Bogordaily.net – Rosyda Dianah adalah dosen yang mengabdi di IPB University. Ia lahir pada 29 Juni di Baturaja, Sumatera Selatan, dan tumbuh besar di daerah tersebut. Sebagai anak yang berasal dari luar Bogor, Rosyda memutuskan untuk merantau ke Bogor guna melanjutkan pendidikan tinggi.
Perjalanan hidupnya dimulai di Sumatera Selatan. Meskipun lahir di daerah yang jauh dari ibu kota tidak menyurutkan semangat Rosyda dalam mencapai cita-cita.
Tahun 2001 menjadi langkah awal Rosyda dalam mengejar cita-citanya. Saat itu, ia memutuskan untuk merantau jauh dari orang tuanya dan memulai kuliah di IPB dengan jurusan Manajemen Usaha Boga.
Meskipun bukan pilihan utamanya, keputusan ini terbukti menjadi langkah penting dalam perjalanan hidupnya. Pada awalnya, ia merasa berat karena jurusan tersebut jauh dari impiannya untuk menjadi dokter.
Namun, meski tidak sesuai dengan rencana, Rosyda menerima kenyataan dan menjalani kuliah di jurusan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Setelah setahun menjalani pendidikan di jurusan Manajemen Usaha Boga, Rosyda semakin mantap dengan pilihannya. Ia berusaha memaksimalkan apa yang ada dan berhasil lulus dengan nilai terbaik.
Keberhasilannya ini bukan akhir dari perjalanan akademisnya. Rosyda melanjutkan pendidikan S1 dan S2 di jurusan Gizi Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia, yang sejalan dengan bidang yang telah ia tekuni sebelumnya.
Mengabdi pada kesehatan masyarakat adalah impian Rosyda, meskipun ia melakukannya melalui bidang gizi dan makanan, bukan di ranah pengobatan.
Setelah menyelesaikan pendidikan S1, Rosyda kembali ke IPB University pada tahun 2007 untuk memulai kariernya sebagai asisten dosen.
Tidak ingin berhenti di situ, dua tahun kemudian, ia resmi diangkat menjadi dosen di IPB. Sejak saat itu, Rosyda memilih untuk tetap mengabdi di IPB University, menjadikannya satu-satunya tempat ia mengajar.
Keputusan ini diambil karena Rosyda ingin memberikan kontribusi maksimal dalam dunia pendidikan dan fokus mengembangkan diri sebagai pengajar di satu universitas yang telah menjadi rumah akademisnya.
Komitmen dan dedikasinya pun membuahkan hasil, hingga pada tahun 2022 ia mendapatkan penghargaan sebagai dosen dengan kinerja pendidikan terbaik di Sekolah Vokasi IPB University.
Rosyda terus mengembangkan kariernya di dunia pendidikan dengan menjadi dosen sekaligus mahasiswa S3 di IPB University.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai Koordinator Bimbingan dan Konseling di Sekolah Vokasi IPB University, sebuah posisi yang memungkinkan dirinya untuk lebih dekat dengan mahasiswa dan memberikan bimbingan yang lebih intensif.
Kariernya semakin berkembang, dan ia terus mencari cara untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Rosyda juga ikut berkontribusi sebagai tim dalam pengembangan aplikasi Baby Meal Planner yang didedikasikan untuk membantu ibu-ibu muda, memberikan panduan dalam menyiapkan makanan sehat dan bergizi untuk bayi mereka.
Aplikasi Baby Meal Planner yang ia kembangkan memiliki dua versi: satu untuk bayi usia 6 bulan hingga 1 tahun, dan yang kedua untuk bayi hingga usia 2 tahun.
Aplikasi ini dirancang untuk memberikan panduan kepada orangtua mengenai status gizi anak mereka serta menyediakan menu makanan yang mudah, murah, dan tentu saja bergizi.
Gunanya untuk mengurangi ketergantungan pada makanan instan yang kurang baik untuk kesehatan bayi. Aplikasi ini sudah tersedia untuk platform Android dan masih dalam tahap pengembangan untuk versi iOS.
Pengembangan aplikasi ini tidak hanya didorong oleh kebutuhan masyarakat, tetapi juga oleh keyakinan Rosyda bahwa edukasi mengenai gizi harus dilakukan dengan cara yang mudah diakses, terutama oleh ibu-ibu muda yang mungkin tidak memiliki banyak waktu untuk mencari informasi mengenai nutrisi bayi mereka.
Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan ibu-ibu bisa lebih mudah memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka dalam hal asupan gizi, serta mendukung perkembangan kesehatan si kecil sejak dini.
Selain mengembangkan aplikasi, Rosyda juga aktif dalam pengabdian kepada masyarakat dan fokus pada penelitian tentang gizi masyarakat.
Meski lebih banyak berkecimpung dalam dunia pengabdian daripada riset, Rosyda tetap percaya bahwa pemberdayaan masyarakat melalui edukasi gizi adalah hal yang sangat penting, terlebih dengan kondisi gizi yang masih menjadi masalah besar di Indonesia.
Ia melihat banyak potensi yang bisa digali untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi yang baik.
Bagi Rosyda, perjalanan menuju dunia gizi bukanlah hal yang mudah. Awalnya, ia merasa terbebani karena harus melepaskan impian untuk menjadi seorang dokter, tetapi seiring berjalannya waktu, ia menemukan bahwa jalan yang ia pilih tidak kalah mulia.
Dalam satu kesempatan, ia mengungkapkan, “Di awal, saya merasa berat, tapi setelah satu tahun pertama, saya sadar ini tidak buruk dan saya bisa menjalani ini.”
Hal tersebut membuktikan bahwa meskipun dihadapkan pada tantangan besar, dengan tekad dan semangat, seseorang bisa menemukan kenyamanan dan kebahagiaan dalam menjalani pilihan yang ada.
Rosyda Dianah, juga mengingatkan kepada mereka yang mungkin merasa salah jurusan atau ragu akan pilihan yang telah diambil untuk tidak langsung menyerah. “Kenali dulu jurusan atau bidang yang kamu pilih, jika ada yang tidak suka, anggap itu biasa saja.
Fokuslah pada hal-hal yang kamu sukai dan buatlah tujuan untuk kedepannya. Lakukan yang terbaik, dan hasilnya akan menjadi yang terbaik,” ujarnya. Dengan sikap ini, Rosyda percaya bahwa setiap orang bisa mencapai potensi terbaiknya jika mau berusaha dan terus beradaptasi dengan perubahan.
Motivasi terbesar dalam hidup Rosyda Dianah, adalah orang tuanya. Menyelesaikan pendidikan dengan nilai terbaik menjadi bentuk nyata dari rasa tanggung jawab dan rasa terima kasih kepada orang tua yang telah memberikan dukungan tanpa henti.
Menjadi dosen adalah salah satu cara Rosyda untuk memberikan dedikasi nyata bagi orang tuanya. Posisi yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan ini membawanya ke tempat yang lebih bermanfaat, di mana ia bisa berbagi ilmu dan memberikan dampak positif bagi banyak orang.
Rosyda Dianah adalah contoh nyata dari seseorang yang berhasil menemukan makna hidupnya melalui perubahan dan tantangan yang dihadapi. Meskipun tidak mengikuti jalur yang awalnya diinginkan, ia berhasil mengubah arah hidupnya menjadi lebih berarti dengan memberikan dampak positif melalui pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Dari seorang mahasiswa yang semula bercita-cita menjadi dokter, kini Rosyda telah menjadi sosok Dosen dan Ahli gizi.***
Rifa Tuljanah, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB