Sunday, 10 August 2025
Home Blog Page 41

Perang Meletus di Perbatasan, Ini Kronologi dan Penyebab Perang Thailand dan Kamboja

Bogordaily.net – Penyebab perang Thailand dan Kamboja kembali menyalakan bara yang selama ini hanya tertutup abu tipis.

Kamis pagi (24/7), dentuman senjata terdengar di kawasan perbatasan Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja—tepat di sekitar kuil kuno Ta Moan Thom, wilayah yang sudah lama disengketakan.

Dua warga sipil dilaporkan tewas. Dua tentara terluka. Puluhan ribu warga Thailand dievakuasi.

Pecah sudah ketegangan yang selama ini seperti disimpan dalam lemari tua: berdebu, usang, tapi tetap menyimpan bara.

Isu ranjau darat menjadi pemicu terakhir. Seorang tentara Thailand kehilangan kakinya pada Rabu (23/7). Negeri Gajah Putih pun menuding Kamboja sebagai pihak yang menanam ranjau.

Padahal, menurut pihak Phnom Penh, ranjau itu sisa-sisa masa lalu—sisa perang saudara mereka sendiri. Tapi dalam konflik, tak ada istilah ‘masa lalu’. Yang ada hanyalah siapa menuduh lebih dulu.

Thailand langsung bertindak. Jet tempur F-16 dikerahkan. Artileri berat dikeluarkan. Bahkan, hubungan diplomatik pun diturunkan levelnya.

Penyebab perang Thailand dan Kamboja pun melebar: dari sebuah ranjau menjadi perang narasi, dari luka kaki menjadi retak diplomasi.

Kamboja tak tinggal diam. Mereka menuduh Thailand lebih dulu menembak. Mereka bilang hanya membela diri. Dan seperti biasa, media sosial menjadi medan perang berikutnya.

Mantan PM Hun Sen turut bicara. Ia menyebut bahwa pasukan Thailand telah menembaki dua wilayah di perbatasan mereka: Oddar Meanchey dan Preah Vihear.

Maka jadilah perang ini bukan hanya tentang wilayah. Tapi tentang ego. Tentang sejarah. Tentang siapa yang lebih dahulu merasa benar.

Penyebab perang Thailand dan Kamboja bukan barang baru. Sudah lebih dari satu abad kedua negara ini bersitegang soal perbatasan sepanjang 817 km.

Tapi yang membuatnya terus menyala adalah simbol. Kuil kuno. Jalur patroli. Peta lama. Dan nasionalisme yang gampang terbakar.

Dulu, mereka sempat berdamai. Tapi setiap kali ada pergantian kekuasaan, titik-titik rawan itu kembali disentuh.

Entah disengaja, entah sebagai pengalih isu. Lalu rakyat kecil jadi korban. Desa-desa dibakar. Anak-anak dievakuasi. Impor-ekspor diblokir. Bahkan buah dan sayur tak luput dari dampaknya.

Lalu apa ujungnya? Mungkin tak ada. Seperti banyak perang lainnya, akhir bukan ditentukan oleh siapa menang, tapi oleh siapa yang lebih dulu lelah.

Dan selama rasa ‘terluka’ itu belum pulih, jangan harap bara ini bisa benar-benar padam.***

Arti Rojali dan Rohana, Sindiran Lucu yang Serius dari Pusat Perbelanjaan

0

Bogordaily.net – Arti Rojali dan Rohana kini menjadi pembicaraan hangat di media sosial.

Dua istilah ini bukan berasal dari kitab klasik, bukan pula dari buku manajemen ritel, tapi dari lapangan—lebih tepatnya, dari lorong-lorong mal yang penuh pengunjung tapi minim transaksi.

Istilah itu pertama kerap dilontarkan di pusat perbelanjaan. Ada yang menyebut pengunjung yang “rame doang tapi nggak belanja” sebagai Rojali—singkatan dari rombongan jarang beli.

Lalu muncul “pasangannya”: Rohana, yang konon berarti rombongan hanya nanya-nanya. Lucu. Tapi dalam kelucuannya, ada realitas sosial yang tak bisa ditertawakan begitu saja.

Di pusat perbelanjaan, ada sekelompok anak muda datang bersama-sama. Duduk di food court, pakai satu minuman beramai-ramai.

