Wednesday, 30 April 2025
Home Blog Page 49

Perjalanan Tak Terduga: Dari Keraguan Menuju Cinta di Komunikasi Digital dan Media IPB

0

Bogordaily.net – Saya tidak pernah membayangkan bahwa penyelesaian pendidikan saya akan membawa saya ke Program Studi Komunikasi Digital dan Media (D4) IPB University. Sejujurnya, ini bukan pilihan utama yang saya idamkan dari awal. Saya tidak terlalu menyukai dunia komunikasi digital dan media. Tapi, semakin berjalannya waktu, segalanya berubah.

Perjalanan ini berliku-liku, mulai dari gagalnya SNBP dan SNBT, sampai akhirnya masuk melalui jalur mandiri IPB. Saya awalnya ragu terhadap prodi ini, tapi sekarang saya malah jatuh cinta dengan bidang yang saya pelajari.

Saat masih duduk di kelas 12 SMA Negeri 10 Kota Bogor, saya punya besar sekali impian untuk diterima di perguruan tinggi negeri melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi). Saya berharap diterima tanpa perlu bersaing dengan mengikuti ujian mandiri. Tapi ketika pengumuman tiba, saya membuka hasil pengumuman dengan penuh harap dan hasilnya.. saya tidak lolos.

Kecewa? Pasti…. Tapi saya masih punya alternatif lain yaitu jalur SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes). Saya belajar semaksimal mungkin, menerima tryout beraneka ragam, dan menghabiskan banyak waktu untuk mempersiapkan diri hadapi UTBK. Saya jadi lebih percaya diri dan percaya bahwa kali ini saya berhasil.

Tapi takdir memiliki rencananya sendiri. Saat pengumuman keluar, saya hanya bisa menatap layar laptop dengan hati-hati besar yang mencemaskan dan hasilnya? saya gagal lagi.Saat itu, saya merasa sedih dan Saya mulai kecewa dengan kemampuan saya. Dan waktu itu Teman- teman saya udah banyak yang keterima di universitas Negri yang mereka impian, sedangkan saya masih mencari cari jalan lain. Saya bahkan sempat berpikir untuk mengambil gap year dan mencoba lagi tahun depan lagi.

Di tengah kebingungan dan kekecewaan, orang tua saya menyarankan untuk mencoba jalur mandiri IPB. Awalnya, saya merasa ragu dengan kemampuan saya. Saya tidak ingin sekadar “asal masuk” ke prodi tanpa mempertimbangkan minat dan bakat saya. Namun, setelah mencari tahu prodi yang tersedia, saya menemukan prodi Komunikasi Digital dan Media (D4) IPB University.

Saya awalnya tidak begitu tertarik dengan prodi. Saya lebih suka memilih hal-hal yang berhubungan dengan teknologi dan sains. Namun, saya juga pikir, mungkin ini kesempatan satu-satunya saya untuk tetap masuk ke universitas yang saya mau, terutama IPB University, yang merupakan kampus ternama di Indonesia.

Dan akhirnya, saya memberanikan diri untuk mendaftar dan mulai belajar kembali untuk ujian mandiri. Saya semakin semangat dan saya tidak sebesar saat persiapan ujian mandiri, saya tetap berusaha sebaik mungkin.

Hari ujian pun tiba. Saya mengerjakan ujian mandiri dengan perasaan campur aduk. Saat melihat soalnya yang tampak begitu sulit, saya semakin merasa tidak yakin dengan pilihan ini.Saat ujian dimulai, saya mencoba fokus mengerjakan soal. Beberapa bagian terasa sulit, tetapi saya tetap berusaha sebisa mungkin. Setelah ujian selesai, saya hanya bisa berdoa dan berharap yang terbaik.

Beberapa minggu kemudian, hari pengumuman pun tiba. Dengan tangan gemetar, saya membuka halaman resmi IPB, memasukkan nomor pendaftaran, dan menekan tombol pencarian dan akhirnya….

“Selamat! Anda diterima di Program Studi Komunikasi Digital dan Media (D4) IPB University.”

Saya berhasil masuk kampus yang saya mau! Namun, perasaan saya saat itu masih campur aduk. Saya senang akhirnya diterima di IPB, tetapi di sisi lain, saya masih ragu apakah jurusan ini benar-benar cocok untuk saya apa tidak dan Perlahan, saya mulai menyukai mata kuliahnya. Salah satu momen yang mengubah pandangan saya adalah ketika saya mendapat tugas untuk membuat proyek membuat video pendek. Saya mulai tertarik dengan dunia videografi, desain grafis, dan strategi komunikasi digital.

Tidak hanya itu, saya juga belajar tentang media sosial, analisis data digital, hingga digital marketing sesuatu yang ternyata sangat relevan di era saat ini. Saya pun mulai mengikuti beberapa proyek di luar perkuliahan, termasuk membantu teman-teman dalam membuat konten kreatif dan mengelola media sosial.

Dan sekarang, saya benar-benar menikmati bidang ini. Saya mulai memahami bahwa setiap media memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan dan memengaruhi banyak orang. Komunikasi digital bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa menginspirasi dan mengubah cara pandang orang melalui media.

Kesimpulan dari Perjalanan hidup saya ke IPB University bukanlah perjalanan yang mudah. Saya mengalami kegagalan di SNBP dan SNBT, sempat meragukan pilihan saya, dan hampir menyerah. Namun, sekarang saya sadar bahwa tidak semua yang kita inginkan adalah yang terbaik untuk kita.

Saya belajar bahwa terkadang, kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita rencanakan, tetapi kita bisa belajar mencintai apa yang telah kita pilih. Jika dulu saya melihat prodi ini sebagai pilihan terakhir, sekarang saya melihatnya sebagai peluang besar untuk berkembang dan menciptakan masa depan yang cerah.

Sekarang, saya bangga menjadi mahasiswa Komunikasi Digital dan Media (D4) IPB. Saya siap menghadapi tantangan baru, terus belajar, dan menjadikan bidang ini sebagai bagian dari perjalanan hidup saya.

