Friday, 2 May 2025
Home Blog Page 37

Kebergantungan Manusia Terhadap AI, Kemajuan Atau Ancaman?

0

Bogordaily.net – Di zaman modernisasi ini teknologi sudah tidak bisa terpisahkan dalam kehidupan manusia, tidak terkecuali dengan artificial intelligence (AI), kecerdasan buatan ini sudah merambah dan digunakan di berbagai bidang. Dari dunia kerja maupun hiburan, hingga sistem AI yang lebih kompleks seperti di bidang informasi, teknologi ini terus berkembang pesat. Namun, di balik kemajuan yang ditawarkan, muncul pertanyaan besar apakah manusia semakin bergantung pada AI? Dan jika iya, apakah ini sebuah kemajuan atau justru menjerumuskan manusia dalam ketergantungan kecerdasan buatan?

AI dalam segala aspek kehidupan

Dalam beberapa tahun terakhir AI melesat dengan sangat cepat, hal ini terbukti dengan banyaknya variasi AI saat ini, hampir semua aspek kehidupan manusia telah tersentuh oleh AI. Dalam dunia industri, robot berbasis AI telah menggantikan banyak tugas yang membutuhkan tenaga manusia, tidak hanya dalam dunia kerja, AI juga telah masuk kedalam kehidupan pribadi manusia.

Asisten virtual seperti Google Assistant dan Siri kini sudah dapat membantu mencari informasi dengan cepat, aplikasi navigator seperti Google Maps membantu masyarakat menemukan rute tercepat ke tujuan, aplikasi Ai seperti Chatgpt kini sering digunakan pelajar untuk mengerjakan tugas secara instan, bahkan di dunia hiburan saat ini AI sudah mampu membuat sebuah musik, gambar, hingga membuat sebuah video.

Karena kebergantungan manusia terhadap AI semakin terlihat jelas dalam kehidupan sehari-hari, pertanyaannya adalah jika manusia semakin terbiasa mengandalkan AI dalam segala hal, apakah mereka masih mampu berpikir dan bertindak secara mandiri?

Dampak dari AI

Tidak dapat disangkal AI memang memberikan banyak keuntungan bagi manusia. Kecepatan, akurasi, dan efisiensi yang ditawarkan AI membantu kita untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan dengan lebih efektif. Namun, di sisi lain, kebergantungan yang berlebihan terhadap AI juga membawa berbagai risiko.

Salah satu resiko terbesar adalah hilangnya kemandirian manusia dalam berpikir dan mengambil keputusan. Jika AI selalu memberikan jawaban atas semua pertanyaan, apakah manusia masih memiliki dorongan untuk mencari solusi sendiri?

Selain itu AI juga berpotensi mengancam lapangan pekerjaan, otomatisasi telah banyak menggantikan pekerjaan manual, jika tidak ada keseimbangan antara manusia dan kemajuan teknologi, pengangguran di sebuah negara akan meningkat secara drastis.

Tidak hanya itu AI juga bisa berpotensi menimbulkan resiko keamanan data dan privasi, mengingat AI memproses dan menyimpan banyak informasi pribadi pengguna.

Solusi atau ancaman

Munculnya teknologi AI yang semakin canggih menimbulkan pertanyaan, apakah AI hanya akan menjadi alat bagi manusia, ataukah pada akhirnya menggantikan peran manusia itu sendiri?

Beberapa pekerjaan telah mulai digantikan oleh AI, seperti kasir swalayan yang digantikan oleh mesin otomatis, atau presenter yang kini bersaing dengan AI dalam menyiarkan konten berita.

Namun, perlu diingat bahwa AI tetaplah alat yang diciptakan oleh manusia. Kemajuan AI bukanlah sesuatu yang bisa dihentikan. Namun, bagaimana manusia menggunakannya akan menentukan apakah AI menjadi solusi atau ancaman.

Jika manusia mampu memanfaatkan AI dengan bijak bukan sebagai pengganti, tetapi sebagai alat bantu maka AI dapat membawa banyak manfaat. Namun, jika manusia terlalu bergantung pada AI tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang, maka AI bisa menjadi ancaman yang mengikis kemandirian manusia.

 

Nurwahyudin
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

Mendaki Santai ke Puncak Bukit Daolong

0

Bogordaily.net – Melakukan kegiatan favorit selalu terasa menyenangkan apalagi jika bersama teman-teman, keluarga, maupun orang terdekat lainnya. Akhir-akhir ini, kegiatan treking bersama orang tersayang kembali digemari oleh banyak orang. Jika mendaki gunung terasa terlalu berat, kamu bisa memulai untuk mencoba mendaki atau treking ke bukit terdekat dari wilayahmu terlebih dahulu. Salah satunya yaitu Bukit Daolong dengan ketinggian 800 MDPL yang berlokasi di Jl. Raya Bojong Koneng, Bojong Koneng, Kec. Babakan Madang, Kabupaten Bogor.

Selain melatih tubuh untuk menghadapi medan pendakian yang sebenarnya, pemandangan dari puncak-puncak bukit di sekitar Bogor tak kalah memanjakan mata, lho.

Pendakian dapat langsung dimulai ketika pendaftaran simaksi sudah dilakukan. Hanya dengan Rp 15.000,00 per orangnya, kamu sudah dapat memasuki jalur pendakian menuju puncak bukit daolong.