Satu orang ke konter sepatu, mencoba berbagai model. Lalu pergi. Tanpa beli. Tapi mereka sempat selfie di depan toko. Itu tadi: Arti Rojali dan Rohana.

Istilah ini viral. Muncul di meme, jadi bahan video TikTok, bahkan sampai dijadikan stiker di WhatsApp grup ibu-ibu.

Dan ya, seperti biasa, Indonesia memang pintar dalam membuat istilah lucu dari fenomena sehari-hari. Yang membuatnya menarik, karena ini menyentuh urat nadi: kondisi ekonomi dan gaya hidup masyarakat urban hari ini.

Rojali, jelas. Rombongan jarang beli. Sudah menjadi “penghuni tetap” mal setiap akhir pekan.

Ciri-cirinya: datang bergerombol, lihat-lihat barang, numpang AC, pakai Wi-Fi, kadang tester parfum, tapi dompet tak pernah keluar.

Bahkan konten TikTok mereka kadang lebih bagus daripada visual iklan brand-brand besar di mal itu.

Rohana? Itu lebih bervariasi. Ada yang bilang singkatan dari rombongan hanya nanya-nanya.

Ada juga yang memplesetkannya menjadi rombongan hanya narsis atau nongkrong aja. Tidak penting mana yang benar. Yang penting: fenomenanya nyata. Dan kian hari makin terasa.

Mengapa ini menarik? Karena arti Rojali dan Rohana bukan cuma soal pelesetan. Tapi soal bagaimana orang hari ini berbelanja (atau tidak berbelanja).

Mal bukan lagi tempat transaksi. Tapi ruang publik baru. Tempat “healing” murah meriah. Pendingin ruangan, colokan gratis, dan konten Instagramable.

Banyak pelaku usaha yang mulai frustrasi. Pengunjung ramai, omzet sepi. Maka, mulailah muncul strategi-strategi: photo booth berbayar, diskon hanya untuk pembeli, kupon lewat aplikasi.

Tapi ya itu tadi: Rojali dan Rohana tetap datang. Mereka bukan cari barang. Mereka cari pengalaman.

Lucu, ya. Tapi di balik kelucuan itu ada sinyal yang sangat serius: daya beli yang lemah, harga-harga naik, dan transformasi fungsi ruang publik.

Mungkin suatu saat, mal akan lebih mirip museum. Tempat orang datang untuk melihat, bukan membeli.

Dan istilah seperti Rojali dan Rohana akan tetap hidup. Sebagai catatan jenaka dari zaman yang sedang kita jalani.

Sebagai pelajaran bahwa di tengah tekanan ekonomi, kreativitas masyarakat kita tetap tak terbendung.

Jadi kalau Anda ke mal dan melihat sekelompok anak muda tertawa-tawa sambil bikin konten, jangan langsung kesal.

Bisa jadi, mereka adalah “Rojali dan Rohana”. Tapi mereka juga adalah gambaran zaman ini. Sebuah era yang butuh lebih dari sekadar barang diskon: era yang butuh pengertian.***

Bupati Bogor Ajak APDESI Perkuat Sinergi Untuk Membangun Desa

0

Bogordaily.net — Bupati Bogor, Rudy Susmanto menerima audiensi dari para pengurus Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Bogor, yang berlangsung di Pendopo Bupati Bogor, pada Kamis (24/7/25). Audiensi ini menjadi momen penting untuk memperkuat sinergi antara Pemerintah Kabupaten Bogor dan seluruh jajaran pemerintahan desa.

Bupati Bogor, Rudy Susmanto menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas kehadiran jajaran pengurus APDESI, para Ketua DPK, serta perwakilan kepala desa dari seluruh penjuru Kabupaten Bogor.

“Alhamdulillah, saya bersyukur kita bisa berkumpul dan bersilaturahmi hari ini. Saya mohon izin, saat ini saya memasuki bulan keenam menjabat sebagai Bupati Bogor. Sejak hari pertama, saya dan seluruh jajaran berkomitmen kuat untuk melakukan perubahan dalam tata kelola pemerintahan Kabupaten Bogor,” ujar Bupati Rudy.