IPB, saya siap menghadapi masa depan!***

Indra Nur Ramadhansyah Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University

 

Ujian Integritas Publik: Menimbang Penyitaan Aset Ridwan Kamil oleh KPK

0

Bogordaily.net – Kasus penyitaan sepeda motor milik Ridwan Kamil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam dugaan korupsi yang melibatkan Bank BJB menjadi sorotan tajam publik. Langkah ini bukan sekadar tindakan hukum, tetapi juga menjadi sinyal penting bahwa siapa pun, termasuk tokoh publik dengan citra bersih, tidak kebal dari proses penegakan hukum.

Meskipun hingga saat ini belum ada pernyataan resmi bahwa Ridwan Kamil menjadi tersangka, penyitaan terhadap salah satu aset pribadinya mengindikasikan adanya dugaan keterkaitan yang perlu didalami. Tentu, asas praduga tak bersalah tetap harus dijunjung tinggi.

Namun, dalam konteks transparansi publik, keterlibatan nama seorang tokoh sebesar Ridwan Kamil dalam penyelidikan korupsi membuka kembali perbincangan soal pentingnya integritas dalam birokrasi dan pemerintahan.

Bank BJB merupakan salah satu bank pembangunan daerah terbesar di Indonesia, yang berperan penting dalam mendukung pembangunan daerah. Jika benar dana publik yang dikelola melalui institusi ini disalahgunakan, maka dampaknya tidak hanya merugikan negara secara materiil, tetapi juga memperlemah kepercayaan masyarakat terhadap institusi keuangan daerah dan pejabat yang terkait.

Penyitaan kendaraan pribadi dalam konteks hukum pidana bukan hal yang sepele. KPK biasanya akan menyita aset yang diduga berkaitan dengan hasil tindak pidana korupsi atau sebagai alat bantu dalam proses penyidikan.

Oleh karena itu, publik wajar mempertanyakan apakah sepeda motor yang disita memiliki nilai bukti yang signifikan atau justru hanya langkah administratif dalam rangka pelacakan aset.

Apa pun itu, kasus ini menggarisbawahi pentingnya akuntabilitas. Para pejabat publik seharusnya tidak hanya memimpin dengan program kerja yang baik, tetapi juga menjaga integritas pribadi.

Keterbukaan harta kekayaan, konsistensi etika dalam bertugas, serta kesediaan untuk diperiksa secara hukum harus menjadi standar utama. Lebih dari itu, peran media massa dan masyarakat sipil juga sangat krusial dalam menjaga transparansi kasus ini.

Media harus tetap mengedepankan kode etik jurnalistik, tidak buru-buru menghakimi, namun juga tidak ragu menyuarakan kebenaran dan mendesak kejelasan dari pihak-pihak terkait. Masyarakat, di sisi lain, perlu bijak dalam menyerap informasi serta aktif mengawal proses hukum hingga tuntas.

Kasus penyitaan ini sejatinya adalah cermin bagi seluruh pejabat publik di Indonesia bahwa jabatan adalah amanah, bukan tameng dari jerat hukum. Semakin tinggi jabatan yang diemban, semakin besar pula tanggung jawab moral dan hukum yang harus ditanggung. KPK pun diharapkan terus bekerja secara objektif, transparan, dan profesional agar keadilan dapat ditegakkan tanpa pandang bulu.

Di tengah keprihatinan publik terhadap korupsi yang terus terjadi di berbagai lini pemerintahan, kasus seperti ini harus menjadi pelajaran bahwa kepercayaan rakyat bukanlah sesuatu yang bisa dibeli dengan pencitraan semata. Ia dibangun dari konsistensi dalam perbuatan, kejujuran dalam kepemimpinan, dan kesiapan untuk bertanggung jawab di hadapan hukum dan masyarakat.***

 

Oleh: Dena Normalita mahasiswa komunikasi digital dan media sekolah Vokasi IPB

Dr. Pria Sembada: Tak Sekadar Mengajar, Tapi Menanamkan Nilai

0

Bogordaily.net – Dr. Pria Sembada lahir di Jakarta pada 16 Oktober 1988. Pendidikan awalnya di Institut Pertanian Bogor (IPB) memberikan fondasi kuat di bidang Ilmu Peternakan, yang kemudian semakin diperkaya melalui studi lanjutan di SupAgro Montpellier, Prancis.

Dr. Pria Sembada berhasil meraih gelar Doktor dari SupAgro Montpellier tersebut di bidang Ecologie Fonctionnelle et Sciences Agronomiques dengan jurusan Ilmu Peternakan. Dia juga pernah mengikuti Short Course di Melbourne Polytechnic, Australia dengan bidang studi Livestock pada tahun 2018 lalu.

Bagi Dr. Pria Sembada, latar belakang pendidikan yang sejalan menjadi pemicu utama ketertarikannya pada teknologi dan manajemen ternak.

Ia menyadari bahwa kebutuhan manusia akan pangan berkualitas, terutama yang bersumber dari peternakan, harus terus didorong melalui penerapan teknologi mutakhir dan manajemen yang profesional. Ia ingin berkontribusi pada kemajuan peternakan di Indonesia.

Sejak tahun 2012, Dr. Pria Sembada telah mengabdi sebagai dosen di program studi Teknologi dan Manajemen Ternak (TNK) di Sekolah Vokasi IPB.

Keputusan untuk terjun ke dunia pendidikan tidak hanya didorong oleh latar belakang akademis yang relevan, tetapi juga oleh keyakinan bahwa seorang pendidik harus lebih dari sekadar penyampai ilmu.

Beliau percaya bahwa tugas dosen adalah menanamkan nilai-nilai kebaikan, yang nantinya akan menjadi modal berharga bagi para mahasiswa dalam menghadapi dinamika dunia kerja.

Pengalaman selama lebih dari satu dekade di ruang kelas memberikan warna tersendiri dalam perjalanan karier beliau. Selain kegembiraan yang ia rasakan ketika menyaksikan anak didik sukses lulus dan berkiprah di dunia peternakan, ia juga pernah merasakan kekecewaan ketika beberapa mahasiswa memilih untuk berhenti atau mengundurkan diri.

“Melihat mahasiswa yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai kebaikan dalam praktik nyata merupakan kebahagiaan tersendiri. Namun, tantangan muncul saat mereka mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran di lapangan,” katanya dengan tulus.

Selain mengajar, Dr. Pria Sembada juga aktif dalam kegiatan pengembangan kurikulum dan inovasi pembelajaran.

Ia kerap meng-update ilmunya agar tetap relevan dengan perkembangan teknologi dan tren global, sehingga para mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis.

Di luar ruang kelas, Dr. Pria Sembada telah membuktikan dirinya sebagai peneliti dan inovator yang berpengaruh di bidang peternakan.

Penelitian-penelitiannya yang berfokus pada penerapan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan peternakan telah menuai pengakuan di kancah nasional maupun internasional.

Salah satu proyeknya adalah “Black Soldier Fly: Circular Economy for Sustainable Feed, Food, Fuel and Fertilizer in Indonesia” pada tahun 2024.

Selain kegiatan akademis dan penelitiannya, Dr. Pria Sembada juga pernah menjabat sebagai konsultan untuk berbagai lembaga pemerintah dan swasta.

Ia memiliki pengalaman luas dalam memberikan bantuan teknis kepada petani dan masyarakat pedesaan di bidang peternakan dan pengembangan agribisnis.

Pengalaman sebagai konsultan semakin menegaskan reputasinya sebagai pakar di bidang Teknologi dan Manajemen Peternakan, yang mampu mengintegrasikan teori dengan praktik lapangan.

Di balik semua itu, Dr. Pria Sembada tetap memegang prinsip bahwa pendidikan adalah tentang membentuk karakter.

“Sebagai dosen, kita tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai” ungkapnya.

Pesan ini menjadi landasan dalam setiap interaksi beliau dengan mahasiswa, sehingga mereka tidak sekadar memahami teori, melainkan juga mampu mengaplikasikan etika dan nilai-nilai moral dalam setiap langkah mereka.

Dr. Pria Sembada juga menekankan pentingnya untuk selalu mengikuti perkembangan zaman. Dalam dunia peternakan yang terus mengalami perubahan berkat kemajuan teknologi, ia mengajak para mahasiswa dan profesional muda untuk tidak pernah berhenti belajar dan beradaptasi. “Teknologi dalam bidang peternakan akan semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Selama manusia membutuhkan pangan, sektor peternakan akan selalu relevan dan membuka peluang baru,” pesan beliau yang penuh semangat.

Dr. Pria Sembada terus menginspirasi, membuktikan bahwa integritas dan inovasi merupakan kunci utama dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi dunia peternakan di Indonesia.

Dedikasinya dalam mendidik, meneliti, dan berkonsultasi telah membuka jalan bagi transformasi sektor peternakan di Indonesia.***

 

Zhorif Febriansyah, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

Melemahnya Rupiah dan Refleksi Ketahanan Ekonomi Nasional

0

Bogordaily.net – Belakangan ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali menjadi perhatian publik. Pada awal April 2025, kurs rupiah tercatat menyentuh angka Rp16.891 per dolar AS, level terendah yang pernah dicapai dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini bukan sekadar gejolak sesaat di pasar keuangan, tetapi mencerminkan tantangan struktural yang dihadapi perekonomian nasional di tengah tekanan global yang kian kompleks.

Pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik eksternal maupun internal. Dari sisi eksternal, kebijakan suku bunga tinggi yang terus dipertahankan oleh The Federal Reserve sebagai upaya menekan inflasi di Amerika Serikat telah menyebabkan aliran modal global beralih ke dolar AS.

Investor cenderung menghindari aset di negara berkembang, yang dinilai lebih berisiko. Selain itu, ketidakpastian geopolitik, proteksionisme perdagangan, dan perlambatan ekonomi global turut memperburuk sentimen pasar terhadap mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

Sementara itu, faktor domestik seperti defisit transaksi berjalan, kebutuhan impor yang tinggi, serta kekhawatiran terhadap arah kebijakan fiskal turut memberikan tekanan terhadap rupiah. Dalam kondisi ini, intervensi pasar oleh Bank Indonesia memang penting, namun efektivitasnya sangat tergantung pada kestabilan fundamental ekonomi nasional.

Dampak dari pelemahan rupiah sangat luas dan nyata. Kenaikan harga barang impor menjadi beban tambahan bagi masyarakat, terutama dalam memenuhi kebutuhan pokok yang sebagian besar masih bergantung pada komoditas luar negeri. Inflasi berpotensi meningkat, sementara daya beli masyarakat semakin tergerus. Dunia usaha, terutama sektor manufaktur dan industri kecil menengah yang menggunakan bahan baku impor, juga menghadapi tantangan berat dalam menjaga efisiensi dan stabilitas harga.

Namun demikian, kondisi ini juga menyimpan peluang yang patut dimaksimalkan. Dengan nilai tukar rupiah yang relatif lebih rendah, produk ekspor Indonesia menjadi lebih kompetitif di pasar internasional. Pemerintah dapat mengambil momentum ini untuk mendorong ekspansi sektor industri berbasis ekspor, memperkuat hilirisasi, dan mempercepat substitusi impor melalui penguatan industri lokal.

Lebih jauh, pelemahan rupiah seharusnya menjadi refleksi kolektif bahwa ketahanan ekonomi nasional perlu dibangun tidak hanya dari sisi kebijakan makroekonomi, tetapi juga dari penguatan sektor riil, peningkatan produktivitas, dan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pemerintah perlu menjaga kepercayaan investor melalui kebijakan yang konsisten dan transparan, serta memperkuat komunikasi publik agar tidak memunculkan kepanikan yang justru memperparah situasi.

Dalam jangka panjang, stabilitas nilai tukar rupiah hanya dapat tercapai jika fondasi ekonomi Indonesia benar-benar kokoh. Dibutuhkan sinergi antara kebijakan moneter, fiskal, dan sektor riil yang berkelanjutan dan inklusif. Di tengah ketidakpastian global, ketahanan nasional menjadi kunci utama.

Rupiah memang sedang diuji. Namun dengan arah kebijakan yang tepat dan semangat kolaboratif dari seluruh elemen bangsa, Indonesia memiliki potensi besar untuk tidak hanya keluar dari tekanan, tetapi juga bangkit sebagai ekonomi yang lebih mandiri, kuat, dan berdaya saing.***

Rifa Diaz Maulana Kosasih, Program Studi Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University.

“Més que un club” Lebih Dari Sekedar Klub

0

Bogordaily.net – Masa kecil gue selalu dipenuhi dengan kenangan-kenangan yang sulit dilupakan, salah satunya adalah suasana rumah di pagi hari. Gue masih inget banget gimana hiruk pikuk setiap pagi jadi rutinitas yang khas.

Mama sibuk nyiapin sarapan dan bekal buat gue dan kakak gue, sementara Papa selalu jadi yang pertama bangun dan bersiap berangkat kerja.

Kakak gue, seperti biasa, lama banget kalau bersiap-siap, sementara gue sebagai anak bungsu biasanya santai aja di tengah semua kesibukan itu. Dan ritual wajib gue? Duduk di depan TV sambil nonton acara favorit gue.

Tapi ada satu pagi yang beda dari biasanya. Papa tiba-tiba bangunin gue lebih awal, sesuatu yang nggak biasa. Masih setengah sadar, gue bangun dan, seperti biasa, langsung duduk di depan TV.

Gue denger suara gemuruh yang ramai dari TV dan ternyata sedang ditayangkan pertandingan sepak bola Liga Spanyol. Waktu itu, Barcelona lagi main, gue lupa lawannya siapa. Tapi yang pasti, momen itu jadi titik awal gue jatuh cinta sama klub ini.

Gue yang waktu itu lagi suka main bola langsung semangat buat nonton. Dari situ, gue mulai sering minta ke Papa buat nonton bola bareng. Kadang, Papa sengaja bangunin gue tengah malam buat nonton pertandingan.

Dari satu pertandingan ke pertandingan lain, gue mulai mengenal Barcelona lebih dalam. Bukan cuma dari segi pemain atau trofi yang mereka menangkan, tapi dari cara mereka bermain. Filosofi permainan mereka benar-benar unik, sesuatu yang beda dari tim lain.

Tiki-taka, permainan operan cepat dan pergerakan tanpa bola yang indah, bikin gue betah berjam-jam nonton mereka main. Barcelona bukan sekadar tim yang menang atau kalah, tapi tim yang main dengan cara yang bikin gue jatuh cinta sama sepak bola itu sendiri.

Salah satu alasan terbesar gue ngefans sama Barcelona adalah karena GOAT, Lionel Messi. Dari awal dia muncul di Barcelona, gue udah ngeliat aksi-aksi keren nya. Gue coba buat ngikutin perjalanannya dari pemain muda berbakat, jadi bintang utama tim, sampai akhirnya dia pergi dari klub yang udah dia bela bertahun-tahun.

Gue nggak bisa bohong, waktu Messi keluar dari Barcelona, rasanya hampa banget. Seolah ada bagian dari Barca yang hilang, dan gue juga kehilangan sesuatu yang udah lama gue cintai. Tapi bagaimanapun, Messi tetap jadi idola gue, dan dia adalah bagian besar dari alasan kenapa gue mencintai Barcelona.

Tapi jadi fans Barcelona nggak selalu tentang kebahagiaan. Ada satu momen yang sampai sekarang masih membekas di hati gue: kekalahan Barcelona di semifinal Liga Champions melawan Bayern Munchen.

Kalau nggak salah, itu tahun 2012 atau 2013, dan skor agregatnya nyesek banget: 7-0. Gue nonton pertandingan itu bareng Papa, dan jujur, gue nangis. Rasanya nggak percaya Barcelona yang selama ini gue banggakan bisa kalah dengan cara yang begitu menyakitkan.

Papa nggak banyak ngomong, tapi gue tahu dia ngerti perasaan gue waktu itu. Di situ gue sadar, jadi fans bola nggak cuma soal euforia kemenangan, tapi juga soal menghadapi rasa kecewa dan tetap setia.

Tapi kemudian, datanglah era yang bikin gue kembali tersenyum lebar: Trio MSN. Lionel Messi, Luis Suárez, dan Neymar adalah tiga pemain yang rasanya memang diciptakan untuk main bareng.

Gue makin cinta sama Barcelona gara-gara mereka. Tiap pertandingan terasa seperti pertunjukan seni, di mana umpan-umpan mereka begitu magis dan kerja sama mereka nyaris sempurna.

Momen terbaik? Final Liga Champions 2015, di mana Barcelona sukses meraih treble winner. Itu adalah salah satu malam terbaik gue sebagai fans Barca.

Namun, seperti yang gue bilang sebelumnya, jadi fans Barcelona nggak cuma soal menikmati kemenangan. Setelah era keemasan itu, datang masa-masa sulit.

Gue jadi saksi hidup bagaimana Barcelona yang dulu ditakuti, kini jadi klub yang berkali-kali kena comeback di Liga Champions.

Dari kekalahan menyakitkan melawan AS Roma, PSG, hingga Liverpool, semua terasa seperti mimpi buruk yang nggak ada habisnya.

Ngelihat tim kesayangan gue dipermalukan berulang kali rasanya sakit, tapi gue tetap bertahan.

Karena bagi gue, mencintai klub ini bukan soal jumlah trofi yang mereka angkat, tapi tentang perjalanan dan nilai-nilai yang mereka bawa.

Dari kecil sampai sekarang, gue udah ngelewatin banyak fase dalam hidup gue bersama Barcelona.

Dari masa jaya, masa transisi, hingga masa keterpurukan, gue tetap ada. Dan gue yakin, Barcelona suatu hari nanti akan kembali ke puncak.

Sampai saat itu tiba, gue akan tetap di sini, tetap mendukung, tetap bangga jadi fans Barcelona.

Karena bagi gue, mencintai klub ini adalah bagian dari perjalanan hidup gue yang nggak akan pernah gue tinggalkan.

Dan ada satu impian besar yang selalu gue simpan: nonton Barcelona secara langsung di Camp Nou. Gue pengen ada di stadion megah itu, ngerasain atmosfer yang selama ini cuma bisa gue lihat di layar TV.

Denger langsung suara gemuruh Culers yang nyanyiin chant kebanggaan Barca, melihat pemain-pemain Barcelona bertanding di depan mata gue sendiri, dan merasakan euforia kemenangan bersama ribuan fans lainnya.

Gue nggak tahu kapan mimpi itu bakal terwujud, tapi gue yakin suatu hari nanti, gue akan ada di sana, menyaksikan tim yang udah gue cintai sejak kecil berlaga di kandang mereka sendiri.

Sampai hari itu datang, gue akan tetap setia, tetap bangga jadi bagian dari Barcelona. Oh iya, FYI aja gue nulis ini sambil nonton pertandingan barcelona.***

Fakhri Ghani Rahmadani

 

Biografi Deri Riduifana

0

Bogordaily.net – Deri Riduifana lahir di Pacitan pada 16 Juni 1988. Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya menempuh pendidikan di Sekolah Teknik Menengah, sementara ibunya lulusan Sekolah Menengah Pertama. Adiknya telah menyelesaikan pendidikan S2 di bidang Ilmu Komunikasi.

Sejak kecil, Deri telah menunjukkan ketekunan dalam belajar. Ia menempuh pendidikan dasar di SDN 09 Larangan Tangerang, kemudian melanjutkan ke SLTPN 110 Jakarta, dan menyelesaikan jenjang menengah atas di SMUN 90 Jakarta. Selama masa sekolahnya, ia selalu berada di peringkat lima besar di kelasnya.

Setelah lulus SMA, ia melanjutkan studi di bidang akuntansi, mulai dari D3 Akuntansi di IPB Bogor, kemudian melanjutkan ke jenjang S1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti, dan akhirnya meraih gelar magister dari universitas yang sama.

Perjalanan karier Deri dimulai sejak lulus dari D3 Akuntansi IPB pada tahun 2009. Ia diterima bekerja sebagai staf keuangan di sebuah perusahaan distributor farmasi setelah menyelesaikan program magang di tempat yang sama.

Meski ijazahnya belum terbit, perusahaan tersebut langsung menawarkan posisi pegawai tetap karena melihat potensinya. Namun, cita-cita Deri sejak awal adalah bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP).

Setelah menyelesaikan pendidikan S1, ia mulai mencari peluang di berbagai KAP di Jakarta Selatan. Usahanya membuahkan hasil ketika ia mendapat panggilan kerja dan bergabung dengan salah satu KAP.

Deri terus mengembangkan kariernya di dunia akuntansi dengan berpindah ke KAP lain yang menawarkan benefit lebih baik.

Seiring dengan itu, ia pun melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Trisakti dengan harapan dapat memperluas peluang kariernya.

Setelah lulus, ia menargetkan untuk bergabung dengan salah satu firma akuntansi terbesar di dunia, yang dikenal sebagai Big 4.

Ia melamar ke berbagai KAP Big 4 melalui jalur kampus maupun jalur mandiri. Akhirnya, ia diterima di PricewaterhouseCoopers (PwC), salah satu dari empat firma akuntansi terbesar di dunia, dan bekerja di sana selama dua tahun.

Pada tahun 2013, Deri mendapat kesempatan untuk bergabung dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang saat itu baru didirikan. Ia menjadi bagian dari PCS Angkatan 1 dan bertugas di bidang Pengaturan Pasar Modal.

Selama lima tahun bekerja di OJK, ia mendalami berbagai aspek hukum terkait sektor keuangan. Namun, pada tahun 2018, ia memutuskan untuk kembali ke jalur profesional sebagai akuntan publik.

Untuk mewujudkan impiannya menjadi akuntan publik, Deri mulai mengumpulkan berbagai persyaratan guna memperoleh izin Akuntan Berpraktik dan Akuntan Publik. Pada tahun 2018, ia mendapatkan izin sebagai akuntan berpraktik, dan dua tahun kemudian, tepatnya di akhir tahun 2020, ia berhasil mendapatkan izin sebagai akuntan publik.

Dengan izin tersebut, ia mendirikan Kantor Jasa Akuntan (KJA) yang menawarkan jasa penyusunan laporan keuangan dan perpajakan. Selain itu, ia juga mendirikan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk menyediakan jasa audit bagi perusahaan.

Di luar profesinya sebagai akuntan publik, Deri juga terjun ke dunia pendidikan. Ia aktif sebagai pengajar dalam Program Praktisi Mengajar Angkatan 2, 3, dan 4, serta menjadi dosen praktisi di Sekolah Vokasi IPB, di mana ia mengajar mata kuliah Security Control Audit.

Dalam perjalanan kariernya, Deri menghadapi berbagai tantangan. Baginya, tantangan terbesar adalah bagaimana seseorang dapat mengendalikan dirinya sendiri. Konsistensi, kerja keras, dan ketekunan menjadi prinsip utama yang selalu ia pegang. Salah satu pencapaian yang paling membanggakannya adalah keberhasilannya mendirikan KJA atas namanya sendiri, yang kini terus berkembang.

Deri Riduifana kini telah menikah dan memiliki seorang anak. Dalam kesehariannya, ia gemar membaca buku dan berjalan-jalan untuk menambah wawasan. Prinsip hidupnya adalah fokus pada diri sendiri dan selalu bersyukur. Baginya, menjalani hidup dengan nyaman dan penuh rasa syukur adalah kunci kebahagiaan.

Melalui perjalanan hidupnya, Deri ingin menanamkan nilai bahwa kedisiplinan, kerja keras, dan ketekunan adalah faktor utama dalam meraih kesuksesan. Ia berharap kisah hidupnya dapat menginspirasi generasi mendatang untuk terus berusaha dan tidak pernah berhenti belajar demi mencapai impian mereka.***

Dena Normalita

 

Ambisi Apple Dalam Mengembangkan Apple Intelligence

0

Bogordaily.net – Sejak didirikan pada 1976, Apple telah berevolusi dari produsen komputer pribadi menjadi salah satu perusahaan teknologi paling berpengaruh di dunia. Dengan filosofi desain yang menekankan integrasi perangkat keras dan perangkat lunak, Apple menciptakan ekosistem yang kohesif. Inovasi seperti Macintosh (1984), iPod (2001), iPhone (2007), dan Mac berbasis ARM (2020) menjadi tonggak utama dalam evolusi teknologi modern.

Perjalanan Apple dalam Mengembangkan Kecerdasan Buatan
Perjalanan Apple dalam mengembangkan kecerdasan buatan (AI) dimulai pada tahun 2010, saat perusahaan ini mengakuisisi Siri Inc., sebuah perusahaan pengembang asisten virtual berbasis suara. Berdasarkan laporan Business Insider, nilai akuisisi ini ditaksir berada di kisaran $100 juta hingga $200 juta. Ini menjadi pijakan awal Apple dalam ranah asisten digital.

Setahun setelah diakuisisi, Siri resmi diperkenalkan bersama peluncuran iPhone 4S pada 4 Oktober 2011, dan mulai dipasarkan pada 14 Oktober di tahun yang sama. Momen ini menjadi titik awal penggunaan asisten virtual berbasis suara di perangkat seluler. Namun, meskipun menjadi pelopor, Siri justru tertinggal dalam hal kemampuan memahami konteks percakapan, kalah gesit dari pesaing seperti Google Assistant dan Amazon Alexa yang terus menyempurnakan cara mereka berinteraksi secara lebih alami.

Sempat Tersandung Kasus Keamanan Privasi, Apple Kini Justru Berambisi Mengembangkan Apple Intelligence?

Selama ini, Apple dikenal sebagai perusahaan yang sangat menekankan pentingnya privasi pengguna. Namun, reputasi tersebut sempat tercoreng pada tahun 2019 ketika muncul laporan dari The Guardian bahwa rekaman interaksi pengguna dengan Siri ternyata dikirimkan ke kontraktor pihak ketiga untuk dianalisis—tanpa sepengetahuan atau persetujuan langsung dari pengguna. Masalah ini menuai sorotan, terutama karena beberapa rekaman berisi informasi sensitif, seperti percakapan medis dan transaksi keuangan.

Sebagai tanggapan atas insiden tersebut, Apple segera menonaktifkan program grading dan mulai memberikan kontrol lebih kepada pengguna melalui opsi untuk menolak keterlibatan dalam evaluasi performa Siri. Tak hanya itu, Apple juga memperketat kebijakan privasinya dengan menerapkan sistem pemrosesan data langsung di perangkat (on-device processing), guna mengurangi risiko kebocoran data yang bisa terjadi saat data dikirim ke server eksternal.

Mengakhiri polemik yang sempat mencoreng reputasinya, Apple pada Januari 2025 akhirnya sepakat membayar $95 juta untuk menyelesaikan gugatan terkait insiden privasi. Langkah ini diambil sebagai upaya memulihkan kepercayaan pengguna Apple, yang dikenal loyal.

Mampukah Apple Intelligence Mengimbangi Inovasi dan Kecanggihan Pesaing?
Jauh sebelum memperkenalkan Apple Intelligence secara resmi, Apple lebih dulu merilis Core ML pada 2017—kerangka kerja yang dirancang untuk memproses kecerdasan buatan langsung di perangkat, tanpa bergantung pada layanan cloud.

Lalu pada 2020, Apple memperkenalkan chip berbasis ARM seperti A14 Bionic dan M1 yang dibekali dengan Neural Engine guna meningkatkan performa AI langsung di perangkat. Inovasi ini menjadi pijakan penting sebelum akhirnya Apple memperkenalkan Apple Intelligence secara resmi pada 2024.

Pada WWDC 2024, Apple akhirnya melakukan gebrakan besar dengan memperkenalkan Apple Intelligence ke publik. Apple Intelligence mulai dirilis secara bertahap mulai 28 Oktober melalui pembaruan iOS 18.1, iPadOS 18.1, dan macOS Sequoia 15.1.

Apple Intelligence hadir dengan fokus pada personalisasi, efisiensi, dan keamanan, dengan pendekatan hybrid atau proses data ringan ditangani langsung di perangkat, sementara proses yang lebih rumit dikelola lewat Private Cloud Compute yang dilindungi oleh enkripsi tingkat tinggi.

Fitur utamanya mencakup peningkatan kecerdasan Siri yang kini lebih responsif terhadap konteks, alat bantu menulis di Notes dan Mail, serta Visual Intelligence yang memungkinkan pengguna mengidentifikasi objek lewat kamera.

Meski menjanjikan banyak kemudahan, Apple Intelligence hanya bisa dinikmati di perangkat tertentu, seperti iPhone 15 Pro, lini iPhone 16, dan Mac yang menggunakan chip M1 ke atas, dengan minimal 8GB RAM serta dukungan Neural Engine.

Jika dibandingkan dengan GPT-4, Apple Intelligence mungkin masih tertinggal dalam hal performa murni. Namun, Apple mengimbanginya dengan keunggulan pada sisi privasi dan integrasi yang erat dalam ekosistemnya. Apple mengklaim bahwa model server mereka sudah setara dengan GPT-4. Namun, karena banyak proses dilakukan langsung di perangkat, fleksibilitas dalam menangani tugas-tugas kompleks menjadi lebih terbatas.

Masa Depan Apple Intelligence dan Implikasinya bagi Pengguna
Apple Intelligence menandai babak baru bagi Apple dalam dunia kecerdasan buatan (AI). Namun, keberhasilannya akan sangat ditentukan oleh sejauh mana Apple bisa memadukan terobosan inovatif dengan kepatuhan terhadap aturan privasi yang semakin diperketat.

Salah satu tantangan utama datang dari wilayah Eropa, di mana Regulasi Umum Perlindungan Data (GDPR) memperketat pengawasan terhadap praktik perusahaan teknologi. Apple, meskipun dikenal konsisten menjunjung tinggi privasi pengguna, tetap harus menyesuaikan kebijakan dan sistemnya agar sejalan dengan tuntutan regulasi yang kian kompleks.

Selain dari sisi regulasi, persaingan di industri AI juga menjadi ujian tersendiri. Apple mengambil jalur yang lebih konservatif dibandingkan dengan pemain lain seperti OpenAI dengan GPT-4 atau Google dengan Gemini. Pendekatan ini memang menarik bagi pengguna yang mengutamakan keamanan data, tetapi di sisi lain, Apple juga dituntut untuk membuktikan bahwa Apple Intelligence mampu bersaing dalam hal kecanggihan dan fungsionalitas.

Apple Intelligence mungkin bukan AI paling canggih saat ini, tetapi fokusnya pada privasi bisa menjadi keunggulan kompetitif yang membedakannya dari model AI lain yang lebih terbuka.***

Luthfi Raihan Mahdi
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University

 

Evolusi Komunikasi Visual di Era TikTok dan Instagram Reels

0

Bogordaily.net – Di era digital saat ini, komunikasi tidak lagi didominasi oleh kata-kata. Visual telah mengambil alih sebagai bentuk utama dalam menyampaikan pesan, terutama melalui platform berbasis video pendek seperti TikTok dan Instagram Reels.

Dalam hitungan detik, seseorang bisa menyampaikan emosi, opini, bahkan membangun citra diri. Perubahan ini menandai transformasi besar dalam ranah ilmu komunikasi, di mana visual kini tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi menjadi pusat dari proses penyampaian pesan.

Menurut Kress dan van Leeuwen (1996) dalam “Reading Images: The Grammar of Visual Design”, visual memiliki struktur naratif dan simbolik yang memungkinkan pemaknaannya sejajar dengan bahasa verbal. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi visual adalah bentuk komunikasi kompleks yang perlu dianalisis secara kritis, apalagi di tengah gempuran konten audiovisual saat ini.

Komunikasi Visual dalam Era Digital
Komunikasi visual merujuk pada penyampaian pesan menggunakan elemen gambar, warna, gerak, dan simbol (Lester, 2013). Dalam konteks TikTok dan Instagram Reels, elemen ini tidak hanya hadir secara estetis, tetapi menjadi strategi utama untuk menarik perhatian. Waktu durasi yang singkat membuat pengguna harus menyusun pesan secara padat, jelas, dan menghibur, yang seringkali lebih mudah dicapai dengan visual daripada teks.

Bahkan, menurut teori”Dual Coding” oleh Paivio (1971), informasi yang disampaikan dalam bentuk visual dan verbal secara bersamaan akan lebih mudah diingat oleh audiens. Maka tidak heran jika konten TikTok yang menyertakan teks, musik, ekspresi wajah, dan gerakan tubuh—semuanya dalam satu video—lebih kuat dampaknya dibandingkan satu format saja.

TikTok dan Instagram Reels: Arena Baru Komunikasi Visual
TikTok dan Reels telah menjadi media ekspresi utama, terutama bagi Generasi Z. Di sinilah konsep visual storytelling bekerja maksimal. Konten seperti “A Day in My Life”, tutorial singkat, atau before-after transformation bukan sekadar hiburan—mereka mengandung narasi visual yang kuat. Dalam satu video, pengguna bisa membentuk persepsi, memengaruhi opini, hingga menciptakan tren budaya populer.

Sebuah penelitian dari jurnal “Media and Communication” (Anderson, 2021) menyebutkan bahwa 78% pengguna Gen Z lebih tertarik pada konten visual interaktif yang memiliki durasi pendek dan gaya penyampaian yang kreatif. Hal ini menggeser model komunikasi tradisional yang berbasis teks panjang dan formal menjadi komunikasi yang lebih cepat, ringkas, dan menyenangkan secara visual.

Bahkan dalam konteks pemasaran, perusahaan kini berlomba membuat “reels-friendly content” agar bisa menjangkau konsumen muda. Ini menjadi bukti bahwa komunikasi visual bukan hanya soal estetika, tapi juga strategi komunikasi yang serius dan terencana.

Dampak Sosial dan Kultural dari Dominasi Visual
Dominasi visual dalam komunikasi sehari-hari membawa dampak signifikan, baik positif maupun negatif. Di satu sisi, komunikasi visual memperluas akses terhadap informasi dan ekspresi diri. Namun di sisi lain, muncul tantangan seperti misinformasi visual, manipulasi citra diri, dan tekanan sosial akibat standar visual tertentu di media sosial.

Menurut Jean Baudrillard dalam teorinya tentang “simulacra”, masyarakat modern kini cenderung lebih percaya pada representasi visual daripada realitas itu sendiri. Di TikTok, misalnya, narasi yang dibangun dalam 15 detik bisa lebih dipercaya daripada penjelasan ilmiah berdurasi 5 menit. Fenomena ini memperlihatkan bagaimana visual telah mengambil alih peran besar dalam membentuk persepsi publik.

Era TikTok dan Instagram Reels telah mendorong revolusi dalam cara manusia berkomunikasi. Komunikasi visual kini menjadi alat utama dalam menyampaikan pesan, membentuk opini, dan bahkan membangun citra diri. Bagi ilmu komunikasi, fenomena ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk terus mengembangkan pendekatan-pendekatan baru dalam menganalisis bentuk komunikasi yang semakin visual dan cepat.

Dengan memahami struktur, makna, dan dampak komunikasi visual, kita tidak hanya menjadi konsumen pasif dari konten digital, tetapi juga partisipan aktif yang sadar akan kekuatan pesan yang kita sampaikan melalui layar kecil di genggaman.***

 

Rifa Diaz Maulana Kosasih, Program Studi Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University.

Menyusuri Bogor dari Kebun Raya hingga Sempur

0

Bogordaily.net – Pagi itu, Bogor menyambutku dengan udara sejuk dan gerimis tipis seperti biasa. Kota hujan ini memang selalu menawarkan kesejukan yang membuat siapa pun betah berlama-lama. Aku sudah menyiapkan rencana perjalanan untuk menjelajahi beberapa tempat ikonik di Bogor, mulai dari Kebun Raya, Jembatan Merah, hingga kawasan Sempur. Dengan semangat, aku memulai petualangan ini dari tempat yang paling terkenal yaitu Kebun Raya Bogor.

Perjalanan dimulai dari kosku yang berada di daerah Jl. Kolonel Enjo Martadisastra. Aku berjalan kaki menuju jalan utama, menikmati udara pagi yang masih segar. Jalanan belum terlalu ramai, hanya sesekali kendaraan melintas, dan suara burung-burung kecil yang berkicau dari pepohonan di pinggir jalan menambah suasana tenang. Setelah sampai di halte angkutan kota, aku menunggu angkot dengan nomor seri tujuh yang akan membawaku menuju Kebun Raya.

Perjalanan dengan angkot terasa menyenangkan. Dari jendela, aku melihat deretan toko kecil yang mulai membuka usahanya, beberapa pedagang kaki lima mulai menggelar dagangan mereka, dan para pekerja yang bergegas menuju tempat kerja. Ada kesibukan yang khas di kota ini, namun tetap terasa santai dibandingkan hiruk-pikuk ibu kota. Setelah beberapa menit, aku tiba di dekat Kebun Raya dan berjalan kaki sebentar hingga sampai di gerbang utama.