Tentunya, pihak pengelola yang ada di basecamp akan menjelaskan secara detail setiap jalur yang akan dilalui, peta menuju puncak juga akan diberikan sebagai petunjuk arah agar setiap pendaki tidak akan bingung dalam menentukan jalur.

Bagi pendaki yang ingin menyewa tracking pole, dapat membayar biaya tambahan sebesar Rp 10.000,00 saja ke warung di dekat basecamp.

Jalur pendakian dimulai dengan medan yang sangat ramah bagi para pemula, masih berupa daratan tanah terkadang sedikit berbatu yang cukup luas. Kamu juga akan melintasi oleh sungai yang menyejukkan mata di awal pendakian.

Setelah beberapa menit, kamu akan segera sampai di Pos Ceker. Pada Pos ini, terdapat pertigaan jalur. Namun, tenang saja karena petunjuk pada peta begitu jelas sehingga kamu akan langsung tahu jalan mana yang harus dilalui.

Tak membutuhkan waktu yang begitu lama, setelah itu kamu akan segera sampai di Pos 1 Dungus Bitung. Pada pos ini kamu akan menemukan warung yang dapat digunakan untuk beristirahat sejenak.

Tak perlu khawatir kehabisan makanan, karena warung tersebut menyediakan berbagai makanan dan minuman. Setelah itu, kamu dapat melanjutkan perjalanan kembali menuju Pos 2 Parapatan Anim.

Sama seperti pos sebelumnya, disana juga terdapat warung kecil yang dapat kamu kunjungi. Setelah itu, kamu akan segera dihadapkan dengan dua pilihan jalur selanjutnya yaitu Jalur Adam Hawa atau Jalur Randu Gede.

Sebelumnya, pihak pengelola telah menjelaskan pada setiap pendaki mengenai karakteristik dari kedua jalur tersebut. Perbedaannya ada pada tingkat kesulitan medannya. Jika melewati Jalur Adam Hawa, jalur disana akan terasa lebih landai dan cocok untuk pemula.

Namun, selama perjalanan di Tanjakan Adam Hawa pendaki tidak dapat melihat pemandangan secara luas karena tertutup oleh pohon-pohon besar. Sementara Jalur Randu Gede akan dimanjakan oleh pemandangan yang indah selama perjalanannya.

Namun, pendaki akan dihadapkan dengan jalur yang curam dan ekstrem. Pihak pengelola akan membebaskan setiap pendaki untuk memilih diantara kedua jalur tersebut, namun ketika perjalanan pulang akan dilarang untuk melalui Jalur Randu Gede. Resiko nya lebih besar jika dilalui untuk perjalanan pulang.

Kami akhirnya sepakat untuk memilih melalui Jalur Adam Hawa. Tak hanya Tanjakan Adam Hawa, pendaki juga akan melewati Tanjakan Kondang jika melewati Jalur Randu Gede setelahnya. Setelah berhasil melewati kedua tanjakan tersebut, pendaki akan langsung disuguhkan dengan pemandangan indah dari atas puncak silala.

Disana juga terdapat warung dan banyak spot berfoto untuk para pendaki yang berkunjung. Dari Puncak Silala ini, kamu sudah bisa melihat perkotaan yang tampak mengecil dari penglihatanmu.

Walaupun begitu, perjalanan belum usai. Kami harus segera melanjutkan perjalanan kembali menuju Puncak Bukit Daolong. Jarak antara Puncak Silala dan Puncak Daolong akan memakan waktu sekitar 15 menit jika berjalan santai.

Trek jalurnya terbilang cukup mudah, karena hampir seluruh tanjakan telah dibentuk tangga-tangga dari batu dan kayu untuk mempermudah pendakian.

Tak terasa, kami akhirnya sampai di Puncak Bukit Daolong. Kalau kamu berhasil sampai di puncak ini, kamu akan segera menemukan ayunan yang begitu ikonik dan sangat cocok untuk spot berfoto yang instagramable.

Tentunya, terdapat warung yang cukup lengkap di Puncak Bukit Daolong ini. Jus Markisa menjadi salah satu menu yang wajib kamu cicipi jika sudah sampai di Puncak Bukit Daolong.

Rasanya begitu menyegarkan apalagi diminum setelah melakukan pendakian yang cukup menguras tenaga. Kami sempat menyantap Mie Instan kuah yang begitu mengobati rasa lelah dan lapar kami.

Pemandangan dari atas Bukit Daolong ini memang sangat menenangkan hati. Dari puncak tersebut, kamu akan dapat melihat dua puncak bukit lainnya dan juga puncak-puncak bukit lainnya dari kejauhan.

Nah, jika kamu masih memiliki cukup tenaga untuk melanjutkan pendakian lainnya, kamu dapat melanjutkan perjalanan sekitar 15 menit untuk sampai di Puncak Gunung Geuger dengan ketinggian 950 MDPL.

Kami sempat menghampiri Puncak Gunung Geuger tersebut dan tentunya pemandangan dari atas sana tak kalah indahnya. Saat itu, angin diatas sana cukup kencang membuat hasil foto bergaya kami tampak tertiup angin.

Rasanya seperti ingin terus berlama-lama disana. Namun, yang perlu diingat ketika melakukan pendakian tektok seperti ini ialah waktu. Jika kamu terlalu lama berdiam di puncak tanpa melihat waktu dan hari terlanjur sore, akan sangat berbahaya melakukan pendakian turun dalam kondisi gelap.