Ia juga menegaskan bahwa perubahan bukan tanpa tantangan. Namun, hal itu tidak menjadi penghalang untuk terus mendorong perbaikan pelayanan dan pembangunan daerah. Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah kabupaten dan pemerintahan desa.

“Pemerintah desa tidak akan bisa berjalan maksimal tanpa dukungan pemerintah kabupaten, begitu pula sebaliknya. Kita ini sejatinya satu kesatuan, harus seirama. Karena kalau masing-masing berjalan sendiri, yang terjadi justru benturan,” tegasnya.

Ia juga mengajak APDESI untuk menjaga keharmonisan, memperkuat komunikasi, dan mendorong percepatan pembangunan di Kabupaten Bogor melalui sinergi yang erat antara pemerintah daerah dan para kepala desa.***

WHO Kecam Serangan Militer Israel ke Rumah Staf dan Gudang Utama di Gaza

0

Bogordaily.net – Situasi di Jalur Gaza kembali memanas setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap serangan langsung dari militer Israel ke kediaman staf dan fasilitas utama mereka di Deir al-Balah, pada Senin, 21 Juli 2025.

Serangan tersebut dianggap tidak hanya membahayakan operasional kemanusiaan WHO di wilayah tersebut, tetapi juga mengancam nyawa para pekerja dan keluarganya, termasuk anak-anak yang tinggal bersama mereka.

Dalam keterangannya, WHO menyatakan bahwa rumah staf mereka mengalami tiga kali serangan udara, yang memicu kebakaran hebat dan menyebabkan kerusakan besar.

Serangan ini berlangsung bersamaan dengan eskalasi militer di wilayah Deir al-Balah, di mana tank-tank Israel untuk pertama kalinya masuk ke bagian selatan dan timur distrik tersebut.

Sumber militer Israel menyebutkan bahwa mereka meyakini wilayah Deir al-Balah menjadi lokasi persembunyian para sandera.

Namun, aksi militer yang menyasar kawasan sipil dan fasilitas kemanusiaan menuai kecaman dari berbagai pihak, terutama setelah WHO merinci insiden yang menimpa stafnya.

Menurut WHO, militer Israel tidak hanya menghancurkan fasilitas, tetapi juga melakukan tindakan represif terhadap staf dan keluarga mereka.

Perempuan dan anak-anak dipaksa mengungsi ke arah al-Mawasi dengan berjalan kaki di tengah kondisi konflik bersenjata.

Sementara itu, staf pria dan anggota keluarga lainnya diperlakukan secara tidak manusiawi diborgol, ditelanjangi, diinterogasi langsung di lokasi, dan diperiksa dengan todongan senjata.

Insiden ini terjadi di tengah laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza yang menyatakan bahwa, setidaknya 130 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.000 lainnya terluka hanya dalam kurun waktu 24 jam terakhir akibat tembakan dan serangan udara militer Israel di berbagai wilayah.

Angka ini termasuk salah satu yang tertinggi dalam beberapa pekan terakhir.

WHO menegaskan pihaknya menuntut pembebasan segera terhadap seluruh staf yang masih ditahan dan meminta jaminan perlindungan bagi semua tenaga kemanusiaan yang bertugas di Gaza.

Meski dilanda serangan dan kekacauan, WHO memastikan akan tetap melanjutkan operasinya di Deir al-Balah serta memperluas upaya bantuan di wilayah yang semakin membutuhkan perhatian dunia internasional.

Situasi di Gaza semakin memperlihatkan urgensi perlindungan terhadap misi kemanusiaan di tengah konflik yang terus berkobar, dengan warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak menjadi korban paling rentan dalam pusaran kekerasan yang tak kunjung berhenti.***

Cardi B Digugat Akibat Lempar Mikrofon, Korban Tuntut Ganti Rugi Fisik dan Mental

0

Lihatjabar.com – Insiden viral yang melibatkan rapper ternama Cardi B akhirnya berbuntut panjang. Seorang wanita asal Ohio, Amerika Serikat, resmi menggugat pelantun lagu “WAP” itu atas tuduhan penyerangan dan kelalaian setelah menjadi korban dalam aksi lempar mikrofon dua tahun lalu.

Kejadian itu terjadi pada 29 Juli 2023 di Drai’s Beachclub, Las Vegas.

