Wednesday, 21 May 2025
Home Blog Page 66

Dedie Rachim: Kota Bogor Siap Jadi Tuan Rumah Rapat Koordinasi Teknis Apeksi

0

Bogordaily.net – Beberapa kesepakatan penting dihasilkan dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) III Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia () yang digelar di Pekalongan, Jawa Tengah.

Salah satunya adalah pengukuhan Wali Kota Pekalongan sebagai Ketua Korwil III , dengan Wali Kota Bandung ditunjuk sebagai wakil ketua.

Selain itu, Rakorwil juga membahas persiapan pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang akan digelar pada Mei 2025 di Kota Surabaya.

Dalam kesempatan itu, Ketua , Eri Cahyadi menyampaikan adanya aspirasi anggota untuk mengadakan pertemuan lanjutan guna membahas secara khusus program-program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, usai Rakornas di Kota Surabaya.

Sebagai tindak lanjut, Kota Bogor ditunjuk sebagai tuan rumah pertemuan lanjutan tersebut, yang akan dilaksanakan pada Juni 2025.

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyatakan kesiapan Kota Bogor untuk menyambut dan menyelenggarakan pertemuan penting yang diperkirakan akan dihadiri oleh 98 wali kota seluruh Indonesia.

“Kami menyambut baik kepercayaan yang diberikan kepada Kota Bogor sebagai tuan rumah untuk membahas secara khusus program-program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto,” ujar Dedie Rachim di Pekalongan, Kamis (24/4/2025).

Dedie Rachim menambahkan, adapun yang nantinya dibahas mengenai program-program prioritas nasional, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat, Sekolah Garuda, dan Koperasi Merah Putih.

Selain itu, berbagai masalah yang akan diangkat antara lain kesesuaian syarat teknis yang sulit dipenuhi Pemerintah Kota mengenai ketentuan luasan lahan sebesar 5 hektare untuk sekolah rakyat. Hal itu dirasa berat disiapkan oleh anggota .***