Akhirnya, sekitar pukul 15.00 WIB kami pun segera melakukan perjalanan pulang tentunya dengan hati yang suka cita. Total perjalanan kami selama naik sekitar 2 jam dan perjalanan turun sekitar 1,5 jam. Bagaimana pemirsa? tertarik untuk berkunjung ke Puncak Bukit Daolong?***

Malechha Mutyoro Ichanti Shadavah

Siska Mulyawaty: Berawal dari Rasa Penasaran, Berakhir di Dunia Akademik

0

Bogordaily.net – Nama Siska Mulyawaty mungkin sudah tidak asing bagi mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University, khususnya mereka yang berada dalam program studi Komunikasi Digital dan Media.

Lahir di Sukabumi pada 14 November 1988, Bu Siska tumbuh dalam keluarga yang kental dengan dunia pendidikan. Ayahnya seorang guru, sehingga sejak kecil ia sudah terbiasa dengan ekspektasi tinggi dalam prestasi akademik.

“Masa anak guru nggak dapat ranking?” Candaan itu sering ia dengar, tapi justru membuatnya semakin termotivasi.

Saat SMA, Bu Siska memilih jurusan IPA, karena pada saat itu anak IPA sering dianggap lebih unggul dari jurusan lain. Namun, ketertarikannya sebenarnya lebih condong ke bidang bahasa.

Ia lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-teman dari jurusan Bahasa dibandingkan dengan teman sekelasnya sendiri. Setelah lulus, ia mencoba peruntungan di Hubungan Internasional UNPAD, tetapi belum berhasil.

Justru yang diterima adalah Pendidikan Matematika di UPI, namun karena kurangnya minat, ia memilih untuk tidak mengambilnya.

Akhirnya, ia menemukan passionnya di bidang komunikasi dan mengambil D3 Periklanan Fikom UNPAD. Meski menyukai dunia kreatif di advertising, ia juga tertarik mendalami jurnalistik yang berbasis fakta dan data.

Keinginan ini mendorongnya untuk melanjutkan ke S1 Jurnalistik Fikom UNPAD, hingga akhirnya menyelesaikan keduanya dengan predikat cumlaude.

Meskipun kedua bidang ini memiliki latar yang berbeda, baginya, jurnalistik dan advertising adalah dua bidang yang saling melengkapi, advertising mengasah kreativitasnya, sementara jurnalistik memperkuat daya analisisnya.

Keputusan untuk melanjutkan studi ke S2 di IPB muncul setelah ia menikah dan berdomisili di Bogor. Ia memilih jurusan Komunikasi Pembangunan, didorong oleh ayahnya serta ayah mertuanya yang merupakan seorang dosen.

Agustus 2016 menjadi momen yang selalu diingat dalam hidupnya, ketika ia resmi menyelesaikan pendidikan S2. Tak butuh waktu lama, hanya berselang beberapa bulan, tepatnya pada November 2016, ia mulai mengajar di D3 Komunikasi Sekolah Vokasi IPB University.

Menjadi dosen bukanlah impian yang sejak awal ia rencanakan. Awalnya, ia bertanya-tanya, “Bisa nggak ya?” Namun, setelah dijalani, ia justru menemukan kebahagiaan tersendiri dalam dunia akademik.

Baginya, mengajar bukan sekadar membagikan ilmu, tetapi juga berbagi energi dan semangat dengan mahasiswa. Kini, ia mengampu berbagai mata kuliah di program studi Komunikasi Digital dan Media, namun tidak hanya di prodi komunikasi, ia juga sempat mengampu di berbagai program studi lain seperti Supervisor Jaminan Mutu Pangan (SJMP), Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan (IKN), serta Akutansi (AKN).

Salah satu penelitiannya yang menarik adalah tentang “Efektivitas Website Desa,” yang menjadi topik tesis S2-nya pada 2015-2016.

Saat itu, konsep e-government sedang berkembang pesat, termasuk pengadaan website untuk pemerintahan di berbagai tingkat, mulai dari kementerian hingga desa.

Ia tertarik meneliti bagaimana website di tingkat desa berfungsi, terutama dengan segala keterbatasan seperti anggaran, infrastruktur, dan sumber daya manusia. Penelitiannya dilakukan di Desa Malasari, Kabupaten Bogor.

Selain mengajar, Bu Siska juga kerap terlibat dalam berbagai kegiatan mahasiswa. Ia pernah menjadi juri untuk lomba podcast dan video kreatif, serta menjadi pembicara dalam kegiatan Kampus Desa.

Baginya, interaksi dengan mahasiswa di luar kelas memberikan pengalaman berbeda dan semakin memperkaya sudut pandangnya sebagai pendidik. Kesempatan ini juga membuatnya lebih memahami tantangan yang dihadapi mahasiswa dalam industri kreatif dan komunikasi.

Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan komunikasi digital, Bu Siska melihat banyak peluang sekaligus tantangan. Menurutnya, keberadaan AI dan kemudahan akses informasi harus dimanfaatkan secara bijak.

“Teknologi itu alat bantu, jangan sampai justru menggantikan kreativitas dan ide kita sendiri,” ujarnya.

Tantangan terbesar bagi mahasiswa saat ini bukan hanya memahami teknologi, tetapi juga bagaimana tetap kritis dan inovatif dalam menggunakannya.

Sebagai dosen, Siska Mulyawaty, ingin terus mendorong mahasiswanya untuk berkembang. Ia berpesan agar mereka terus mengasah keterampilan dan tidak takut bereksplorasi.

