar terhadap tanaman selama dua tahun. Sampai kepada titik Johan merasa tidak ada ruang baginya untuk berkompetisi dalam dunia pekerjaan.

Karena merasa tidak dapat berkembang, keputusannya jatuh di Manajemen Keuangan. Bukan untuk meninggalkan darahnya, namun Johan berfikir bagaimana jika kedua ilmu ini dapat dikolaborasikan guna melahirkan inovasi.

Magister Managemen Keuangan, Universitas Gadjah Mada. Gelar “magister” telah diraih, dengan berbagai pertimbangan atas keputusannya. Johan berhasil membuat keputusan yang tepat dengan melanjutkan studi dan kembali bergelut di bidang pertanian dengan bekerja di Perkebunan cabe dan bekerja di bidang Agroindustri bersama teman-temannya.

Pada prosesnya, Johan mendapatkan kesempatan untuk naik jabatan dengan syarat relokasi daerah kerja. Dengan berbagai pertimbangan, jarak akan menjadi penghambat karena anak-anak beliau masih terbilang sangat kecil, dalam proses berfikir yang panjang Johan tidak ingin mengorbankan keluarganya untuk sebuah jabatan. Jalan hidupnya memilih menjadi seorang penjual kue.

Kue Basah, bukan hanya sekedar makanan pelengkap tetapi menjadi sumber kebahagiaan. Johan, dengan ilmu yang dimilikinya membangun sebuah toko kue berlandaskan tekadnya untuk terus berkembang.

Terkesan agak loncat-loncat dari gelar dan perjalanan pendidikannya, namun Johan membuktikan bahwa tidak ada pekerjaan yang kecil kecuali tekad yang kerdil.

Terbukti, 15 outlet kue berhasil dibangun dengan semangat dan kerja keras yang berdiri selama 7 tahun. Berangkat dari sini beliau belajar bagaimana cara mengelola bisnis, menginmplementasikan ilmunya dalam lingkup bisnis.

Dari lingkup pekerjaannya yang berbeda, Johan Menyusun strategi bisnisnya dengan supply produk ke beberapa perusahaan atau organisasi.

Selama berjalannya usaha kue dan ilmu yang berhasil didapatkan dari sini, Johan kembali kepada kegemaran dan passionnya sebagai “orang pertanian”.

Usaha distributor pupuk, keinginan yang sangat besar lagi-lagi terbesit dalam benaknya untuk selalu menuntut ilmu dengan melanjutkan S3 Penyuluhan Pembangunan di IPB University untuk menunjang usaha distributor pupuk yang ingin beliau tekuni.

Selain menekuni usaha dan pendidikannya, Johan Wetik merasa harus membagikan ilmunya dengan orang lain. Bagi dirinya ilmu bukan hanya sekedar formalitas, tapi sesuatu yang apabila dijalani dengan sungguh-sungguh, ilmu tersebut bahkan mungkin bisa merubah hidup orang lain.

Johan, terlepas dari usahanya ataupun pendidikannya yang terkesan “loncat” beliau tau betul apa dan dimana hatinya terpati, ya! Pertanian.

Johan Wetik akhirnya tergabung ke dalam tim pembentukan program P2SDM (Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) dengan mengembangkanprogram yang bertujuan untuk membangun generasi muda dalam dunia pertanian.

Komunitas Pengembangan Kapasitas Petani Padi, dibentuk beliau dengan tujuan untuk mengkaderisasi generasi muda untuk bersawah.

Dedikasinya yang tinggi mengacu kepada program yang dijalankan untuk mencapai tujuannya, dalam komunitasnya Johan mengaplikasikan keilmuan melalui teknologi terbarukan, melalui pembentukan managemen, dan sebagainya.

Anggota komunitas dan program ini diberikan ruang untuk belajar secara langsung dengan pendekatan melalui pembentukan himpunan dengan membentuk managemennya sendiri sehingga bukan hanya dari aspek pertaniannya saja tapi juga bagaimana komunikasi dan penyampaian inovasi kepada stakeholder.

Dari sinilah sebuah inovasi bisa lahir, memang bukan lagi lahir dari tangan beliau. Johan Wetik membentuk kaula muda untuk terus berinovasi dari ilmu yang telah dimiliki.