Lika – Liku Mencari Kampus

0
Bogordaily.net – Sebelumnya kenalin dulu saya Tubagus Ahmad Naufal Mubarok yang sekarang menjadi mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University, pada jurusan Komunikasi Digital dan Media. Banyak banget lika – liku perjalanan yang dihadapin sebelum jadi mahasiswa KMN ini,  KMN itu singkatan prodi saya ya.
Kebetulan saya anak bungsu dari keluarga bermarga Tubagus ini, saya memiliki satu saudara kandung yang menempuh perguruan tinggi di Institut Teknologi Bandung. Pada awalnya saya enggan untuk meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih lanjut, dan ingin bekerja membantu ekonomi keluarga namun gaboleh kata orang tua dan harus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Jadi mari kita mulai ceritanya…
Pada saat itu saya masih duduk dibangku kelas 12 SMA, saya sekolah di SMA Negeri 10 Kota Bogor. Saat akhir kelas 12 tentunya ada yang dinanti oleh anak kelas 12 yaitu pengumuman SNBP atau bisa dibilang jalur undangan yang meemungkinkan para siswa untuk ga ngelakuin tes untuk masuk perguruan tinggi.
Saya hanya berpasrah diri kepada YME dengan pengumuman itu, tidak memiliki harapan tinggi soal SNBP ini. Benar saja nama saya tidak ada di hari pengumuman SNBP. Tidak berharap menjadi salah satu cara saya untuk tidak putus asa dalam melanjutkan pendidikan.
Dari situ saya mulai mencari informasi tentang SNBT yang diselenggarakan oleh kementrian pendidikan di Indonesia. Ketika pendaftaran dibuka saya langsung mendaftar ke kampus dan jurusan yang saya inginkan, yaitu ITB dengan jurusan Sekolah Bisnis dan IPB dengan jurusan yang sama.
Singkat cerita saya melakukan tes itu dan berharap dengan hasil yang terbaik. Pada saat itu bisa dibilang saya salah satu orang yang paling taat dengan agama, saya memperbaiki kebiasaan saya mulai dari shalat tepat waktu dan di Masjid, ngamalin sunnah, ngaji tiap hari, sampai zikirpun saya lakukan.
Namun sayang seribu sayang doa saya belum bisa terwujud pada saat itu. Saya tidak diterima pada kampus dan jurusan yang saya inginkan. Kecewa yang cukup besar saya rasakan terhadap diri sendiri karena tidak masuk ke kampus dan jurusan yang saya inginkan. Saya pun pasrah dan memikirkan untuk bekerja terlebih dahulu baru memikirkan pendidikan selanjutnya. Ternyata rasa kecewa atau sakit hati saya tidak berhenti hanya disitu.
Tidak lama setelah berita saya ditolak oleh kampus yang saya inginkan, saya mendapat kabar bahwa orang tua saya lebih tepatnya ibu saya terkena penyakit yang serius yaitu kanker serviks, yang mengharuskan pengangkatan rahimnya, dan dokter menyarankan untuk segera dioperasi.
Perasaan sedih, kecewa, takut, sakit hati bercampur aduk begitu saja. Ibu saya dirawat di Rumah Sakit di Jakarta, pada saat itu ibu saya hanya terbaring lemas di kasur rumah sakit. Saya ngobrol dengan ibu saya tentang pendidikan saya selanjutnya, dan menyampaikan keinginan saya untuk tidak kuliah.
Saya tidak kepikiran untuk lanjutkan pendidikan saya ataupun bekerja sekalipun karena saat itu yang ada dipikiran saya hanya kesehatan ibu saya. Tapi ibu saya bilang kalo ia ingin melihat kedua anaknya kuliah, saya pun menjawab “iya yaudah” karena dibenak saya takut itu adalah permintaan terakhir darinya.
Mulai dari situ saya mencari kampus di daerah Jawa Barat yang membuka jalur mandiri. Saya daftar ke beberapa kampus yang membuka jalur mandiri seperti IPB, ITB, UNPAD, UPI. Saya melakukan tes mandiri secara online pada kampus – kampus tersebut. Setelah menunggu hasilnya saya masih belum diterima di kampus manapun.
Saya cukup putus asa pada saat itu, saya bercerita kepada sahabat saya dan saya dianjurkan atau mungkin mereka nyuruh saya untuk daftar mandiri ke Sekolah Vokasi IPB. Awalnya saya tidak tau apa itu Sekolah Vokasi IPB ini, saya dijelaskan sama sahabat saya ini tentang Sekolah Vokasi IPB ini.
Lalu saya berbincang dengan ibu saya. Awalnya ibu saya tidak setuju dan menyuruh saya untuk daftar ke kampus swasta, tetapi setelah saya jelaskan ibu saya setuju untuk saya mendaftar jalur mandiri ke Sekolah Vokasi IPB. Hal itu menjadi lika-liku saya dalam meniti pendidikan.
Saya langsung bergegas mendaftar ke Sekolah Vokasi IPB ini karena hari itu adalah hari terakhir pendaftaran jalur mandiri ke Sekolah Vokasi IPB. Saya bingung saat mendaftar karena saya tidak tau jurusan apa yang harus dipilih, tidak ada yang saya inginkan pada awalnya.
Sahabat saya nyaranin buat daftar ke jurusan komunikasi karena ia juga daftar kesana. Pada saat itu saya setuju saja karena saya hanya memikirkan permintaan ibu saya saja. Singkat cerita, 2 hari sebelum ibu saya di operasi, adalah hari saya melakukan tes mandiri secara online. Ketegangan dan tekanan lebih saya rasakan pada hari itu karena ini adalah cara terakhir saya untuk masuk ke kampus negeri sesuai dengan keinginan ibu saya.
Setelah melakukan tes itu, saya langsung ngabarin ke ibu saya dan meminta doanya agar terkabul. 2 hari berlalu dan rasa takut, sedih semuanya bercampur aduk terlebih ketika ibu saya masuk ke ruang operasi. Saya kembali menjadi salah satu orang yang paling taat dengan agama sepanjang hari dan berharap ibu saya bisa sehat seperti sediakala. Alhamdulillah operasi berjalan lancar dan hari itu adalah pertama kali saya melihat bentuk rahim secara langsung.
Setelah beberapa hari menunggu pengumuman, hari itupun tiba. Ketegangan kembali saya rasakan karena ini jalan terakhir saya pada saat itu. Saya membuka pengumuman itu secara perlahan dan alhamdulillah Sekolah Vokasi IPB menerima saya untuk menjadi salah satu mahasiswanya dengan program studi Komunikasi Digital dan Media. Memang penuh lika-liku saat menempuhnya.
Setelah melihat pernyataan itu saya senang hingga mengeluarkan suara yang cukup besar, dan ibu saya terharu melihat perjuangan saya untuk mewujudkan permintaannya menjadi sebuah kenyataan dan ia cukup bangga dengan apa yang sudah saya usahakan untuknya.
Mungkin saya bukan orang yang sangat pintar dan cerdas tapi saya orang yang pantang menyerah, disetiap usaha akan membuahkan hasil yang memang seharusnya didapatkan. Dengan lika – liku ini menjadikan saya orang yang tidak mudah untuk menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Selalu semangat untuk mendapatkan apapun yang kita inginkan. Seperti yang kita tau, saya sekarang menjadi mahasiswa Komunikasi Digital dan Media.***
Tubagus Ahmad Naufal Mubarok

AI Membantu atau Membunuh Kecerdasan Seseorang?

0

Bogordaily.net – Seiring berkembangnya zaman, teknologi berkembang pesat. Di era modern ini banyak hal menjadi digital. Mulai dari uang, cara pembayaran, komunikasi, dan masih banyak hal lain yang menjadi serba digital saat ini. Berkembangnya teknologi memiliki dampak yang positif bagi masyarakat tetapi tidak sedikit juga hal negatif yang ditimbulkan dari berkembangnya teknologi pada era saat ini. Jadi Sebenarnya AI membantu atau membunuh kecerdasan manusia?

Teknologi dibuat bertujuan untuk membantu serta memudahkan masyarakat, akan tetapi banyak dari masyarakat yang menyalahgunakan teknologi itu sendiri. Contohnya pada penggunaan Artificial Intelligence (AI) ChatGPT, cukup banyak orang yang menggunakan AI ini untuk membantunya dalam menulis sesuatu namun masih banyak juga yang belum menghargai hak cipta seseorang dan juga originalitas pada sebuah tulisan yang merupakan ide dari sang penulis itu sendiri. Banyak orang yang sadar akan hal itu namun masih tak acuh karena itu sangat memudahkan mereka namun merugikan bagi orang yang di duplikat tulisannya.