“Komunikasi itu luas banget, jadi jangan takut untuk eksplorasi dan menemukan bidang yang paling cocok untuk kalian,” pesannya.

Perjalanan karier Siska Mulyawaty, membuktikan bahwa menemukan passion tidak selalu berjalan lurus dan instan. Justru, melalui berbagai eksplorasi dan pengalaman, seseorang bisa menemukan jalan terbaiknya sendiri.

Nurwahyudin
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

 

Kisah Septian Dwi Anggoro, Alumni IPB yang Tembus Karir di OJK Melalui Inovasi dan Dedikasi

0

Bogordaily.net – Septian Dwi Anggoro, S.Ak., M.Ak., Ak., lahir di Bekasi pada September 1996. Beliau merupakan sosok inspiratif yang telah menorehkan prestasi gemilang di dunia akuntansi dan keuangan. Perjalanan pendidikannya membuktikan dedikasi dan kegigihannya dalam meraih ilmu. Semangat belajarnya tercermin sejak beliau memulai pendidikan di SMK Negeri 1 Kota Bekasi pada jurusan akuntansi.

Pada tahap awal pembelajarannya, minat beliau terhadap bidang yang dipelajari belum sepenuhnya tumbuh. Seiring waktu, muncul motivasi yang kuat untuk menunjukkan komitmen dalam memperbaiki capaian akademik.

Semangat tersebut mendorong beliau untuk meningkatkan upaya belajarnya secara konsisten, hingga akhirnya mampu memahami materi dengan lebih optimal. Peningkatan itu terus berlanjut sampai berhasil meraih nilai Ujian Nasional tertinggi di sekolahnya.

Setelah menamatkan pendidikan di SMK, beliau melanjutkan studinya di Program Diploma 3 Akuntansi Insitut Pertanian Bogor (IPB University) dan berhasil lulus dengan predikat Cumlaude.

Semangat belajarnya yang tinggi membawanya melanjutkan pendidikan ke jenjang Sarjana di Universitas Trisakti. Program S1 lanjutan tersebut berhasil diselesaikan dalam waktu singkat, yakni tiga semester dengan memaksimalkan SKS pada delapan mata kuliah di setiap semester.

Perjalanan akademiknya kemudian berlanjut ke jenjang Magister Akuntansi di universitas yang sama, dengan dukungan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi yang membantu kelancaran proses studi.

Selama menempuh pendidikan, sosok yang dikenal gigih tersebut aktif mengikuti berbagai sertifikasi profesi. Gelar S.Ak., M.Ak., dan Ak. kini telah melekat, mencerminkan komitmen dan pencapaian dalam bidang akademik dan profesi akuntansi.

Saat ini, tengah dalam proses memperoleh penyetaraan sertifikasi Associate Certified Public Accountant (ACPA) dan Associate Chartered Accountant (ACA). Dengan usaha yang konsisten, beliau berambisi untuk mendapatkan sertifikasi Certified Public Accountant (CPA) dan Chartered Accountant (CA) penuh yang akan semakin mengukuhkan keahliannya di bidang akuntansi.

Perjalanan karier profesionalnya dimulai sebelum prosesi wisuda dari IPB berlangsung. Hanya satu bulan menjelang kelulusan, tawaran kerja di PT Astra Agro Lestari Tbk. diterima dan dijalani selama hampir lima tahun.

Selama bekerja di Astra, beliau tidak hanya menjadi akuntan, tetapi juga memberikan dan menciptakan suatu produk inovasi untuk perusahaan. Salah satu pencapaiannya yang paling memuaskan adalah menciptakan sistem otomatisasi pelaporan keuangan menggunakan Visual Basic dan Excel yang dapat menarik data Enterprise Data Warehouse (EDW) server secara instan dan cepat.

Sistem ini berhasil diterapkan di 48 anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk., yang menghemat waktu dan meningkatkan efisiensi pelaporan secara signifikan. Sebelum inovasi ini diterapkan, proses pengolahan data di Astra membutuhkan waktu hingga tiga hari.

Namun, berkat sistem yang beliau ciptakan, proses tersebut dapat diselesaikan hanya dalam waktu beberapa menit. Atas kontribusinya, beliau dianugerahi penghargaan Astra Agro Excellence Award (ALEXA). Sebuah pencapaian yang membanggakan, terlebih karena saat itu masa kerja baru memasuki tahun ketiga.

Setelah hampir lima tahun meniti karier dan berkontribusi nyata di sektor industri agribisnis, peluang baru datang dari regulator pemerintah pada industri jasa keuangan yang sangat berbeda dengan pengalaman sebelumnya yaitu di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Melalui program talent scouting, pada posisi saat ini beliau dipercaya menjalankan peran sebagai Analis Junior di bidang Analisis Informasi dan Kerja Sama Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen (PEPK).

Pengalaman di OJK memperluas pemahamannya terhadap dinamika sektor jasa keuangan di Indonesia, termasuk penanganan pengaduan konsumen dan masyarakat di sektor jasa keuangan. Keterlibatannya di OJK juga membuka kesempatan untuk membangun jejaring dengan berbagai industri dan pemangku kepentingan di sektor jasa.

Sampai saat ini, beliau masih aktif berkarir di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terus berkontribusi dalam berbagai tugas dan program yang mendukung penguatan sektor keuangan.

