Monday, 12 May 2025
Home Blog Page 61

Kemenkop Dukung Pengembangan Ekonomi Umat di Pesantren Melalui Percepatan Pembentukan Kopdeskel Merah Putih

0

Bogordaily.net – Kementerian Koperasi (Kemenkop) kembali mempercepat pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih, melalui sosialisasi terkait pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 tahun 2025 di berbagai daerah di Indonesia.

Sosialisasi tersebut melibatkan berbagai tokoh penting, termasuk perwakilan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan, Wakil Bupati Ogan Ilir, Anggota Dewan, dan pimpinan Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya.

Wakil (Wamenkop) Ferry Juliantono mengatakan, Kepala Desa dari berbagai wilayah memberikan komitmen kuat untuk segera membentuk Kopdeskel Merah Putih termasuk di Kabupaten Ogan Ilir. “Langkah ini diharapkan dapat mengakselerasi proses pembentukan koperasi yang akan memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi lokal,” ujarnya dalam kegiatan peresmian Gedung BMT, sekaligus Sosialisasi Pembentukan Kopdeskel Merah Putih dan Panen Kebun Koperasi Ponpes Al-Ittifaqiah Indralaya, Sumatera Selatan, Rabu (16/4/2025).

Tidak hanya itu, diskusi yang menghadirkan puluhan Kepala Desa ini juga membahas rencana pengembangan koperasi desa yang mencakup sektor kebun, pertanian, peternakan, dan bahkan pendirian pabrik pupuk organik. “Dengan dukungan kuat dari Pemprov, diharapkan model bisnis koperasi pondok pesantren Al-Ittifaqiah dapat menjadi teladan dalam pengembangan usaha ekonomi di lingkungan sekitar,” harap Ferry.

Wamenkop menyampaikan pondok pesantren (ponpes) menjadi sentral atau figur penting di masyarakat khususnya di pedesaan karena hubungan kekerabatan antara masyarakat dengan para kiai di ponpes. Tentu hal ini memberikan kontribusi yang sangat baik dalam rangka percepatan pembentukan Kopdeskel Merah Putih.

Ia menegaskan, proses pembentukan Kopdeskel Merah Putih akan melibatkan tahapan penting seperti pelaksanaan musyawarah desa/kelurahan untuk memastikan partisipasi dan dukungan dari seluruh komunitas, termasuk di Provinsi Sumatera Selatan dalam waktu yang tidak lama.

Wamenkop memastikan, dengan kerja sama yang solid dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan koperasi ini dapat segera terbentuk dan beroperasi dengan sukses untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di wilayah tersebut.

“Pemerintah berharap, melalui pembentukan Kopdeskel Merah Putih, akan terjadi peningkatan partisipasi anggota koperasi, pertumbuhan ekonomi di tingkat desa, dan pengurangan praktek keuangan yang mencekik dan merugikan masyarakat, seperti rentenir,” harapnya.

Di kesempatan yang sama juga dilakukan peresmian gedung Baitul Maal Wat (BMT). BMT adalah lembaga keuangan mikro syariah dan sebagai wujud nyata koperasi syariah yang menggabungkan prinsip ekonomi islam dengan struktur dan semangat koperasi. Sekaligus dilakukan panen kebun dari Koperasi Ponpes Al-Ittifaqiah, yang membuktikan bahwa koperasi bukan wacana, tapi jalan nyata membangun ekonomi umat dari bawah.

Sementara itu, Wakil Bupati Ogan Ilir Ardani melaporkan, saat ini, koperasi yang aktif di Ogan Ilir berjumlah 147. Sekitar 60 persennya diharapkan bisa dikembangkan menjadi Kopdeskel Merah Putih. Sedangkan sebesar 40 persennya dibutuhkan revitalisasi terkait peningkatan kinerja untuk pembentukan Kopdeskel Merah Putih, dan sisanya dibentuk baru.

“Pondok pesantren Al Ittifaqiah sudah memberikan contoh nyata untuk pembentukan Kopdes merah putih dari pondok pesantren. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa kegiatan serta program yang telah dijalankan Koperasi Ponpes Al Ittifaqiah. Kami terus butuh dukungan dari Kementerian Koperasi,” ucap Ardani.