Begitu memasuki gerbang Kebun Raya Bogor, aroma tanah basah dan dedaunan segar langsung menyambutku. Kebun Raya yang didirikan sejak 1817 ini adalah paru-paru kota yang menampung ribuan spesies tanaman dari berbagai penjuru dunia. Sambil berjalan di antara pepohonan raksasa, aku merasa seperti melangkah ke dalam museum hidup. Langkahku melambat, menikmati suasana hijau yang menyegarkan mata.

Salah satu bagian yang menarik perhatianku adalah pohon raksasa yang dikenal dengan nama “pohon jodoh.” Konon, pasangan yang berdiri di bawah pohon ini akan memiliki hubungan yang langgeng. Meskipun hanya mitos, banyak pengunjung yang tak ingin melewatkan kesempatan untuk berfoto di sana. Aku pun tak mau ketinggalan, dan dengan bantuan seorang pengunjung lain, aku mengabadikan momen di bawah pohon legendaris ini.

Lalu, aku berjalan menuju Istana Bogor yang terletak di dalam area kebun. Dari luar pagar, aku bisa melihat bangunan bersejarah ini berdiri megah dengan halaman yang luas. Sayangnya, istana ini tidak dibuka untuk umum, tetapi aku tetap bisa menikmati pemandangan rusa-rusa yang berkeliaran bebas di halamannya.

Mereka tampak jinak dan sudah terbiasa dengan manusia. Jika ingin berinteraksi dengan rusa-rusa, pengunjung dapat merasakan pengalaman memberi makan rusa melalui luar kebun raya yang dibatasi oleh pagar. Beberapa anak kecil tampak berseru girang saat rusa-rusa itu menghampiri mereka untuk mengambil wortel yang mereka sodorkan.

Setelah puas menikmati keindahan Kebun Raya, aku melanjutkan perjalanan ke Jembatan Merah. Jembatan ini berada tak jauh dari area kebun dan merupakan salah satu ikon bersejarah di Bogor. Warnanya yang mencolok menjadi daya tarik tersendiri di tengah kota yang didominasi oleh nuansa hijau dan abu-abu. Langkahku semakin cepat karena penasaran ingin melihat langsung keunikan jembatan ini.

Menurut cerita, jembatan ini menyimpan banyak kisah, termasuk sejarah kolonial yang mewarnai Bogor. Konon, dahulu jembatan ini menjadi saksi bisu peristiwa tragis saat masa penjajahan Belanda. Kini, jembatan ini lebih sering digunakan sebagai tempat bersantai dan berfoto oleh warga maupun wisatawan. Aku berdiri sejenak di tengah jembatan, menikmati lalu lalang kendaraan dan pejalan kaki di bawahnya. Dari sini, aku bisa melihat pemandangan yang mengingatkanku pada suasana kota tua di Semarang yang masih mempertahankan jejak masa lalu di tengah modernisasi.

Setelah puas berfoto dan menikmati suasana, aku melanjutkan perjalanan ke destinasi terakhirku hari ini, yaitu kawasan Sempur. Terletak di dekat Kebun Raya, Sempur merupakan ruang terbuka hijau yang menjadi tempat favorit warga untuk berolahraga atau sekadar bersantai. Saat aku tiba di sana, banyak orang sedang berlari di jogging track, bermain skateboard, atau duduk menikmati suasana sore yang sejuk. Kawasan Sempur juga memiliki fasilitas olahraga yang tergolong lengkap, beserta area taman bermain untuk anak-anak, jadi orang tua tidak perlu khawatir jika anaknya merasa bosan.

Aku lalu memutuskan untuk duduk di salah satu bangku taman dan menikmati suasana sekitar. Anak-anak tampak ceria bermain di area taman, sementara beberapa orang tua duduk berbincang sambil menikmati jajanan yang dijual di sekitar kawasan ini. Aku sendiri memilih untuk membeli sepotong roti unyil yang terkenal di Bogor, ditemani segelas susu jahe hangat. Roti unyil ini memang selalu menjadi favorit karena ukurannya yang kecil dan rasanya yang lezat. Setiap gigitan menghadirkan kenikmatan tersendiri, apalagi dinikmati di udara sejuk seperti ini.

Di kejauhan, Gunung Salak tampak samar-samar tertutup kabut, menambah keindahan latar belakang kota ini. Aku menghela napas panjang, meresapi suasana. Bogor memang tak pernah gagal menyuguhkan pesona yang membuat siapa pun ingin kembali lagi. Hari mulai beranjak gelap, lampu-lampu kota mulai menyala satu per satu, dan perlahan suasana menjadi lebih tenang. Aku pun harus mengakhiri perjalanan ini. Dengan langkah santai, aku meninggalkan Sempur dan kembali ke kos, membawa banyak kenangan indah dari kota yang selalu terasa seperti rumah.***

 

Dena Normalita mahasiswa komunikasi digital dan media sekolah Vokasi IPB

Kebakaran Hebat di Leuwiliang, Toko Petasan dan Minimarket Ludes Dilalap Api

0

Bogordaily.net sebuah toko mainan juga petasan, serta satu minimarket sekitar kawasan Pasar , Kabupaten Bogor, pada Minggu malam, 13 April 2025.

Insiden ini membuat warga sekitar panik. Pasalnya, saat api mulai membesar, terdengar suara letupan keras dari kembang api yang tersulut di dalam toko.

Ledakan kembang api bahkan mengarah secara acak, membuat situasi semakin berbahaya dan menantang petugas pemadam yang berupaya mendekati titik api.

Menurut informasi dari BogorSiaga, tim pemadam sempat mengalami kesulitan saat awal penanganan karena tembakan kembang api yang membahayakan.

Namun, pada pukul 19.55 WIB, Command Center menerima laporan bahwa situasi sudah masuk tahap pendinginan. Api berhasil dijinakkan sebelum merembet ke bangunan lain di sekitar lokasi yang cukup padat.

Video amatir yang beredar menunjukkan suasana mencekam saat petasan terus meledak, disertai asap tebal dan kobaran api besar yang membumbung tinggi ke udara.

Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan korban jiwa. Namun kerugian materi diperkirakan cukup besar mengingat toko yang terbakar berisi banyak barang mudah terbakar dalam jumlah besar.

Pihak berwenang masih menyelidiki penyebab pasti . Masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menyimpan dan menjual barang-barang berisiko tinggi seperti petasan, apalagi menjelang perayaan Lebaran.***