Meskipun telah meraih banyak prestasi, dedikasi beliau tak berhenti pada pencapaian karier. Tokoh inspiratif ini memiliki pengalaman singkat dalam dunia pendidikan antara lain membagikan ilmunya kepada siswa dan mahasiswa melalui program mengajar.

Salah satunya yaitu mengajar di Institut Pertanian Bogor (IPB University), selain itu memiliki pengalaman mengajar di beberapa universitas lain seperti Universitas Maranatha Bandung, Universitas Katolik Santo Thomas di Medan, dan UPN Veteran Jakarta.

Beliau meyakini bahwa pencapaian yang diraih selama ini tidak terlepas dari peran para pendidik dan pembimbing yang telah lebih dahulu memberikan arahan serta motivasi dalam perjalanan hidupnya.

Atas dasar itulah, beliau merasa perlu untuk turut berkontribusi dalam dunia pendidikan. Melalui kegiatan mengajar dan mendampingi mahasiswa, beliau berupaya menyampaikan kembali nilai-nilai dan ilmu yang pernah diterima.

Perjalanan hidup dan pendidikan Septian Dwi Anggoro, diwarnai berbagai tantangan, salah satunya adalah bagaimana mengelola waktu di tengah tanggung jawab sebagai pekerja penuh waktu, mahasiswa, dan juga pengajar. Menjalani ketiga peran tersebut secara bersamaan bukanlah perkara yang mudah.

Namun, tokoh inspiratif ini selalu berpegang teguh pada prinsip bahwa jika seseorang sudah memilih jalan tertentu, maka ia harus bertanggung jawab terhadap pilihannya.

Keberhasilan yang diraih tidak terlepas dari prinsip hidup yang telah ditanamkan sejak usia muda. Beliau percaya bahwa proses dan pembelajaran yang dilalui jauh lebih bernilai dibanding sekadar capaian sesaat.

Pendidikan karakter dari orang tuanya telah membentuk dirinya menjadi pribadi yang tidak mudah bergantung pada orang lain. Kemandirian dan tanggung jawab menjadi bekal utama dalam setiap langkah yang diambil.

Hingga saat ini, Septian Dwi Anggoro ini terus berupaya mengembangkan diri melalui berbagai pelatihan dan sertifikasi tambahan. Di tengah kesibukannya, dirinya tetap aktif mengajar serta membagikan pengetahuan kepada mahasiswa.

Dari seluruh pencapaian yang telah diraih, harapan besarnya adalah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Terutama generasi muda, agar senantiasa berjuang meraih cita-cita. Baginya, makna kesuksesan tidak hanya terletak pada pencapaian pribadi, tetapi juga pada seberapa besar manfaat yang dapat diberikan kepada orang lain.***

Sofwa Nurul Karimah, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

Pemkot Bogor Panen Raya di “Surga Tersisa”, Kolaborasi Menuju Ketahanan Pangan dan Pariwisata

0

Bogordaily.net – Disebut sebagai “Surga Tersisa” di Kota Bogor, Kampung Tematik Agro Eduwisata Organik (AEWO) menyimpan daya tarik tersendiri, baik di sektor pariwisata, pertanian, ekonomi kreatif, maupun kebudayaan.

Dari total luas 23 hektare, AEWO memiliki tiga hektare lahan pertanian padi organik dan dua hektare lainnya sedang dalam tahap pengembangan dan perluasan.

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim bersama Utusan Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani; Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya; Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar), Ni Luh Puspa; Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf), Irene Umar, dan Wakil Menteri BUMN (Wamen BUMN), Kartika Wirjoatmodjo melaksanakan padi di Kelurahan , Kecamatan Bogor Selatan, Kamis (17/4/2025).

Memiliki pemandangan pegunungan yang dikelilingi area persawahan, AEWO dilengkapi dengan fasilitas, seperti bale, kafe, musala, spot foto, toilet, workshop pertanian, wisata trekking, aktivitas memberi makan domba dan lele, dan lain sebagainya.

padi dengan konsep sinergi lintas sektor ini menyatukan unsur pertanian, kebudayaan, ekonomi kreatif, dan pariwisata yang saling mendukung.

Utusan Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani mengatakan bahwa ini bukan hanya tentang memanen padi, tetapi juga memanen ide-ide kreatif.

“Karena ini bentuk kerja sama, semangat, dan kolaborasi semua pihak. Konsep agro eduwisata organik ini luar biasa, kombinasi antara pertanian, pariwisata, ekonomi kreatif, serta kolaborasi antara pusat, daerah, warga sekitar, dan para petani,” ujarnya.

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim menyampaikan rasa syukurnya bahwa Kota Bogor masih memiliki lahan pertanian yang produktif dalam mendukung program pemerintah terkait ketahanan dan kemandirian pangan.

ini dilaksanakan di lahan tiga hektare padi organik, dengan hasil 6,3 ton gabah. Setelah digiling, diperkirakan akan menghasilkan sekitar 3,5 ton beras.

Selain mendukung program presiden dalam ketahanan dan kemandirian pangan, kegiatan ini juga berkaitan erat dengan pengembangan sektor pariwisata.

“Apalagi kalau kita lihat sawah dengan lokasi yang indah, dikombinasikan dengan kafe, biomassa, homestay, dan beberapa kedai yang menjual makanan, ini bagian dari usaha kita untuk mengubah kebiasaan bisnis hospitality yang tadinya bergantung pada kegiatan pemerintah pusat. Sekarang kita jual ke masyarakat dalam konteks pariwisata,” tutur Dedie Rachim.

Dedie Rachim menambahkan, siapapun bisa datang ke sini, konten kreator juga bisa hadir dan melakukan banyak pengembangan wisata lainnya.

Wamenpar, Ni Luh Puspa mengatakan bahwa Mulyaharja merupakan salah satu kelurahan yang memiliki kontribusi besar terhadap sektor pariwisata.

“Seperti yang selalu ditekankan oleh Bapak Presiden, bagaimana ekonomi itu berputar di desa. Dan desa wisata adalah salah satu bukti nyata bahwa ekonomi bisa tumbuh dari desa. Saya apresiasi pengurus desa maupun Pokdarwis di sini yang telah mempromosikan dan menjaga kekayaan alam, surga tersisa di Bogor. Saya rasa ini harus kita jaga bersama,” ujarnya.

Wamendagri, Bima Arya, yang juga merupakan Wali Kota Bogor periode 2014–2024, menyampaikan terima kasih kepada Dedie Rachim yang terus mengembangkan “surga tersisa” di Kelurahan Mulyaharja.

Ia menyebut ini sebagai contoh potensi lokal yang bersinergi dengan program nasional.

“Bukan hanya ada ketahanan pangan, tetapi juga pariwisata, ekonomi kreatif, dan budaya. Ini menggambarkan sinergi dan kolaborasi, tidak hanya antar unsur pemerintah—seperti dinas, camat, dan lurah—tetapi juga dengan berbagai unsur lainnya,” pungkasnya.

ini diawali dengan penampilan tarian Seeng Nyengsreng dari Sanggar Andika, sebuah seni tradisi yang sudah ada sejak zaman Kasepuhan Sunda.

Seeng atau dandang merupakan simbol kesejahteraan dan kemakmuran, sedangkan nyengsreng adalah bunyi air panas yang mendidih saat menanak nasi di atas seeng/dandang tersebut.

Karya tari Seeng Nyengsreng merupakan representasi dari kesejahteraan, kemakmuran, dan kesuksesan dalam hal perekonomian.

Tarian ini juga menjadi wujud apresiasi kepada Wali Kota Bogor, sosok pemimpin yang bijaksana dan berdedikasi tinggi dalam membangun kota.

Selain itu, juga dilaksanakan ritual khusus Mipit Amit Ngala Menta.***

Asik, Nama dengan Awalan Huruf Ini Masuk Jungle Cuma 55 Ribuan

0

Bogordaily.net – Ada yang keren dari Bogor di bulan April ini. Wisata air di kawasan Bogor Nirwana Residence ini memberikan penawaran unik bagi pemilik nama dengan huruf awal tertentu.

General Manager Waterpark Bogor, Firanto mengatakan ada promo April Jungle. Bagi pengunjung yang namanya berawalan huruf A-P-R-I-L-J-U-N-G-L-E bisa medapatkan harga spesial yaitu Rp 55.000,-per orang pada hari Senin – Jumat dari harga normal Rp. 85.000,-per orang, sedangkan pada hari Sabtu – Minggu atau Libur Nasional harga tiket Rp. 65.000,-per orang dari harga normal Rp. 100.000,-per orang, berlaku hingga 30 April 2025.

“Caranya tunjukkan KTP di loket saat kedatangan dan huruf di awal nama harus sesuai dengan KTP. Promo ini hanya berlaku untuk pembelian tiket langsung di loket,” jelas Firanto.

Selain itu, The Jungle kembali menghadirkan promo bagi mereka yang berulang tahun di bulan April. Gratis bagi yang berulang tahun dengan syarat membawa minimal dua orang pendamping. Menunjukkan fotokopi identitas seperti KTP, SIM, Akta Lahir, atau KK di loket tiket. Promo berlaku selama April 2025.

Ada pula Promo Mahasiswa. Promo ini berlaku khusus bagi mahasiswa yaitu Rp 200.000,- untuk 4 orang (Senin-Jumat), Rp 230.000 untuk 4 orang (Sabtu-Minggu dan libur Nasional).

“Syaratnya menunjukan Kartu Mahasiswa saat pembelian tiket dan follow akun instagram @thejunglebogor, satu kartu untuk satu kali transaksi, tidak berlaku double promo,” jelasnya.

“Jika ingin membeli tiket dengan lebih hemat melalui pembelian online bisa juga di website The Jungle atau di link https://ticket.thejungleadventure.com/ , ” kata Firanto.

Selain serunya berenang akan lebih menantang lagi dengan hadirnya wahana Flying Fox. Rasakan sensasi meluncur diatas kolam renang dari ketinggian 12 meter dengan panjang lintasan 85 meter. Wahana ini bisa dinikmati orang dewasa dan juga anak – anak, syaratnya minimal tinggi badan 120 cm dan berat badan 75 kg.

The Jungle merupakan taman rekreasi air yang memiliki banyak wahana diantaranya kolam bernuansa pantai (Jungle Beach), kolam ombak (wave pool), menara seluncur (tower slide), kolam anak (kiddy pool), kolam santai (leisure pool), kolam air hangat (whirpool), seluncur balap (racer slide), fountain futsal, kolam arus (lazy river).

Berbagai fasilitas juga tersedia, termasuk cabana (gazebo), pelampung, loker, ruang ganti dan toilet, sarana ibadah, P3K, ATM, serta foodcourt. Foodcourt The Jungle banyak menyajikan makanan dan minuman yang beragam. Jam operasionalnya adalah dari pukul 09.00 hingga 17.00 wib.

Info lebih lanjut bisa cek di www.thejungleadventure.com, Instagram @thejunglebogor atau telepon (0251) 8212666, WA 0858 8590 2966.***

Dosen IPB Pulang Kampung, Teknologi Cerdas Masuk Desa

0

Bogordaily.net – Warga Desa Pakapasan Girang, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan, mendapatkan wawasan baru mengenai keamanan lingkungan berbasis digital. Hal itu berkat tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) IPB University, menggelar kegiatan pelatihan bertajuk “Teknologi Cerdas Masuk Desa: Penerapan Sistem Keamanan Lingkungan Berbasis Komunikasi Cerdas”, dari program Dosen Pulang Kampung, pada Kamis 17 Maret 2025.

Kegiatan ini dihadiri oleh Dr. Ridwan Siskandar, S.Si, M.Si sebagai narasumber utama. Acara yang diselenggarakan merupakan bagian dari program Dosen Pulang Kampung yang diinisiasi oleh Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) IPB.

Dr. Ridwan Siskandar (kesatu dari kanan) menyampaikan, “Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya sistem keamanan berbasis teknologi. Kami berharap, melalui program ini, warga Desa Pakapasan Girang dapat lebih memahami dan memanfaatkan teknologi dalam menjaga keamanan lingkungan mereka.” Ujarnya.

Eli (Tengah), salah satu peserta terbaik dalam pelatihan tersebut, mengungkapkan kesannya, “Pelatihan ini sangat bermanfaat. Saya merasa lebih percaya diri untuk mengimplementasikan sistem keamanan di lingkungan saya, Selain itu, penjelasan yang diberikan sangat jelas dan mudah dipahami, sehingga saya yakin bisa menerapkannya di rumah.” Tutur Eli.

Sementara itu, Ade Rukman, SPd (ketiga dari kanan), juga memberikan apresiasi terhadap pelatihan ini. Ia mengatakan, “Kami sangat berterima kasih kepada Tim PKM IPB University yang telah memberikan pengetahuan baru kepada kami. Ini adalah kesempatan emas untuk meningkatkan keamanan di desa kami” Ujar Ade.

Kepala Desa Pakapasan Girang, Sudarman, SPd, berharap seluruh warga dapat memanfaatkan ilmu yang didapat dari pelatihan ini agar desa menjadi lebih aman dan nyaman untuk ditinggali. “Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam pengembangan inovasi teknologi di desa-desa lainnya, serta memperkuat kerjasama antara masyarakat dan akademisi” Ujar Sudarman.***

 

Agung Prayudha Hidayat, Dosen Sekolah Vokasi IPB

Artis Cowok Inisial NS yang Ramai di Sidang Cerai Baim Wong dan Paula

0

Bogordaily.net – Ada artis cowok inisial NS yang kini ramai diburu netizen. Bukan, ini bukan soal dugaan korupsi. Tapi soal asmara. Lebih tepatnya, dugaan perselingkuhan.

Nama NS mencuat setelah resmi cerai dari . Sidang demi sidang digelar. Sampai akhirnya, ketok palu: cerai.

Tapi yang membuat perkara ini bergulir menjadi bola liar bukan karena sidang itu sendiri.

Melainkan karena munculnya sosok pihak ketiga. Yang disebut-sebut sebagai alasan retaknya rumah tangga mereka.

Dan yang lebih bikin netizen panas dingin: inisialnya dibocorkan ke publik. NS.

Sosok NS ini belum disebut siapa. Tapi sudah cukup membuat spekulasi berkembang liar di sosial media.

Netizen seperti biasa, berubah jadi detektif. Mencocokkan wajah, mencari potongan foto, mengingat momen di YouTube.

Suryana, Humas Pengadilan Agama Jakarta Selatan, mengatakan bahwa majelis hakim menemukan bukti-bukti yang sahih soal perselingkuhan. Ada dalil. Ada bukti. Dan ada nama yang disebut.

NS.

Majelis hakim pun menyebut Paula sebagai istri nusyuz – istilah yang jarang dipakai dalam perceraian kalangan selebriti.

Artinya, istri yang dianggap durhaka. Yang tidak menjaga kehormatan rumah tangga.

Permintaan nafkah pun ditolak. Rp200 juta untuk nafkah iddah? Tidak dikabulkan.

Rp80 juta per bulan untuk anak? Tidak juga. Nafkah madhiyah sebesar Rp800 juta? Sama. Nol.

Yang dikabulkan hanya satu: mut’ah sebesar Rp1 miliar. Uang pisah. Tapi hanya itu.

Lalu, siapa NS?

Suryana enggan membocorkan identitas lengkapnya. “Perkara belum inkrah,” katanya.

Tapi publik sudah lebih dulu bergerak. Dunia maya bergemuruh. Semua mencari tahu siapa artis cowok inisial NS yang disebut-sebut menjalin hubungan dengan .

Apakah NS akan bicara? Ataukah justru memilih diam dan membiarkan badai ini lewat?

Itu yang belum kita tahu. Yang jelas, saat ini, dua nama kini dikaitkan dalam satu cerita yang sama-sama belum selesai: Paula dan NS.***

Longsor di Bondongan Bogor, Nenek Tertimbun Rumah Ambruk Cucu Terluka

0

Bogordaily.net di Kota Bogor terjadi lagi. Itulah bencana paling mengerikan, karena ia datang diam-diam. Tanpa suara. Dan tiba-tiba: bruk!