Opa. Panggilan kesukaannya dari mereka-mereka yang disuapi ber porsi-porsi ilmu. Setelah perjalanannya dalam mencari jati diri, Opa berakhir dalam pemahaman bahwa ilmunya dan pengalamannya harus dibagikan. Karena itulah Opa hadir saat ini menjadi seorang praktisi dan akademisi.

Berperan menjadi seorang praktisi, dosen, ataupun pengajar, Opa dinilai sebagai sosok yang baik hati dan ramah. “Baik banget, awalnya sih ngiranya bakal killer kalo ngajar. Ternyata opa semenyenangkan itu.” Ucap Nathan salah satu mahasiswanya di Sekolah Vokasi IPB University. Opa berhasil untuk kesekian kali, dan keberhasilan ini juga sebagai bukti bahwa Opa mampu memainkan perannya dengan sangat baik.***

Syifa Aulia Andara
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University

 

Timnas U17 vs Korea Utara: Setengah Lusin Gol dan Pelajaran Pahit untuk Garuda Muda

0

Bogordaily.net vs Korea Utara seperti menabrak tembok. Keras. Sakit. Itulah yang dialami Garuda Muda Timnas Indonesia U-17 di Jeddah tadi malam Senin 14 April 2024.

Di lapangan megah King Abdullah Sports City Hall, mereka dihajar Korea Utara. Skor? 0-6. Setengah lusin.

Padahal Nova Arianto sudah menurunkan yang terbaik. Dafa Al Gasemi berdiri di bawah mistar. Di depannya, empat bek dipasang berjejer: Al Gazani, Fabio, Daniel, Baker.

Tengahnya diisi Evandra dan Nazriel. Tiga penyerang muda, Zahaby, Fadly, Mierza, siap mengguncang.

Tapi lagi vs Korea Utara ini dilaur harapan.

Baru tujuh menit, jala kita sudah koyak. Lewat sepak pojok yang sederhana — Choe Song-hun, si bek 16 tahun, lolos begitu saja. Satu sentuhan kaki kanan, dan Dafa terperdaya.

Tertinggal 0-1, anak-anak Garuda Muda mencoba bangkit. Tapi apa daya, Korea Utara justru menambah luka.

Menit ke-19, sebuah tendangan voli keras dari pemain Chuncheon FC membuat Baker hanya bisa melihat bola menghujam gawang.

Babak pertama berakhir 0-2. Masih ada harapan? Seharusnya. Tapi babak kedua justru jadi mimpi buruk.

Pertahanan yang diharapkan membatu, malah runtuh. Empat gol tambahan bersarang di gawang Garuda Muda.

Ri Kyong-bong di menit 48. Kim Tae-guk menit 60. Ri Kang-rim semenit kemudian. Ju-won Pak melengkapinya di menit 77.

Sampai wasit meniup peluit panjang, Indonesia tidak sekali pun membalas. Skor akhir: 0-6.

Bukan hanya soal kalah. Ini soal diberi pelajaran tentang apa itu sepak bola di level Asia.

Soal kerja keras, disiplin, kekuatan fisik — yang mungkin masih kurang dari kita.

Garuda Muda pulang dengan kepala tertunduk. Tapi dari kekalahan seperti inilah, semangat besar sering lahir. Kalau mau belajar. Kalau mau bangkit.***

Direktur Utama BRI Hery Gunardi Terpilih Menjadi Ketua Umum PERBANAS Periode 2024–2028

0

Bogordaily.net – Direktur Utama Hery Gunardi resmi terpilih sebagai Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (PERBANAS) untuk periode 2024–2028.

Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Anggota PERBANAS yang diselenggarakan pada Senin (14/4/2025) di Jakarta yang turut dihadiri oleh Dewan Kehormatan PERBANAS Agus D.W.

Martowardojo dan Gunarni Soeworo, Badan Pengawas PERBANAS Chatib Basri, Edwin Gerungan dan Nelson Tampubolon serta Ketua Umum PERBANAS periode 2020-2024 Kartika Wirjoatmodjo.

Hery Gunardi sebelumnya memiliki rekam jejak yang cemerlang di industri perbankan nasional dan telah dikenal aktif di berbagai organisasi industri perbankan.