Menurut saya bukan salah pada teknologinya tetapi salah pada pola pikir masyarakatnya. Pada dasarnya manusia ingin dimudahkan segala urusannya, salah satunya adalah menggunakan AI ini. Namun itu yang menjadikan manusia malas untuk berpikir karena ketergantungannya pada teknologi. Selain itu juga, mempengaruhi akan kreatifitasnya sendiri dan hanya berpatokan dari ide yang ditawarkan oleh teknologi atau AI itu sendiri.

Sering kali AI membantu manusia dalam melakukan penulisan, baik itu pada bidang professional ataupun pembelajaran. AI memang sangat membantu manusia agar mempercepat selesainya pekerjaan dan efisiensi waktu, namun bagaimana perihal originalitasnya? Bagaimana ide dan kreatifitas masyarakatnya?

Apa sekarang kecerdasan buatan ini dapat menggantikan seluruh aspek ataupun lini pekerjaan jika masyarakatnya hanya berpatok pada teknologi kecerdasan buatan ini atau bisa disebut AI. Jika demikian untuk apa pendidikan setinggi mungkin jika hanya bergantung pada AI. Lantas apa bedanya orang yang memiliki kreatifitas tinggi dengan yang tidak jika hanya berpatok pada AI.

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat umum dengan kecerdasan, kreatifitas dan pengalamannya yang bisa melebihi AI itu sendiri. Kecerdasan seseorang tidak dapat disamakan atau diukur dari kecerdasan buatan. Teknologi memang dibuat untuk memudahkan seseorang dalam melakukan sesuatu, tetapi harus bijak dalam menggunakannya. Jangan bergantung pada AI atau kecerdasan buatan apapun.

Bergantunglah pada kreatifitas sendiri, dan juga kecerdasan diri sendiri. Dengan adanya kecerdasan buatan jangan menjadikan kita malas dalam melakukan sesuatu sendiri. Banyak hal yang dapat dijadikan ide atau gagasan dalam pekerjaan. Kecerdasan manusia melampaui kecerdasan buatan. Jadi Sebenarnya AI membantu atau membunuh kecerdasan manusia?

Bijaklah dalam menggunakan teknologi, jangan pernah bergantung pada teknologi. Adakalanya teknologi dapat rusak ataupun error. Jadikan teknologi apapun menjadi alat bantu kita dalam menyelesaikan sesuatu dan jangan menjadikannya sebagai jalan satu – satunya untuk menyelesaikan sesuatu. Jadikan teknologi atau AI ini sebagai partner bukan malah diperbudak oleh AI atau kecerdasan buatan. Pintar – pintar dalam menggunakan teknologi karena pada dasarnya teknologi diciptakan oleh sesama yaitu manusia.

Oleh: Tubagus Ahmad Naufal Mubarok

Kegemaran Raefa Raja Augena yang Menjadi Karier Cemerlang

0

Bogordaily.net – Raefa Raja Augena adalah salah satu mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University dengan jurusan Komunikasi Digital dan Media, angkatan 60. Sebagai anak Komunikasi Digital dan Media tentunya Raefa sendiri memiliki hobi yang bisa dibilang sesuai dengan jurusannya yaitu pada bidang foto dan videografi. Tentunya jurusan ini berkesinambungan dengan hobi atau bisa dibilang minat yang dimiliki oleh Raefa.

Pada Awalnya ia memiliki minat pada bidang fotografi ini karena dipinjami dan juga diminta oleh ayahnya untuk mengabadikan sebuah momen pada suatu acara, yang menjadikan ia memiliki ketertarikan pada bidang fotografi ini.

Karena menurutnya fotografi ini bukan hanya sekedar kegemarannya tetapi tantangan baginya karena ia harus bisa mengabadikan suatu momen dengan waktu yang tidak banyak atau sebentar.

Setelah itu ia melanjutkan minatnya dengan cara membuka bisnis fotografi dengan teman – temannya, yang pada awalnya berfokus pada dokumentasi olahraga, tetapi seiring berjalannya waktu banyak job atau tawaran pekerjaan diluar fokus bisnisnya, dan dari sinilah Raefa memulai karier profesionalnya sebagai fotografer.

Raefa memiliki skill fotografi ini dengan cara belajar sendiri atau bisa dibilang dengan otodidak.

Dengan sedikit fasilitas yang diberikan oleh ayahnya Raefa berhasil memiliki skill yang baik dalam mengolah foto ataupun video.

Yang awalnya ia belajar untuk menjadi fotografer ini, ia langsung terjun keranah yang profesional.

Sedikit aneh namun nyata itulah hal yang dirasakan oleh Raefa untuk pertama kalinya ia medapat job atau pekerjaan.

Setelah ia membuka bisnis dengan temannya ternyata ia mendapatkan client yang cukup besar dan pada saat itu ia yang menjadi fotografer utama dalam acara olahraga tersebut.

Selain belajar kamera, ia juga sedikit – sedikit belajar cara manajemen bisnisnya dan juga marketingnya agar bisnisnya tetap berjalan lancar sesuai harapannya.

Walaupun menurutnya belajar marketing itu cukup sulit namun dengan pembelajaran di kuliah dan praktek langsung dilapangan akhirnya ia dapat menguasai skill marketing dengan cukup pandai.

Ia pun mengaku mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil fotonya karena tidak sedikit orang yang memiliki bisnis di ranah yang sama.

Strategi yang ia gunakan untuk mengembangkan bisnisnya itu tidak hanya mengandalkan skillnya saja, tetapi ia juga personality brand dan juga orang didalamnya.