Kamis pagi 17 April 2025, satu rumah di bantaran Sungai Cipakancilan, , Bogor Selatan, ambruk.

Seorang nenek, Titin (61), ikut ambruk bersamanya. Tidak sempat lari. Tidak sempat teriak. Tertimbun reruntuhan. Tapi Tuhan masih memberinya napas. Ia selamat.

Sekarang Titin sudah dirawat di RS Vania. Masih dengan selang oksigen di hidungnya. Nafasnya sempat berat. Mungkin bukan hanya karena paru-parunya, tapi juga karena rasa kaget yang belum reda.

Yang membuat hati semakin meringis: cucunya — seorang remaja 13 tahun, Fitria — juga jadi korban.

Ia sedang bersiap-siap sekolah ketika rumah itu rontok. Ia tak ikut tertimbun, tapi puing-puing menghantam kakinya. Sobek. Sepuluh sentimeter panjangnya. Sekarang sedang dioperasi.

Sumardi, dari Tagana Kota Bogor, mengatakan kondisi keduanya kini stabil. “Alhamdulillah, kondisi Bu Titin stabil. Tapi masih butuh oksigen,” katanya.

Fitria, sang cucu, menurutnya juga masih dalam perawatan intensif. Luka di kakinya. Luka yang akan menjadi bekas, dan mungkin cerita, seumur hidup.

Warga yang melihat langsung detik-detik rumah itu hilang bercerita. “Yang tertimbun cuma bibi aja, yang nenek itu,” katanya.

Fitria, katanya, sempat jatuh tapi tidak tertimbun. “Lukanya di kepala sama kaki.”

di Kota Bogor seperti ini bukan baru pertama kali. Dan sepertinya, juga bukan yang terakhir.

Selama rumah-rumah tetap dibangun di tepi sungai dan di atas tebing, selama pohon-pohon terus ditebang, selama saluran air tak diperhatikan.

BPBD pun sudah mengingatkan: warga yang tinggal di bantaran sungai dan lereng-lereng curam, tolong waspada.

Apalagi saat hujan deras. Apalagi di Bogor, kota yang dijuluki kota hujan, tapi kini makin sering dijatuhi tanah.***

Bupati Bogor Rudy Susmanto Gandeng Forum Pemred Dorong Transparansi Pembangunan

0

Bogordaily.net – Pendopo itu teduh sekali tepat hari Kamis, 17 April 2025, di sinilah, Bupati Bogor Rudy Susmanto duduk bersisian dengan , para jenderal informasi: para pemimpin redaksi media di Bogor.

Bukan untuk konferensi pers. Bukan pula untuk seremonial. Tapi untuk sesuatu yang lebih penting: menyamakan napas membangun Bogor.

Rudy datang tanpa pasukan. “Saya tidak bawa tentara,” katanya setengah bercanda.

Tapi pesannya jelas: ia ingin membangun Kabupaten Bogor dengan cara yang baru. Dengan gotong royong, bukan komando. Termasuk dengan media.

Karena ia tahu, membangun kota, apalagi kabupaten sebesar Bogor tidak cukup dengan anggaran dan alat berat.

Butuh narasi. Butuh kepercayaan. Butuh media.

Yang datang pagi itu adalah Bogor. Sepuluh media yang sudah terverifikasi Dewan Pers.

Mereka bukan media karbitan. Mereka lahir dan besar dari rahim Bogor sendiri.

Media yang sudah terverifikasi oleh Dewan Pers.

Ada Pakuan Raya (Pakar) Online, PojokSatu, Ceklissatu.com, Bogor Kita.com, TribunnewsBogor.com, Sewaktu.com, Bogordaily.net, Metropolitan.id, Radar Bogor, dan Pelitabaru.com.

Ketua , Diky Sudrajat, bicara apa adanya. “Kami ingin bersinergi, tapi tidak kehilangan fungsi kritik,” katanya.

Ini kalimat yang sejuk dan tegas sekaligus. Seperti mata air di musim kemarau. Kritik itu tetap penting. Tapi sinergi tak kalah mulia.

Danang Donoroso, sang pembina, bicara dengan nada lebih dalam. Usianya tak lagi muda. Tapi pikirannya tetap tajam.

Ia menitipkan estafet kepada generasi muda pemred. “Media harus tetap menjadi ruang kritik. Tapi juga ruang kolaborasi.”

Bupati Bogor Rudy menyambut baik kehadiran . Ia tahu, jalan panjang yang hendak ia bangun butuh peran semua pihak.

Tahun ini, ia akan buka akses Malasari-Nanggung ke Sukabumi.

Ia juga ingin merampungkan dua lajur Bojonggede-Kemang. Dan, yang lama jadi pembicaraan: jalan tambang Rumpin-Parungpanjang.

Pembangunan fisik memang penting. Tapi membangun kepercayaan, membangun komunikasi, membangun narasi—itu yang justru lebih berat.

Tapi Rudy tampaknya paham itu. Dan Bogor, kali ini, siap membersamainya.

Bukan jadi corong. Tapi jadi cermin. Bukan jadi humas. Tapi jadi mitra.

Babak baru bagi Bogor. Babak di mana pemimpin dan media berjalan berdampingan. Bukan saling curiga. Tapi saling menjaga.***