Dalam video yang saat itu ramai tersebar di media sosial, Cardi B terlihat melemparkan mikrofon ke arah seorang penonton perempuan setelah disiram air saat tampil di atas panggung.

Aksinya sempat mengundang pro dan kontra, terlebih karena sang rapper tampak emosional dalam momen tersebut.

Gugatan diajukan pada Senin, 21 Juli 2025. Wanita penggugat yang identitasnya dirahasiakan mengungkap bahwa, dirinya hanya menanggapi ajakan sang artis yang sebelumnya meminta penonton menyiramkan air karena cuaca Las Vegas yang sangat panas.

Bahkan Cardi B juga sempat menyiramkan air ke tubuhnya sendiri dari botol minumnya.

Namun, alih-alih disambut dengan respons positif, sang penggugat mengklaim dirinya justru dilempar mikrofon hingga mengalami luka fisik.

Ia pun merasa tersinggung dan dihina, terutama setelah mengetahui bahwa mikrofon tersebut kemudian dilelang dan berhasil terjual seharga USD 100.000 atau sekitar Rp1,6 miliar, lalu hasilnya disumbangkan ke badan amal.

Meski sempat dilaporkan ke kepolisian tak lama setelah kejadian, pihak berwajib tidak melanjutkan proses hukum karena dianggap kurang bukti.

Namun kini, wanita tersebut menempuh jalur perdata karena merasa mengalami tekanan mental berat serta cedera yang tidak kunjung pulih.

Cardi B sendiri hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi terkait gugatan tersebut.

Para penggemar dan publik pun menanti tanggapan dari sang rapper, yang selama ini dikenal dengan aksi panggung energik dan kontroversial.***

Angka Pengangguran Terdidik Meningkat, Perlukah Reformasi Pendidikan?

0

Bogordaily.net –  Salah satu persoalan serius yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah tingginya angka pengangguran. Peningkatan pengangguran bukan hanya sekadar masalah ekonomi, tetapi juga berimplikasi luas terhadap berbagai aspek kehidupan. Ketika pengangguran meningkat, angka kemiskinan ikut meningkat. Meningkatnya kemiskinan pada akhirnya memicu tingginya angka kriminalitas. Tingkat kriminalitas yang tinggi akan berdampak pada stabilitas sosial, ekonomi, dan psikologis masyarakat.

Dari sisi sosial, maraknya kejahatan menurunkan rasa aman dan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum. Kondisi ini juga membuat investor enggan menanamkan modalnya, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi serta menurunkan pendapatan masyarakat. Dari sisi psikologis, rasa tidak aman yang berkepanjangan memunculkan stres kolektif, kecemasan berlebih, dan gangguan kesehatan mental lainnya.

Lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi yang seharusnya menjadi mercusuar peradaban, juga tak luput dari sorotan. Meningkatnya angka pengangguran terdidik ini tentu saja membuat pilu hati. Data GoodStats (Februari 2025) mencatat sekitar 1,01 juta lulusan perguruan tinggi menganggur. Sementara itu, Metro News melaporkan terdapat 177.000 lulusan diploma, 1,6 juta lulusan SMK, 2 juta lulusan SMA, dan sekitar 2,4 juta lulusan SD dan SMP yang masih menganggur. Angka-angka ini menjadi PR besar, terutama bagi pemerintah dan lembaga pendidikan, untuk merefleksikan kembali mutu dan relevansi penyelenggaraan pendidikan dengan kebutuhan sosial, teknologi, dan industri.

Jika dicermati, pola pembelajaran di lembaga pendidikan kita dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi masih didominasi metode ceramah. Anak-anak lebih banyak mendengarkan penjelasan guru atau dosen dan mencatatnya tanpa diberi ruang berpikir kritis. Guru juga terkadang merasa tidak nyaman jika menerima pertanyaan kritis atau pendapat yang berbeda dari siswanya. Kadangkala, hal ini juga dianggap tidak sopan tanpa dikaji secara kritis. Hal ini bisa terjadi karena adanya miskonsepsi mengenai sopan santun. Akibatnya, peserta didik cenderung pasif dan hanya menjadi “kolektor informasi.” Hal ini berbeda dengan praktik di negara lain.