Menurutnya beberapa orang itu tidak selalu mementingkan produknya tetapi ada juga beberapa dari mereka tertarik karena personality dari orang di dalamnya ataupun personality dari brand atau perusahaan itu sendiri.

Client pertama di bisnis Raefa ini didapatkan melalui dari direct marketing ia dan teman – temannya.

Awalnya ia mengunggah hasil foto ia dan teman – temannya pada akun media sosial perusahaannya untuk menjadi portofolio.

Kemudian ia menghubungi beberapa orang dan menawarkan jasa fotonya secara gratis dan itulah cara Raefa dan teman – temannya mendapatkan client pertama.

Raefa dan teman – temannya memiliki gaya fotografinya sendiri. Ia mendeskripsikan gaya fotografinya dan teman – temannya yaitu cekatan, cepat, tapi bermakna.

Namun menurutnya ia dan timnya belum memiliki kekhasan dalam bisnisnya, karena menurutnya untuk mendapatkan sesuatu yang khas harus melewati tahap pekerja seni, karena menurutnya bisnisnya masih ditahap pekerja seni dan belum menjadi seniman, dan untuk menjadi seniman ini butuh waktu yang lebih lama dan karena itu ia belum bisa mengatakan bisnisnya memiliki sesuatu yang khas.

Selain itu ia pun mengatakan tidak memiliki satu tokoh khusus yang menjadi inspirasi namun ia suka dengan sebuah foto atau video yang memiliki ciri khas tersendiri.

Dalam membuat bisnis pastinya akan ada tantangan ataupun rintangan yang akan dihadapi oleh seorang pebisnis, namun bagi Raefa tantangan yang terjadi pada bisnisnya bukan soal fotografi melainkan pada bidang marketingnya. Ia pun memiliki cara sendiri untuk memenangkan persaingan yang terjadi pada industri bisnisnya.

Ia melihat kekurangan pada industri ini adalah kurangnya personality karena menurutnya beberapa fotografer atau videografer hanya mementingkan produknya saja.

Ia ingin bisnisnya tidak hanya dikenal lewat hasilnya saja melainkan dikenal juga dengan brandnya dan juga orang – orang di dalamnya.

Tentunya ia juga memiliki keinginan atau sesuatu yang dicapai dan bisa dianggap momen yaitu ketika clientnya merasa puas dengan hasil foto atau videonya dan kemudian di ajak kembali untuk bekerja sama.

Diera digital ini Raefa menyatakan bahwa teknologi sangat memengaruhi dalam menjalankan bisnisnya, karena dengan kehadiran AI dapat mempermudah pekerjaannya menjadi lebih cepat dan efisien.

Tidak hanya hasil foto atau video melainkan teknologi juga membantunya untuk memperluas jaringan bisnisnya agar bisa mendapat client yang lebih banyak lagi. Ia juga memantau tren menggunakan media sosial untuk referensi foto dan preferensi yang diinginkan oleh client.

Saran Raefa untuk orang – orang yang ingin menggeluti bidang fotografi terutama pada bidang professional yaitu jangan hanya melihat dari sudut pandang fotografi saja melainkan beberapa aspek penting lainnya seperti marketing, bagaimana cara melihat tren, bagaimana cara membuat client nyaman, bagaimana cara kalian berkomunikasi, dan lain sebagainya. Dengan cara itu bisa memotivasi agar minat kalian dapat menjadi sumber penghasilan atau karier yang cemerlang.***

 