Hery sendiri telah bergabung dengan PERBANAS sejak tahun 2012 dan menjadi Ketua Bidang Organisasi PERBANAS sejak 2020. Selain itu, Hery juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) periode 2021–2024.

Dalam sambutannya sebagai Ketua Umum PERBANAS, Hery menegaskan komitmennya untuk memperkuat peran PERBANAS sebagai wadah strategis bagi industri perbankan nasional.

Ia menyampaikan bahwa PERBANAS bukan hanya organisasi profesi, tetapi juga berperan sebagai jembatan yang efektif dalam menyuarakan aspirasi industri kepada pemerintah dan regulator.

“Dengan amanah ini, saya berkomitmen untuk memastikan agar PERBANAS terus berperan aktif dalam membangun industri perbankan yang profesional, memberikan nilai tambah pada pembangunan ekonomi nasional, serta memberikan kontribusi bagi para stakeholder baik anggota, pemerintah, maupun masyarakat dan lingkungan,” ujar Hery.

Ia juga menambahkan bahwa pondasi kuat yang telah dibangun oleh kepengurusan sebelumnya akan menjadi landasan kokoh bagi PERBANAS dalam menjalankan peran strategisnya sebagai katalis pertumbuhan ekonomi nasional.

Hery Gunardi merupakan bankir multidimensi yang telah memiliki rekam jejak yang panjang di industri perbankan nasional dan telah membentang selama 34 tahun.

Karir Hery dimulai di Bank Bapindo (1991), berlanjut sebagai anggota tim merger pendirian Bank Mandiri (1998-1999), hingga menjadi pengambil keputusan penting di bank plat merah tersebut.

Ia turut membidangi kelahiran PT AXA Mandiri Financial Services (AMFS), perusahaan asuransi joint venture antara Bank Mandiri dan AXA Group Perancis.

Pria kelahiran Bengkulu ini memiliki pengalaman di berbagai posisi strategis. Ia menjabat sebagai Department Head Bank Assurance sekaligus Direktur PMO Pendirian AMFS (2002- 2003), Direktur AMFS (2003- 2006), dan kemudian kembali ke Bank Mandiri menangani Wealth Management sebagai SVP (2006-2008) sambil tetap menjadi Komisaris Utama AMFS.

Di Bank Mandiri, karir Hery terus menanjak. Ia menjabat berbagai posisi direktur, termasuk Direktur Micro & Retail Banking (2013), Direktur Micro & Business Banking, Consumer Banking, Distributions, hingga Consumer & Retail Transaction.

Puncaknya, Ia menjadi Wakil Direktur Utama dan akhirnya Plt. Direktur Utama Bank Mandiri (2020).

Maret 2020 menjadi momentum penting saat Hery mendapat tugas mengawal merger tiga bank syariah milik Himbara (BRISyariah, Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah) menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Wacana merger tersebut sebenarnya telah digagas sejak Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (2015) dan pada 1 Februari 2021, BSI resmi lahir.

Selama menjadi Direktur Utama BSI, Hery mampu membawa bank syariah terbesar di Indonesia tersebut bertransformasi dengan catatan kinerja yang cemerlang. Bahkan, saat ini BSI telah menjadi bank syariah ke-9 terbesar dunia dari sisi kapitalisasi pasar. Puncaknya, pada 24 Maret 2025 yang lalu melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) resmi mengangkat Hery Gunardi sebagai Direktur Utama .***

Skenario Perbaiki Longsor Batutulis, Rp40 Miliar Buka Jalan Baru, Jalan Lama Jadi Taman

0

Bogordaily.net – Skenario perbaikan Jalan sudah diputuskan. Jalan itu tidak akan diperbaiki. Tidak akan difungsikan lagi. Titik.

Gubernur Jawa Barat sudah melihat langsung ke lokasi. Wali Kota Bogor Dedie Rachim mendampinginya.

Keputusan pun diambil cepat: bikin jalan baru saja.

Panjang jalan baru itu kira-kira 200 meter. Dari Sumur 7, langsung tembus ke Jalan Danasasmita. Anggarannya lumayan: Rp 40 miliar.

Yang 30 miliar untuk pembebasan lahan. Setengah dari provinsi, setengah lagi dari kota. Sisanya, 10 miliar, untuk membangun jalan itu sendiri.