Mudir Pondok Pesantran Al-Ittifaqiah KH.Mudrik Qori turut mengapresiasi Kemenkop yang selalu mendukung pengembangan usaha koperasi pondok pesantren.

“Ada 15 calon Kopdeskel Merah Putih dari 3 kecamatan. Meliputi, Kecamatan Indralaya Selatan, Utara, Indralaya Induk. Serta 10 Kopdes Merah Putih di pondok pesantren yang siap dibentuk,” sebutnya.

Terdapat 20 jenis usaha yang dijalankan pesantren yang dimana badan usahanya milik yayasan juga yaitu dari musik, sound system, kantin, warung, merchandise, travel umroh haji dan lainnya. “Kalau untuk BMT melayani usaha simpan pinjam sekaligus juga pembiayaan dan sudah banyak membantu SDM Al Ittifaqiah sendiri. Kemudian, koperasi pondok pesantren Al-Ittifaqiah memiliki sawit 50 hektare (ha), yang perlu di-replanting. Koperasi juga mempunyai kebun singkong, peternakan ikan, sapi, tenun, hingga usaha racikan kopi yang berkualitas,” ucapnya.***

Gubernur Jabar Minta Pemkot Bogor Revisi Desain Museum Bumi Ageung Batutulis

0

Bogordaily.net – Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi, melalui Sekda Jabar, Herman Suryatman, meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk merevisi desain pembangunan kawasan dan menyesuaikannya dengan rencana pemanfaatan sebagai Museum Pakuan Padjajaran.

Merespons arahan orang nomor satu di Jawa Barat, Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyatakan kesiapannya untuk segera menyiapkan Detailed Engineering Design (DED) pada tahun ini, serta melaksanakan penyesuaian desain untuk pembangunan kembali pada tahun anggaran 2026.

“Gubernur Jawa Barat juga berkomitmen untuk membantu pembiayaan pembangunan museum yang diproyeksikan akan memperkaya objek wisata sejarah di Kota Bogor dan Jawa Barat pada umumnya,” ujar Dedie Rachim usai menghadiri penandatanganan MoU antara Pemprov Jawa Barat dan Kejati Jabar di Gedung Pakuan, Bandung, Selasa (15/4/2025).

Dalam kunjungannya ke Kota Bogor, Dedi Mulyadi mengapresiasi langkah Pemkot Bogor yang menunjukkan semangat tinggi dalam mewujudkan pembangunan Museum Pajajaran.

Meski belum terwujud sepenuhnya, langkah menuju ke sana telah dibuktikan melalui kehadiran kawasan .

Hal ini disampaikan Dedi Mulyadi saat diajak melihat langsung Situs Prasasti Batutulis dan oleh Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim.

“Semangat membangun museum sudah luar biasa. Tinggal nanti diberi sentuhan arsitektur agar lebih mengesankan sebagai sebuah museum sejarah masa lalu,” puji Dedi Mulyadi di lokasi Situs Prasasti Batutulis, usai meninjau lokasi longsor di Jalan Saleh Danasasmita yang tidak jauh dari situs tersebut, Senin (14/4/2025).

Ia juga memberikan masukan untuk bangunan pelindung Prasasti Batutulis yang saat ini dikelola oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IX Jawa Barat, UPTD Kementerian Kebudayaan, agar disesuaikan dengan karakteristik situs Batutulis itu sendiri, sehingga memiliki nilai estetika dan sejarah yang lebih kuat.

“Karena bangunannya saat ini belum menunjang sebagai bangunan kebudayaan. Kalau diperbolehkan oleh Kementerian Kebudayaan, saya akan bangun tahun ini juga, dengan desain arsitektur yang disesuaikan dengan peradaban Sunda,” ujarnya.

Setelah kunjungan ini, pihaknya juga akan melibatkan tim ahli geologi, ahli bahasa, ahli sejarah, dan filolog untuk menyusun buku yang dapat menjelaskan Batutulis secara akademis.

“Sehingga saat kita berkunjung ke tempat bersejarah, kita bisa memahami bahwa dulu pernah ada peradaban. Raja dilantik dengan membuat tulisan di batu yang abadi. Ini menunjukkan bahwa orang Sunda punya leluhur yang cerdas, pintar, dan hebat pada masanya,” ungkapnya.