Tubagus Ahmad Naufal Mubarok

Strategi Komunikasi Yang Memanfaatkan Fenomena FOMO Oleh Brand

0
Bogordaily.net – Diera digital yang semakin berkembang pesat, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Keberadaannya membawa banyak manfaat, seperti kemudahan akses informasi, komunikasi tanpa batas, serta peluang untuk membangun jejaring sosial dan bisnis. Namun, di balik kemudahan tersebut, media sosial juga menciptakan fenomena psikologis yang dikenal sebagai FOMO (Fear of Missing Out), yaitu ketakutan akan kehilangan atau ketinggalan suatu pengalaman yang menarik atau penting.
Media sosial memungkinkan seseorang untuk hanya membagikan momen-momen terbaik dalam hidup mereka, menciptakan ilusi bahwa hidup mereka sempurna dan penuh kebahagiaan. Hal ini membuat orang lain merasa kurang atau tertinggal karena membandingkan kehidupan nyata mereka dengan versi terbaik dari kehidupan orang lain. Dengan notifikasi yang terus muncul dan algoritma yang didesain untuk menarik perhatian, pengguna media sosial merasa perlu selalu memeriksa dan mengikuti perkembangan terbaru.
Apa Itu FOMO?
Definisi Fear of Missing Out (FOMO)
Fomo adalah sebuah perasaan takut tertinggal, cemas, ataupun tidak nyaman yang timbul jika terjadi suatu peristiwa, tren, pengalaman, acara tanpa keikutsertaan mereka didalamnya. Perasaan seperti ini diperbesar dengan adanya media sosial disekitar kita. Dimana semua orang memperlihatkan unggahan tentang liburan, acara, gaya hidup ataupun momen – momen lainnya yang menyebabkan orang ingin melakukan hal yang serupa.
Faktor yang Memicu FOMO
Banyak sekali faktor yang menyebabkan Fear Of Missing Out Atau FOMO ini terjadi yaitu keterbukaan informasi, penggunaan media sosial yang berlebihan, perbandingan sosial, kebutuhan untuk diterima secara sosial, usia, budaya yang kompetitif, serta kondisi deprivasi relatif. Hal – hal tersebut yang mengakibatkan maraknya perasaan FOMO pada masyarakat.
Menjadikan masyarakat mengonsumsi suatu barang ataupun jasa yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh mereka, hanya karena gengsi dan status sosial yang membuat mereka melakukan akan suatu hal. Tetapi hal ini membuat brand ataupun perusahaan meraup keuntungan yang cukup banyak.
Hubungan Antara Masyarakat Yang Mengalami FOMO Dengan Brand 
Perilaku Konsumen yang Dipengaruhi FOMO
Perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh perasaan FOMO sangat terlihat karena mereka hanya memikirkan perasaan mereka tanpa memikirkan kebutuhan mereka sendiri. Beberapa perilakunya yaitu mengikuti tren tanpa pertimbangan, pembelian yang impulsif, konsumsi yang berlebihan, dan juga keputusan pembelian berdasarkan popularitas.
Brand Sebagai Pemicu FOMO
Selain dari diri sendiri, ada hal juga yang dilakukan dari suatu brand yang menyebabkan perasaan fomo itu muncul dimasyarakat. Banyak sekali strategi komunikasi yang dilakukan oleh sebuah brand untuk meningkatkan keuntungan mereka dengan fenomena FOMO dimasyarakat ini. Hal ini menjadikan dampak positif bagi suatu brand dan menjadi dampak negatif bagi masyarakat yang turut merasakan perasaan FOMO.
Strategi Komunikasi yang digunakan Pada Fenomena FOMO oleh Brand
Banyak sekali brand yang memanfaatkan fenomena FOMO ini, banyak sekali strategi marketin ataupun strategi komunikasi yang mereka gunakan untuk meningkatkan keuntungan bagi mereka. Beberapa strategi komunikasi yang mereka lakukan yaitu :
– Penawaran dengan Waktu Terbatas
Brand seringkali menggunakan strategi seperti flash sale, diskon 24 jam, atau pre-order eksklusif untuk menciptakan rasa urgensi. Konsumen merasa harus segera membeli sebelum kesempatan itu hilang.
– Produk Edisi Terbatas (Limited Edition)
Dengan membatasi jumlah produk yang tersedia, brand membuat konsumen merasa harus segera membeli agar tidak kehilangan kesempatan.
– Strategi Influencer dan Endorsement
Brand bekerja sama dengan influencer untuk menciptakan tren yang membuat audiens ingin ikut serta agar tidak tertinggal. Ketika selebriti atau influencer membagikan produk tertentu, pengikut mereka merasa harus memiliki hal yang sama.
– Menampilkan Bukti Sosial (Social Proof)
Review, testimoni, dan jumlah pembeli yang tinggi memberikan kesan bahwa produk tersebut sangat dicari, sehingga konsumen merasa takut tertinggal.
– Menggunakan Countdown Timer di Website
Banyak situs e-commerce memasang timer hitung mundur untuk penawaran khusus, yang secara psikologis mendorong pembeli untuk bertindak cepat sebelum kehabisan
– Eksklusivitas dan Undangan Khusus
Beberapa brand menciptakan kesan eksklusivitas dengan sistem undangan atau akses terbatas untuk meningkatkan nilai suatu produk.
– Menggunakan Tren dan Viral Marketing
Brand memanfaatkan tren media sosial dan tantangan viral (challenge) agar audiens merasa harus ikut serta dalam tren tersebut.
Dampak FOMO bagi Brand 
Dampak Positif FOMO Bagi Brand
– Meningkatkan Penjualan: Strategi pemasaran yang memanfaatkan FOMO, seperti penawaran dengan waktu terbatas atau produk edisi khusus, dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian segera guna menghindari rasa ketinggalan.
– Meningkatkan Kesadaran Merek (Brand Awareness): Ketika konsumen merasa takut ketinggalan tren, mereka cenderung lebih memperhatikan dan membicarakan produk atau layanan yang ditawarkan, sehingga meningkatkan eksposur dan kesadaran terhadap merek.
– Membangun Loyalitas Pelanggan: Dengan menciptakan pengalaman eksklusif atau menawarkan produk terbatas, merek dapat membuat pelanggan merasa istimewa, yang pada gilirannya meningkatkan loyalitas mereka terhadap merek tersebut
Dampak Negatif FOMO Bagi Brand
– Persepsi Manipulatif: Jika strategi FOMO digunakan secara berlebihan atau tidak etis, konsumen mungkin merasa dimanipulasi, yang dapat merusak citra merek dan menurunkan kepercayaan pelanggan
– Kepuasan Pelanggan yang Menurun: Konsumen yang melakukan pembelian karena tekanan FOMO mungkin merasa tidak puas setelahnya, terutama jika produk atau layanan tidak memenuhi harapan mereka, yang dapat menyebabkan penurunan loyalitas pelanggan.
– Ketergantungan pada Taktik Jangka Pendek: Mengandalkan strategi FOMO secara terus-menerus dapat membuat merek terjebak dalam siklus promosi jangka pendek, yang mungkin tidak berkelanjutan dan dapat mengabaikan pembangunan hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Kesimpulan
Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku konsumen dan strategi pemasaran sebuah brand. Dengan memanfaatkan FOMO, brand dapat meningkatkan penjualan, membangun loyalitas pelanggan, dan memperkuat kesadaran merek melalui strategi pemasaran yang menekankan eksklusivitas, keterbatasan waktu, serta penggunaan media sosial dan influencer.
Namun, jika tidak dikelola dengan baik, FOMO juga dapat menimbulkan dampak negatif seperti menurunnya kepuasan pelanggan, persepsi bahwa brand bersikap manipulatif, serta ketergantungan pada strategi pemasaran jangka pendek yang tidak berkelanjutan.
Oleh karena itu, penting bagi brand untuk menggunakan strategi FOMO secara etis dan seimbang, memastikan bahwa produk dan layanan yang ditawarkan benar-benar memberikan nilai bagi konsumen.
Sementara bagi konsumen, kesadaran akan taktik FOMO dapat membantu mereka membuat keputusan pembelian yang lebih rasional dan tidak impulsif. Pada akhirnya, FOMO dapat menjadi alat pemasaran yang sangat efektif jika diterapkan dengan strategi yang tepat dan tetap menjaga kepercayaan pelanggan.***
 Tubagus Ahmad Naufal Mubarok