Di Inggris, misalnya, anak-anak diperkenalkan buku bergambar yang menarik sejak dini dan didorong untuk mengkritisi isinya sehingga secara tidak sadar mereka diajarkan berpikir kritis sejak dini. Di Finlandia, pendidikan berfokus pada kebutuhan peserta didik (student needs) sehingga pembelajaran bersifat lebih implementatif dan pragmatis. Sementara di China, siswa sudah dikenalkan berbagai keterampilan praktis seperti menjahit dan membuat bangunan sederhana, sehingga kecerdasan intelektual dan keterampilan mereka berkembang seimbang.

Kondisi ini menjadi catatan penting bagi kita semua, terutama bagi insan pendidikan. Pola pembelajaran di perguruan tinggi kita bahkan pada level magister dan doktoral masih didominasi ceramah sehingga lulusan lebih pandai berbicara ketimbang menghasilkan karya nyata. Bahkan syarat lulusnya pun mereka harus mampu berkata-kata mempertahankan argumentasi karyanya dari pertanyaan-pertanyaan dosen pengujinya. Karena itu, reformasi pendidikan mutlak diperlukan agar lembaga pendidikan kembali pada marwahnya, mencetak manusia yang berpikir kritis, kreatif, dan siap berkontribusi nyata bagi masyarakat. ***

Penulis: Irwan Maulana -Dosen Institut Ummul Quro Al Islami Bogor

Wamen UMKM Sebut Wirausaha Muda Bali Punya Modal Kuat untuk Jadi Besar

0

Bogordaily.net – Wakil Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Helvi Moraza menyebut wirausaha muda Bali memiliki modal yang sangat kuat pada sektor budaya dan pariwisata untuk dioptimalkan hingga menjadi usaha besar.

“Saya yakin mahasiswa dan pemuda di Bali punya potensi dan kemampuan untuk menjadi wirausaha maju dan besar. Terlebih Bali dibekali kekayaan budaya, pariwisata, dan saat ini disokong oleh teknologi,” kata Wamen Helvi saat membuka acara Entrepreneur Hub Universitas Udayana 2025 yang bertema “Kampus Berdampak, Wirausaha Berdaya” di Bali, Kamis (24/7).

Menurut Wamen Helvi dengan modal yang ada di Provinsi Bali, ia berharap kegiatan Entrepreneur Hub bisa menjadi ekosistem bagi pengusaha UMKM naik kelas, serta memberikan dampak perekonomian yang positif.

“Dengan tumbuhnya wirausaha di Bali, pada akhirnya bisa memberikan dampak yang nyata pada pertumbuhan ekonomi Bali hingga nasional,” ujarnya.

Wamen Helvi menegaskan kegiatan Entrepreneur Hub memiliki dua tujuan besar yaitu memperkuat ekosistem kewirausahaan dan meningkatkan kapasitas wirausaha.

“Dengan kedua hal tersebut diharapkan lahir wirausaha yang inovatif, produktif, berkelanjutan, dan mampu menyerap tenaga kerja, sebagai upaya dalam mewujudkan Asta Cita ke-3 yaitu meningkatkan lapangan kerja berkualitas dan mendorong kewirausahaan,” katanya.

Wamen Helvi juga berpesan kepada mahasiswa dan peserta yang hadir, untuk tidak patah arang dalam menggali potensi diri untuk menjadi wirausaha.

“Jangan takut gagal, jangan takut memulai dari langkah kecil. Dengan menjadi seorang wirausaha Anda tidak lagi menjadi job seeker, justru Anda akan menjadi job creator dan membuka lapangan kerja,” katanya.

Sementara itu Rektor Universitas Udayana I Ketut Sudarsana mengapresiasi kegiatan Entrepreneur Hub karena menurutnya hal ini merupakan langkah strategis dan konkret dari Kementerian UMKM.

“Menurut saya E-hub Universitas Udaya ini bukanlah akhir, tapi merupakan titik awal dari kolaborasi untuk mendukung wirausaha muda Bali untuk naik kelas,” ujarnya. ***

Omzet Melejit, Kisah Sukses UMKM Kuliner Kurma yang Tumbuh Bersama Rumah BUMN BRI Jakarta

0

Bogordaily.net – Di balik cita rasa legit dan aroma khas olahan kurma, ada sosok inspiratif bernama Lilia yang kini sukses mengibarkan nama Renaco sebagai brand kuliner berbasis kurma di daerahnya.