Dengan begitu, ke depan siapapun yang menjabat sebagai wali kota maupun wakil wali kota diharapkan dapat menjelaskan sejarah peradaban Sunda dan Pakuan Pajajaran dengan baik kepada masyarakat.***

Zenal Abidin Kecam Pelaku Kekerasan Seksual, Dukung Polresta Jatuhkan Hukuman Berat

0

Bogordaily.net – Wakil Ketua II DPRD Kota Bogor, H. mengecam keras kasus yang kembali terjadi di Kota Bogor.

Kali ini korbannya merupakan kakak beradik yang menjadi sasaran nafsu bejat pamannya sendiri.

Ia meminta agar kasus yang saat ini sudah ditangani oleh Polresta Bogor Kota agar bisa diselesaikan dan pelaku dijatuhi hukuman seberat-beratnya.

“Ini adalah kabar duka yang sangat menyayat hati. Saya secara pribadi mengecam keras tindakan pelaku dan meminta Polresta agar menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada pelaku,” kata Zenal, Rabu 16 April 2025.

Zenal pun meminta Pemerintah Kota Bogor agar bergerak cepat menjemput bola dengan memberikan pendampingan hukum dan pendampingan moril melalui unit PPA.

Zenal juga menyampaikan bahwa saat ini DPRD Kota Bogor tengah menggodok Raperda tentang Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan.

Raperda ini memiliki tujuan untuk menciptakan landasan hukum keamanan dan kesejahteraan bagi perempuan di Kota Bogor. Karena perempuan di Kota Bogor masih rentan menjadi korban diskriminasi dan kekerasan.

“Perempuan mempunyai harkat dan martabat yang sama dan setara dengan laki-laki sehingga perempuan harus dihargai, diakui, diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri, dan dilindungi. Saat ini, dalam kehidupan bermasyarakat, perempuan masih menjadi kelompok yang rentan terhadap berbagai kekerasan dan perlakuan diskriminatif lainnya,” jelas Zenal.

Untuk diketahui, kasus ini terjadi di Cilubang, Kecamatan Bogor Barat. Pelaku pencabulan, A (49) sudah berhasil diamankan oleh aparat kepolisian pada Senin 14 April 2025.

Aksi bejat pelaku terkuak setelah korban mengadukan kejadian tersebut kepada istri pelaku.

Korban mengaku sudah mengalami sejak 2018 dan salah satunya pun kini diduga mengalami kehamilan.

“Si korban bercerita kepada istri si pelaku ini. Pada hari kemarin tidak dilakukan tapi korban mengadu kepada istrinya,” kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi Nugroho.***

Ibnu Galansa

Lirik Lagu OST Film JUMBO – Selalu Ada di Nadimu

0

Bogordaily.net kini tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta film Indonesia. Tidak hanya karena jalan ceritanya yang menyentuh dan visual yang memukau, tetapi juga karena kehadiran lagu-lagu Original Soundtrack (OST) yang berhasil mencuri perhatian para pendengar.

Salah satu lagu yang paling banyak dibicarakan adalah “Selalu Ada di Nadimu” yang dibawakan oleh penyanyi ternama ().

Seiring popularitas film yang terus meroket, lagu “Selalu Ada di Nadimu” pun turut menjadi sorotan. Lagu ini tak hanya menyajikan melodi indah dan suara khas yang merdu, tetapi juga menyimpan kejutan menarik dalam liriknya.

Yang membuat lagu ini begitu spesial adalah struktur liriknya yang unik. Setiap bait lagu diawali oleh sebuah huruf yang bila disusun akan membentuk kalimat penuh makna: “Kami akan selalu ada di nadimu.”

Kalimat ini seolah menjadi pesan tersembunyi dari film dan musiknya kepada para penonton.

Film sendiri merupakan karya dari Ryan Adriandhy, dan dirilis oleh rumah produksi Visinema Pictures.

Hingga kini, film ini telah berhasil menarik perhatian lebih dari 3,5 juta penonton di seluruh bioskop Indonesia dikutip dari akun Instagram resmi @visinemaid.