Bupati Bogor dan Dandim 0621 Raih Penghargaan atas Suksesnya TMMD ke-123 Tahun 2025

Bogordaily.net – Bupati Bogor, Rudy Susmanto bersama Komandan Kodim (Dandim) 0621/Kabupaten Bogor, Letkol Inf. Henggar Tri Wahono, menerima penghargaan dari TNI Angkatan Darat atas suksesnya pelaksanaan program TNI Manunggal Masuk Desa () ke-123 Tahun 2025.

Penghargaan ini diserahkan dalam acara resmi yang berlangsung di Aula A.H. Nasution, Markas Besar TNI AD, Jakarta, pada Kamis (24/4).

Sebagai informasi, program merupakan bentuk sinergi antara TNI dan pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan di wilayah pedesaan. Kegiatan ini menjadi wujud nyata komitmen bersama dalam mempercepat pembangunan infrastruktur serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah terpencil.

Mabes AD, TNI sukses menggelar acara penganugerahan kepada para Juara TNI Manunggal Masuk Desa () yang ke-123, yang merupakan keterpaduan antara TNI bersama pemerintah daerah sebagai upaya percepatan terobosan pembangunan di daerah pedesaan.

juga diketahui adalah langkah nyata dalam percepatan peningkatan infrastruktur, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Satu diantara Komandan Distrik Militer yang meraih juara sebagai Dansatgas terbaik dan telah menerima penghargaan adalah Letkol Inf Henggar Tri Wahono, S.H., M.H. mengucapkan terima kasih kepada Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc.

Dalam kesempatan tersebut, menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi yang telah terjalin baik antara dan Kodim 0621.

“Terima kasih kepada TNI, khususnya Kodim 0621 Kabupaten Bogor, yang telah bekerja sama dengan baik. Ini menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah daerah dan TNI dalam melakukan percepatan pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah Kabupaten Bogor demi kepentingan masyarakat,” ujar Rudy Susmanto.

Perlu diketahui, Letkol Inf. Henggar Tri Wahono menerima dua penghargaan sekaligus, yaitu sebagai Dansatgas Terbaik ke-3 dan Dandim Terbaik ke-2 Pembina Media Cetak dalam pelaksanaan ke-123 Tahun 2025.

Penghargaan ini menjadi bentuk pengakuan atas dedikasi dan kerja keras seluruh pihak yang terlibat dalam program , khususnya di wilayah Kabupaten Bogor.

“Saya Letnan Kolonel Infanteri Henggar Tri Wahono, pada hari ini saya ucapkan terima kasih banyak atas penghargaan dari Bapak Kepala Staf Angkatan Darat, berupa capaian prestasi yakni (sebagai) Komandan Satgas Terbaik dalam pelaksanaan ke-123 serta Dansatgas Pendampingan media terbaik,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan rasa syukurnya, selain kegiatan telah berlangsung dengan lancar, ia juga turut memotivasi rekan-rekannya untuk selalu melaksanakan dengan penuh semangat.

“Ini merupakan hasil dari kinerja kita semua, ini merupakan ujung tombak maupun motivasi bagi rekan-rekan yang lain, khususnya rekan-rekan yang melaksanakan TMMD ke-124 nantinya, melaksanakan TMMD dengan sebaik-baiknya, karena dengan adanya TMMD ini kita bisa membantu pemerintah dalam percepatan pembangunan di daerah,” pungkasnya. ***

Kegiatan Brilliant Expedition Berakhir, SMP Negeri Siap Dibangun di Malasari

Bogordaily.net – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor resmi menutup rangkaian kegiatan yang diselenggarakan di Desa , Kecamatan Nanggung, pada Kamis (24/4/25). Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya peningkatan kualitas pendidikan di wilayah ujung Kabupaten Bogor.

Kepala , Bambang W Tawekal menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan yang dinilai membawa semangat baru bagi kemajuan pendidikan di wilayah tersebut.

“Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran Dinas Pendidikan serta Pemerintah Desa yang telah berkolaborasi dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Apa yang kita alami bersama sejak kedatangan, kegiatan semalam hingga hari ini, semoga menjadi kenangan dan semangat yang terus hidup,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bambang juga menegaskan komitmen Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor untuk terus mendukung pengembangan pendidikan di Kecamatan Nanggung, khususnya Desa . Terlebih lagi, Desa menjadi salah satu titik perhatian dalam kunjungan Bupati Bogor baru-baru ini, yang juga menyoroti keterbatasan fasilitas pendidikan, terutama jenjang SMP.