Kenapa tidak perbaiki saja jalan lama?

Karena di bawahnya ada mata air. Begitu hasil kajian. Bukan satu, tapi dua lembaga yang bilang begitu: BTP dan Kementerian PUPR.

Kalau dipaksakan, akan longsor lagi. Mau sampai kapan main tambal-tambal?

Jalan lama itu akan dikembalikan ke alam. Aspalnya dikupas. Tanahnya dinaturalisasi.

Ditanami pohon-pohon endemik Bogor. Gubernur menyebutnya: Leweung .

Sebelumnya, beredar video viral: jalan yang longsor itu katanya sudah bisa dilewati. Hoax.

Jalan itu bukan untuk kendaraan lagi. Bukan untuk manusia tergesa-gesa. Jalan itu akan menjadi taman hutan kecil.

Tempat pepohonan berbicara. Tempat tanah bernafas kembali.

Tentu tidak mudah membuka jalan baru. Harus negosiasi dengan warga pemilik tanah. Tidak semua tanah dibebaskan. Hanya secukupnya.

Itu sudah dibicarakan. Pemkot Bogor sudah bertemu dengan para pemilik tanah. Semua harus sesuai prosedur. Semua harus win-win.

, tempat yang penuh sejarah itu, akan punya wajah baru. Satu untuk kendaraan, satu lagi untuk alam. Dua-duanya untuk masa depan.

Itulah skenario perbaikan jalan yang bikin warga pusing karena jarak tempuh makin jauh.***

Diserbu Warga Bogor, Dedi Mulyadi: Longsor Jalan Batutulis Dibangun Ulang Tahun Ini

0

Bogordaily.net – Gubernur Jawa Barat turun dari mobil, belum sempat menjejakkan kaki sepenuhnya, warga sudah berdesakan di sekitar jalan , Bogor Selatan Kota Bogor.

Ada yang minta bersalaman. Ada yang buru-buru mengangkat ponsel untuk selfie. Ada yang hanya teriak dari jauh:

“Bapa aing, KDM! Segera bangun jalan ini!”

Senin, 14 April 2025, Dedi datang ke , Bogor Selatan. Jalan R. Saleh Danasasmita di sana ambruk. Longsor.

Jalan utama itu putus total, membuat warga sekitar setengah terisolasi.

Turun ke lokasi, Dedi langsung melihat bekas longsoran. Lumpur kering. Reruntuhan aspal. Beberapa sepeda motor diparkir melintang, tanda jalan benar-benar tidak bisa dilewati.

Didampingi Wali Kota Bogor Dedie Rachim, Wakil Wali Kota Jenal Mutaqin, Kapolresta Kombes Eko Prasetyo, dan Dandim 0606 Kolonel Dwi Eko Prihanto, Dedi berbicara lantang:

“Tahun ini juga jalan ini dibangun kembali. Lahan akan dibebaskan. 50 persen dari provinsi, 50 persen dari Kota Bogor. Kita sudah sepakat.”

Warga bertepuk tangan. Ada yang bersorak. Ada yang menangis haru.

Dedi lalu berdiskusi sebentar dengan Dedie Rachim. Mereka sepakat: selain membangun jalan baru, kawasan yang ambruk itu tidak akan disentuh lagi. Akan diubah menjadi kawasan hijau. Hutan kecil.

“Bukan jalan lagi. Ini akan jadi paru-paru Kota Bogor,” kata Dedi.

Setelah meninjau jalan, mampir ke situs . Ia melihat bangunan baru: Bumi Ageung. Sebuah museum kebudayaan Sunda yang baru saja berdiri megah di situ.

Dedi tersenyum puas.

“Saya apresiasi. Ini penting. Kota Bogor sudah berhasil mencitrakan sejarah peradaban Sunda. Ini warisan untuk anak cucu kita,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Dedie Rachim menegaskan: proyek jalan baru ini dikebut. Tanah dibebaskan tahun ini juga.

“Nanti jalurnya sedikit dipindah. Harus dicek lagi kontur tanahnya, biar kuat. Akan ada kajian teknis tambahan sebelum bangunannya ditentukan,” jelas Dedie.***