Lirik Lagu OST Film – Selalu Ada di Nadimu

Original Soundtrack (OST)nya diunggah melalui saluran YouTube IT’S ME pada Jumat, 21 Maret 2025 lalu.

Lagu ini sukses membuat banyak pendengar terbawa emosi, apalagi dengan kekuatan vokal khas yang penuh penghayatan.

Kala nanti badai ‘kan datang
Angin akan buat kau goyah
Maafkan, hidup memang
Ingin kau lebih kuat

Andaikan, saat itu datang
Kami tak ada menemani
Aku ingin kau mendengar
Nyanyianku di sini

Sedikit, demi sedikit
Engkau akan berteman pahit
Luapkanlah saja bila harus menangis
Anakku, ingatlah semua
Lelah tak akan tersia
Usah, kau takut pada keras dunia

Akhirnya takkan ada akhir
Doaku agar kau selalu
Arungi hidup berbalut senyuman di hati

Doaku agar kau selalu
Ingat bahagia meski kadang hidup tak baik saja

Nyanyian ini bukan sekedar nada
Aku ingin kau mendengarnya
Dengan hatimu bukan telinga
Ingatlah ini bukan sekedar kata
Maksudnya kelak akan menjadi makna
Ungkapan cintaku dari hati***

Usai Kasus RSHS, Kini Dokter Kandungan di Garut Dituding Lakukan Pelecehan Saat USG

0

Bogordaily.net – Setelah kasus oleh dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Rumah Sakit Hasan Sadikin () Bandung belum usai, kini muncul lagi laporan seksual yang diduga dilakukan oleh seorang di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Dokter berinisial I dilaporkan telah melakukan terhadap pasiennya saat melakukan pemeriksaan kehamilan atau USG di ruang praktik.

Salah satu korban, dengan inisial D, mengaku mengalami tindakan tak pantas tersebut, meski hingga kini belum melaporkan kejadian tersebut secara resmi ke pihak berwenang.

Menurut pengakuan korban, ini terjadi saat ia menjalani pemeriksaan rutin kehamilan.

Ia merasa ada perlakuan janggal dari sang dokter dan sempat merasa tidak nyaman usai pemeriksaan. Karena curiga, D kemudian berkonsultasi dengan bidan mengenai pengalaman yang ia alami.

“Yang tadinya rujukan ke RS X mau melahirkan sama dokter I, saya pindah karena konsultasi ke bidan saya, katanya itu termasuk tindak ,” ungkap korban, Senin 14 April 2025.

Lebih lanjut, korban mengatakan bahwa dokter I tidak hanya menyentuh area intim bagian atasnya saat pemeriksaan, tetapi juga sempat mengelus bagian tubuh lainnya yang tidak berkaitan dengan proses medis.

Kasus ini sontak menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat, khususnya para perempuan yang sedang menjalani pemeriksaan kehamilan.

Banyak pihak mendesak agar kasus seperti ini ditindaklanjuti secara serius dan korban diberikan ruang serta keberanian untuk melapor.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak rumah sakit atau instansi kesehatan terkait mengenai tuduhan ini.

Namun, kasus ini telah ramai dibicarakan di media sosial, terutama setelah akun Instagram @sekitargarut turut mengangkat isu tersebut.***

Mahkota Binokasih Pertama Kalinya Bakal Singgah di Kabupaten Bogor. Catat Tanggalnya!

0

Bogordaily.net – Kirab , mahkota warisan Kerajaan Galuh yang juga pernah digunakan oleh Prabu Siliwangi di masa Kerajaan Pajajaran, untuk pertama kalinya akan singgah di Kabupaten Bogor.

Kirab ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, mulai 20 hingga 22 April 2025.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Yudi Santosa, menjelaskan bahwa, kirab akan memasuki wilayah Bogor melalui jalur Puncak pada 20 April.

“Akan diterima oleh komunitas budaya di kawasan Puncak. Mereka akan menginap dan melakukan kegiatan spiritual seperti tawasulan di Telaga Warna, karena tempat itu punya nilai historis,” kata Yudi, Rabu 16 April 2025.

Kemudian, pada keesokan harinya, 21 April, siang hari, kirab akan bergerak menuju Cibinong dan direncanakan berhenti di kawasan Muara Beres, tempat akan dilangsungkan prosesi serah terima Mahkota dari pihak Anom Sumedang Larang kepada Bupati Bogor.

“Ini baru pertama kali hadir di Kabupaten Bogor. Tahun lalu ke Kota Bogor, sekarang giliran ke sini, dan kebetulan di masa Pak Rudy Susmanto,” jelasnya.

Selain itu, usai prosesi serah terima, kirab dilanjutkan menuju kompleks Pemkab Bogor. Pada malam hari, kegiatan akan diawali dengan tawasulan bersama para ulama, lalu dilanjut makan malam dan pembekalan kepemimpinan bagi para pemangku jabatan mulai dari tingkat desa hingga dinas.

Sebagai informasi, pembekalan akan digelar di Auditorium Pemkab Bogor, dan dipimpin langsung oleh Anom Sumedang Larang, raja muda dari Sumedang.

Sekitar pukul 21.00 WIB, masyarakat akan disuguhi pagelaran wayang golek di Gedung Tegar Beriman, yang menampilkan dalang nasional Yoga Sunandar, putra maestro Asep Sunandar Sunarya, berkolaborasi dengan dalang lokal Ki Gala dari Kabupaten Bogor. Pagelaran ini juga akan disiarkan secara streaming untuk masyarakat di luar gedung.

Pada pagi harinya, 22 April, akan dilepas dari Tegar Beriman dan kembali melanjutkan perjalanan ke Sumedang Larang.

“Kegiatan ini tak hanya seremoni, tapi juga sarat edukasi sejarah tentang Kerajaan Galuh, Pajajaran, hingga Sumedang Larang, melalui simbol yang masih lestari hingga kini,” ungkap Yudi.***

Albin Pandita

Jokowi Tunjukkan Ijazah S1 dari UGM

0

Bogordaily.net – Jokowi akhirnya memperlihatkan s1 dari yang gaduhnya tak pernah berhenti.

Hari Rabu, 16 April 2025, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, membuka pintu rumahnya sendiri. Di Gang Kutai Utara nomor 1, Solo.

Bukan untuk menjamu tamu negara. Bukan pula untuk kampanye politik.

Tapi untuk hal yang jauh lebih sederhana — dan lebih sensitif.

.

Ya, . Jokowi dari  mulai SD hingga kuliah, dari Tirtoyoso sampai .

Jokowi meminta wartawan masuk ke dalam rumah. Rumah itu tidak berubah sejak ia masih wali kota dulu.

Rumah sederhana. Lorong kecil. Meja tamu dari kayu biasa. Tapi hari itu, meja itu menjadi saksi dari lembar demi lembar: fotokopian Jokowi.

Tidak ada kamera. Tidak ada handphone. Semua harus dititipkan di pintu depan. Aturan dari Jokowi langsung.

“Saya tunjukkan, tapi jangan difoto ya,” katanya. Suaranya datar. Tapi terdengar tegas.

Mungkin, malam sebelumnya ia duduk sendiri. Mungkin di ruang kerjanya. Membuka laci. Mengeluarkan stoomap plastik yang sudah mulai buram.

Membuka satu per satu. SD Tirtoyoso. SMPN 1 Surakarta. SMAN 6 Surakarta. Dan akhirnya, UGM.

Lalu memutuskan: “Ya sudah, tunjukkan saja besok pagi.”

Di luar rumah, puluhan orang dari TPUA sudah berdiri. Tim Pembela Ulama dan Aktivis.

Mereka datang bukan untuk demo. Mereka ingin bertemu langsung. Menanyakan: “Apakah Bapak asli?”

Pertanyaan yang tidak semua presiden mau jawab.

Tapi Jokowi, entah kenapa, membiarkan tiga perwakilan mereka masuk. Duduk. Bicara. Sekitar 20 menit di dalam.

Mereka keluar. Wajahnya datar. “Beliau tidak mau menunjukkan langsung,” kata Rizal Fadillah, Wakil Ketua TPUA. “Katanya, kalau diminta pengadilan, baru ditunjukkan.”

Bagaimana perasaan Rizal saat itu?. Mungkin kecewa. Tapi mungkin juga maklum.

Karena kemarin, kata dia, mereka juga sudah ke UGM. Dan jawabannya sama: “ hanya bisa ditunjukkan oleh pemilik.”

Dan si pemilik sudah menunjukkan — tapi dengan syarat. Tidak untuk difoto. Tidak untuk direkam.

Mungkin bukan soal ijazahnya. Tapi soal martabat. Dan cara Jokowi menjaganya: diam, tenang, tapi tetap terbuka — dalam batasan yang ia tentukan sendiri.

itu tidak banyak bicara. Tapi hari itu, lembar-lembar kertas tua itu seolah berteriak: “Saya pernah sekolah. Dari kecil. Di Solo. Sama seperti kalian.”

Tapi seperti biasa, Jokowi memilih kalimat pendek. “Yang ini dari UGM. Asli. Kalau yang ini stopmap-nya bukan asli. Tapi isinya ya itu.”

Seseorang bertanya tentang kacamata lamanya. “Sudah pecah,” jawabnya ringan. Lalu tersenyum.

Saya tidak tahu apakah semua orang puas dengan itu. Tapi saya yakin, pagi itu ada satu pesan yang ingin ia sampaikan:

Bahwa seorang presiden pun, kadang harus membuka lemari tua — hanya untuk menjawab keraguan tentang dirinya.

Dan Jokowi memilih melakukannya, di rumah kecil, di Gang Kutai.***

Sudah Terjadi Tiga Kali, Aksi Pencurian Helm di Ciomas Bogor Masih Berlanjut

0

Bogordaily.net – Aksi kembali terjadi di wilayah Cikoneng, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Peristiwa ini bukan yang pertama kali, melainkan sudah ketiga kalinya terjadi di lokasi yang sama, dan seluruhnya terekam kamera .

Insiden terbaru terjadi pada Selasa subuh, 15 April 2025. Dalam rekaman yang beredar di media sosial, tampak seorang pria mencurigakan mengambil helm milik warga secara cepat lalu melenggang pergi begitu saja.

Video aksi pencurian ini pun langsung mendapat perhatian dari warganet. Salah satu netizen mengungkapkan bahwa, sebelumnya juga pernah ada pelaku yang tertangkap di area parkir Stasiun, dan ternyata berasal dari wilayah Ciomas Bomen.

Korban dari aksi pencurian ini berharap agar pihak kepolisian dapat segera mengamankan pelaku dan mencegah kejadian serupa terulang kembali.

“Sebelah rumah parah sumpah, jadi ngeri naro motor di luar,” tulis seorang warga di kolom komentar, menunjukkan kekhawatiran masyarakat atas kondisi keamanan lingkungan.

Dalam unggahan video tersebut juga disematkan tagar seperti #pencurian, #malinghelm, #kasuspencurian, dan #update sebagai bentuk seruan agar masyarakat lebih waspada serta aparat penegak hukum segera bertindak.

Warganet pun turut memberikan respons, mulai dari nada serius hingga bercanda. Salah satunya berkomentar, “Pelaku SEGER DIAMANKAN, maksudnya di rujak min?” menunjukkan keresahan publik yang dibalut dengan sarkasme.

Unggahan ini juga menandai akun resmi @humaspolresbogor dan @polsek_ciomas sebagai bentuk pelaporan publik terhadap insiden tersebut.

Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat agar lebih waspada saat memarkirkan kendaraan maupun menyimpan barang berharga di tempat umum.

Kamera pengawas () terbukti menjadi alat penting dalam merekam aksi kejahatan dan membantu proses pengungkapan kasus oleh pihak berwajib.***

Tretan Muslim Klarifikasi, King Abdi Keluar Sendiri

0

Bogordaily.net klarifikasi soal resep miliknya.

Memang kuliner miliknya itu sedang ramai. Tapi bukan karena resep baru. Bukan pula karena antrean panjang di depan .

Kali ini yang bikin wangi dapur jadi amis adalah kisah dua nama besar: dan .

Tretan, komika yang belakangan lebih sering mengaduk wajan ketimbang punchline, buka suara.

Bukan di meja redaksi. Tapi di kanal YouTube-nya sendiri. Tempat yang kini lebih dipercaya publik ketimbang press release.

Tretan Muslim menyampaikan klarifikasi.