“Alhamdulillah, kemarin langsung dijawab oleh Pak Bupati Bogor bahwa akan dibangun SMP di , meskipun awalnya masih berstatus satu atap. Ini adalah langkah awal yang besar untuk pemerataan pendidikan,” tambah Bambang.

Ia juga mengakui masih adanya berbagai keterbatasan sarana, prasarana, dan tenaga pengajar di daerah tersebut.

“Oleh karena itu, kami akan terus melakukan koordinasi intensif untuk peningkatan kualitas pendidikan di wilayah dengan kondisi geografis menantang ini,” pungkasnya. ***

Pemkab Bogor Susun RPJMD Tahun 2025-2029, Selaraskan Program 100 Hari Kerja Rudy Susmanto-Jaro Ade  

Bogordaily.net – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah () 2025-2029 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2026.

Penyusunan tersebut berlangsung di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor pada Kamis 24 April 2025. Turut dihadiri langaung Wakil Bupati Bogor Ade Ruhandi (Jaro Ade).

Penyusunan ini merupakan langkah strategis untuk menyelaraskan program kerja dengan visi dan misi Bupati Rudy Susmanto dan Wakil Bupati terpilih Ade Ruhandi (Jaro Ade).

Plt. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor, Bambam Setia Aji mengatakan bahwa, proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) telah berjalan dan akan terus menerima masukan dari berbagai pihak.

“Ini memang kegiatan yang harus dilaksanakan untuk memetakan Bupati dan Wakil Bupati terpilih, proses ini sedang penyusunan dan kita menerima masukan-masukan terus,” kata Bambam kepada wartawan, Kamis 24 April 2025.

Ia mengatakan bahwa, target penetapan tersebut akan rampung pada Agustus 2025. Program pembangunan lima tahunan ini akan menjadi dasar pijakan seluruh kegiatan pemerintahan di Kabupaten Bogor ke depan.

Lebih lanjut, kata dia, penyusunan tak lepas dari visi dan misi kepala daerah terpilih. Ia memastikan seluruh proses dilakukan secara internal namun tetap mengakomodasi arahan Bupati dan Wakil Bupati.

“Iya visi misi, jadi memang internal dan eksternal. Kita sendiri yang menyusun tapi sesuai dengan keinginan beliau, sesuai yang di usulkan penyesuaian Kabupaten Bogor Istimewa dan Gemilang,” jelasnya.

Adapun, salah satu fokus utama yang juga tengah disiapkan adalah, program kerja 100 hari Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Program ini, menurut Bambam, tidak sekadar konsep, tetapi langsung diimplementasikan di lapangan.

“Misalnya program gerakan pangan murah serentak yang dilaksanakan setiap bulan. Kemarin juga nama jalan yang Ipik Gandamana di Pakansari itu salah satu program 100 hari, nanti detail ya bisa kita lihat mungkin di bulan Mei,” ujar Bambam.

Selain itu, juga membuka peluang kolaborasi dengan pemerintah pusat. Salah satu inisiatif yang dibahas adalah program ketahanan pangan berbasis komoditas lokal, seperti talas.

“Tadi Pak Adian Napitupulu dari DPR RI menyampaikan ada program untuk talas. Itu salah satu program untuk meningkatkan ketahanan pangan kita di klasifikasi pangan,” ungkapnya.***

Albin Pandita

Kemenkop Ajak Kelompencapir Mendukung Upaya Percepatan Legalitas Kopdes/ Kel Merah Putih

0

Bogordaily.net – Kementerian Koperasi () meminta dukungan penuh dari asosiasi atau kelompok notaris Indonesia seperti Kelompok notaris pendengar dan pemikir () dan asosiasi notaris lainnya untuk dapat melakukan percepatan dalam upaya pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/ Kel) Merah Putih.

Keberadaan notaris menjadi sangat vital karena menjadi bagian penting dalam pemenuhan Badan Hukum/ legalitas Kopdes/ Kel Merah Putih.

Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menjelaskan bahwa percepatan ini diperlukan karena target pembentukan 80.000 Kopdes/ Kel Merah Putih dapat dilakukan pada 12 Juli 2025 beriringan dengan momentum Peringatan Hari Koperasi Nasional.

Mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) nomor 9 tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Kopdes/ Kel Merah Putih dan Surat Edaran (SE) Menteri Koperasi Nomor 1 Tahun 2025 tentang Tata Cara Pembentukan Kopdes/ Kel Merah Putih, Notaris berperan dalam penerbitan Akte Pendirian Koperasi yang sah berdasarkan berita acara dari pelaksanaan musyawarah desa khusus (Musdesus) di tingkat desa/ kelurahan. Setelah memiliki Akte Pendirian Koperasi, selanjutnya dilakukan pengesahan oleh Kementerian Hukum cq Ditjen Administrasi Hukum Umum (AHU).

“Untuk itu kami berharap dukungan dari teman-teman notaris karena keberadaan bapak/ ibu semua sangatlah penting. Saat ini sudah mulai banyak desa-desa yang menyelenggarakan musyawarah desa khusus untuk pembentukan koperasi desa,” ujar Wamenkop Ferry Juliantono dalam diskusi ke 63 yang digelar oleh secara daring dengan tema “Mengenal Koperasi Desa Merah Putih”, Kamis (24/4).

