Bogordaily.net – Film Ratu Ilmu Hitam dibintangi oleh Suzanna dan dirilis pada tahun 1981 tersebut merupakan salah satu film horor terseram yang pernah dibuat.
Apalagi yang membintangi juga merupakan sosok legendaris dan terkenal sebagai Ratu Horor Indonesia, bahkan hingga saat ini, setelah bertahun-tahun sang aktris meninggal.
Dikutip dari Yoursay, berikut sebuah ulasan pendek tentang film berjudul sama, Ratu Ilmu Hitam, yang dirilis pada 2019 lalu.
Film ini memiliki judul yang identik, karena memang merupakan terinspirasi untuk menghidupkan vibes film horor yang menjadi raja di era 1980an.
Meski demikian, alur dalam cerita film ini sangat berbeda dengan yang dibintangi oleh Suzanna. Jika di film tahun 1981, plot utama berkisah pada sosok Murni yang sakit hati dan mempelajari ilmu hitam untuk menuntut balas, tidak demikian halnya dengan film Ratu Ilmu Hitam yang versi modern ini.
Dalam film yang ceritanya ditulis oleh Joko Anwar, maestro film horor Indonesia, alur utama dalam filmnya berkisah tentang upaya menyelamatkan diri tiga sahabat beserta istrinya dari terror yang mengancam nyawa mereka.
Film ini sendiri dibintangi oleh Ario Bayu (berperan sebagai Hanif), Hannah Al Rashid (berperan sebagai Ndya), Tanta Ginting (berperan sebagai Anton), dan Miller Khan (berperan sebagai Jefri).
Alur utamanya tentu saja tentang penyelamatan diri dari terror makhluk misterius. Namun, yang menjadikan film bisa dikatakan unggul adalah, efek gore dan mual yang ditimbulkan saat menontonnya.
Meskipun film ini bergenre utama horor misteri, namun dalam film ini ditampilkan banyak sekali adegan yang bisa membuat para penonton mual-mual, bahkan muntah jika tak kuat mental.
Jika sebelumnya sudah menyaksikan film Macabre alias Rumah Dara, pasti sudah tahu kan dalam film tersebut ada banyak sekali adegan kekerasan dan juga memunculkan berbagai scene yang membuat mual.
Nah, di film Ratu Ilmu Hitam versi tahun 2019 ini, akan ada lebih banyak lagi adegan yang membuat kita menjadi kepikiran, walaupun menurut saya pribadi, adegan sadis seperti ini tak berada di ambang tak layak untuk diperlihatkan.
Namun, bagi penyuka jenis film seperti ini, tentu hal ini menjadi sebuah seni dan tontonan yang tersendiri. Bagi yang tidak menyukainya, pasti bakalan kepikiran sampai lama.***