“Queen, eh, memang pernah ikut,” katanya. Tanpa gusar. Tanpa suara meninggi. “Dia bantu di awal. Konsep cobek besar dan bebek digantung itu salah satu idenya. Tapi bukan pemilik. Bukan pemegang saham.”

Queen? Ya. Begitu Tretan menyebut nama King. Mungkin karena gaya. Mungkin karena dramanya.

Katanya, King dapat keuntungan. Tapi bukan dari . Melainkan dari partner bisnis Tretan. Bagi hasil. Bukan dividen.

“Dia cerita didepak saat cabang sudah sebelas. Saya pastikan: itu hoaks.” Tegas.

Tretan bahkan menyebut, Queen mundur sendiri. Gara-gara istri Tretan – sang koki utama – tak setuju dengan racikan masakannya. “Istri saya tidak approve. Dan Queen pergi.”

Di sisi lain, —eks MasterChef—bercerita sebaliknya. Dalam sebuah . Tanpa menyebut merek. Tapi netizen tahu, arah ceritanya ke mana. Tentu saja: .

Dan seperti biasa, publik menyambung-nyambung sendiri. Saling tuding pun dimulai.

Dari yang dulunya teman seperjuangan, kini jadi bahan perbincangan.

Tretan menutup pernyataannya dengan nada damai. “Kalau dia mau klaim sisi visual, silakan. Tapi resep? Bukan dari dia.”.***

Sosok A Dalang Pembunuhan di Goa Keramat Cimerak Tahun 2000. Siapa Dia?

0

Bogordaily.net di Goa Keramat Cimerak Tahun 2000 meledak. Diceritakan dalam sebuah .

Seorang adik. Seorang kakak. Duduk bersebelahan. Di depan Denny Sumargo.

Keduanya tidak sedang tertawa. Tidak juga bercerita soal kisah cinta masa lalu.

Tapi membawa luka—yang sudah 24 tahun mereka simpan. Luka yang baru-baru ini dibuka di milik mantan pebasket itu: Curhat Bang Denny Sumargo.

Namanya Raena dan Reni. Mereka bukan artis. Tapi kisah mereka lebih dramatis dari sinetron mana pun.

Keduanya bercerita tentang di Goa Keramat Cimerak pada tahun 2000.

Ayah mereka, Haji Sopandi, dibunuh. Di . Ciamis. Jawa Barat. Tahun 2000.

“Delapan orang, Bang,” kata Reni. Dengan suara pelan. Tapi tetap terdengar tajam.

Delapan orang itu — salah satunya disebut punya inisial “A”— membunuh ayah mereka secara sadis.

Jenazah ditemukan setelah menghilang sepuluh hari. Bersama uang Rp 130 juta yang masih utuh.

Raena masih bayi ketika ayahnya dibunuh. Ia baru tahu soal kematian ayah kandungnya saat menginjak usia 13. Saat ia pertama kali haid.

“Kamu sudah dewasa, sudah waktunya tahu siapa papa kamu yang sebenarnya,” begitu kalimat pembuka dari sang tante.

Nama Yusuf – yang ia kira ayah kandung selama ini – ternyata adalah pamannya. Sang pengganti sosok ayah yang hilang.

Raena hanya bisa diam. Di itu, ia bercerita seperti sedang membongkar gudang tua dalam pikirannya. Yang sudah lama dikunci. Sudah berdebu.

Kakaknya, Reni, yang lebih dewasa waktu itu, ingat lebih banyak. Tapi tetap tak tahu: dari delapan orang itu, siapa yang benar-benar mengeksekusi ayah mereka?

“Tujuh orang pelaksana. Satu orang dalang. Si A itu,” ujar Reni.

Denny Sumargo tidak banyak bicara dalam episode itu. Ia tahu, suara-suara luka seperti ini tak butuh terlalu banyak pertanyaan. Cukup didengar. Sampai habis.

Dan yang menonton—mendengar—jadi seperti ikut duduk bersama mereka. Menyaksikan bukan cuma cerita . Tapi juga cerita tentang kehilangan.

Dan diam-diam, tentang kekuatan dua anak perempuan yang dibesarkan oleh luka—tapi tumbuh dengan kepala tegak.

Kisah itu tidak berakhir di . Mungkin baru saja dimulai.***