Wamenkop Ferry menuturkan bahwa di dalam rangkaian proses Musdesus pembentukan Kopdes/ Kel Merah Putih di setiap desa, tim dari Kementerian Koperasi () atau dari Dinas Koperasi setempat turut hadir untuk memastikan proses musyawarah dapat berjalan sesuai dengan ketentuan dan tahapan-tahapan yang ditentukan. Hal ini untuk menghindari potensi permasalahan yang terjadi di dalam musyawarah.

“Dalam proses musyawarah desa khusus itu, kami sudah membuat petunjuk pelaksanaan bahwa inisiatif dari pembentukan musyawarah desa kelurahan itu dilaksanakan oleh pemerintah desa,” ulasnya.

Sementara itu terkait dengan strategi pembentukan Kopdes/ Kel Merah Putih, menetapkan tiga model yaitu pembentukan koperasi baru, pengembangan koperasi yang sudah ada dan revitalisasi koperasi.

Pembentukan koperasi baru hanya dilakukan di desa-desa yang belum memiliki koperasi. Sementara untuk pengembangan koperasi dilakukan pada desa yang telah memiliki koperasi aktif dengan kinerja cukup baik kemudian dikembangkan kapasitas usahanya. Selanjutnya revitalisasi koperasi dilakukan untuk desa yang sudah memiliki koperasi namun tidak aktif/ lemah.

“Jadi yang krusial itu adalah bahwa dalam pembentukan koperasi ada beberapa pendekatan dan menurut saya tiga pendekatan inilah yang sudah dilakukan oleh Kementerian Koperasi,” ucapnya.

Wamenkop Ferry Juliantono menambahkan bahwa pihaknya juga sudah menjalin komunikasi yang intens dengan Kementerian Hukum untuk dapat bersinergi dalam upaya percepatan pembentukan Kopdes/Kel Merah Putih. Atas komitmen yang telah disepakati tersebut diharapkan proses pendirian legalitas Koperasi dapat dilakukan secara cepat dari tingkat desa yang dibantu oleh notaris yang telah ditunjuk untuk segera mengesahkan berita acara dalam bentuk akte notaris.

“Setelah akte notaris itu diserahkan kepada Kementerian Hukum untuk dicatatkan pada Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH), saya mendapatkan konfirmasi bahwa prosesnya juga akan dipercepat karena Kementerian Hukum akan membuat laman khusus untuk menangani pendirian dari Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih,” katanya. ***

1,2 Juta AgenBRILink Jangkau 88% Wilayah Indonesia, BRI Hadirkan Layanan Keuangan Hingga ke Pelosok Negeri

0

Bogordaily.net – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung dan penguatan ekonomi kerakyatan melalui keberadaan .

Hingga akhir Maret 2025 jumlah telah mencapai 1,2 juta agen. Keberadaan program ini memberikan dampak yang nyata, mulai dari membuka akses layanan perbankan bagi masyarakat di daerah terpencil hingga meningkatkan literasi keuangan di berbagai pelosok Tanah Air.

Tercatat, sepanjang Triwulan I/2025 berhasil membukukan volume transaksi sebesar Rp423 triliun. Jumlah juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan atau tumbuh sebesar 49,48% YoY, dari 796.836 agen pada Maret 2024 menjadi 1,2 juta agen pada akhir Maret 2025. Dengan pertumbuhan tersebut, jaringan kini telah melayani lebih dari 67 ribu desa dan menjangkau lebih dari 88% wilayah Indonesia.

Tidak hanya sekadar memperluas jangkauan, juga menawarkan berbagai layanan yang dirancang untuk mempermudah kebutuhan harian masyarakat. Mulai dari pembayaran tagihan listrik, air, BPJS, telepon, pembelian pulsa, hingga pembayaran cicilan. Selain itu, tersedia pula layanan referral untuk pembukaan rekening tabungan dan pinjaman, layanan asuransi mikro, tarik tunai dari luar negeri, serta pembelian tiket perjalanan seperti bus, shuttle, dan kapal ferry.

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa salah satu bentuk nyata BRI dalam mendorong inklusivitas adalah dengan memperluas jaringan layanan perbankan hingga ke warung-warung melalui . Hal ini memungkinkan BRI untuk melayani transaksi keuangan masyarakat secara lebih dekat, efisien, dan merata.

Dia juga menambahkan bahwa inisiatif ini turut mendukung Asta Cita keenam, yaitu membangun dari desa dan dari bawah untuk mendorong pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Program ini juga selaras dengan Asta Cita ketiga, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas dan mendorong kewirausahaan.

“Keberadaan tidak hanya memperluas jangkauan layanan BRI, tetapi juga menciptakan peluang usaha bagi masyarakat. Selain memperoleh tambahan pendapatan, para agen juga menjadi agen perubahan yang memperkenalkan layanan keuangan kepada komunitas di sekitarnya,” jelas Hendy.

Dengan fokus pada penguatan ekonomi kerakyatan, hadir sebagai ujung tombak dalam memperluas akses keuangan hingga ke pelosok negeri. Peran strategis ini juga tercermin dari perkembangan signifikan yang dicapai dalam beberapa waktu terakhir.

“Keberhasilan AgenBRILink diyakini tak terlepas dari strategi hybrid bank BRI, yakni perpaduan layanan fisik dan digital untuk melayani segmen nasabah BRI yang beragam. Dengan beragam kemudahan tersebut, AgenBRILink menjadi solusi keuangan yang semakin relevan bagi Masyarakat Indonesia,” tutup Hendy. ***