Perjalanan Lilia dalam membangun usaha Renaco tidaklah mudah, namun kegigihan dan kemauannya untuk terus belajar membawanya hingga mampu meraih rata-rata omzet Rp7 s.d Rp10 juta per bulan.

Kisah sukses ini dimulai pada tahun 2019, saat Lilia yang gemar membuat camilan sehat untuk keluarga melihat peluang besar dari buah kurma.

Menurutnya, kurma sangat populer di bulan Ramadan, tetapi masih jarang ada yang mengolahnya menjadi produk inovatif untuk dikonsumsi sehari-hari. Dari situlah lahir berbagai produk Renaco seperti kurma cokelat, kue kering isi kurma, hingga minuman sehat berbahan dasar kurma.

Awalnya semua produksi dilakukan di dapur rumah dengan bantuan dua pekerja harian. Modal terbatas tidak menjadi penghalang bagi Lilia untuk terus berinovasi.

“Saya ingin Renaco dikenal sebagai pionir olahan kurma yang bukan hanya enak, tetapi juga sehat dan halal,” ungkap Lilia.

Tahun 2022 menjadi titik penting bagi perkembangan Renaco. Saat itu, Lilia bergabung sebagai binaan Rumah BUMN Jakarta yang dikelola BRI.

Melalui berbagai pelatihan seperti pembukuan, foto produk, dan marketing digital, ia mulai menjalankan usahanya dengan lebih profesional.

Pelatihan pembukuan membantu Lilia mengelola keuangan Renaco dengan lebih rapi dan terpisah dari keuangan pribadi.

Sementara pelatihan foto produk membuat tampilan Renaco di media sosial semakin menarik, sehingga penjualan meningkat signifikan.

“Dulu saya asal-asalan mencatat pemasukan dan pengeluaran. Setelah ikut pelatihan, saya jadi paham pentingnya pembukuan untuk melihat perkembangan usaha. Dampaknya terasa sekali, saya bisa mengukur laba dan mempersiapkan strategi bisnis,” kata Lilia.

Selain pelatihan, Lilia juga memanfaatkan fasilitas ekosistem digital dari BRI. Usaha Renaco kini dilengkapi QRIS BRI untuk memudahkan transaksi non-tunai dan Point of Sales (POS) yang memantau penjualan secara real time.

“QRIS BRI membuat pelanggan lebih nyaman saat bertransaksi, sementara saya tidak perlu repot menyiapkan uang kembalian. Semua transaksi tercatat otomatis di POS, jadi saya bisa memantau omzet harian Renaco tanpa harus menghitung manual,” jelasnya.

Perjuangan Lilia membesarkan Renaco membuahkan hasil. Kini semua produk Renaco telah bersertifikasi halal, memiliki izin PIRT, serta dilindungi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Dua pekerja harian yang ia rekrut pun ikut merasakan manfaat dari usaha yang semakin berkembang ini.

“Meski skala usaha masih kecil, saya ingin Renaco memberi dampak positif. Paling tidak ada dua keluarga yang terbantu lewat pekerjaan ini,” tutur Lilia.

Ke depan, Lilia memiliki visi besar untuk Renaco. Ia ingin memperluas pemasaran ke luar daerah bahkan mancanegara melalui platform digital. Ia juga bermimpi memiliki gerai khusus Renaco, sehingga pelanggan bisa langsung menikmati berbagai produk olahan kurma dengan konsep kafe sehat.

“Kalau ada pesan untuk teman-teman UMKM, teruslah belajar dan manfaatkan semua fasilitas yang ada, seperti pelatihan di Rumah BUMN binaan BRI. Jangan cepat menyerah, karena kita tidak pernah tahu kapan usaha kita akan berkembang pesat. Kuncinya konsisten,” ujar Lilia.

Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa BRI berkomitmen menjadi mitra utama pertumbuhan UMKM di seluruh Indonesia melalui berbagai program pemberdayaan.

“Salah satunya adalah melalui Rumah BUMN, kami tidak hanya memberikan akses pelatihan dan pembinaan, tetapi juga mendukung UMKM dengan teknologi dan akses pasar, sehingga harapannya pengusaha UMKM dapat naik kelas,” pungkas Hendy. ***

BRI Salurkan KUR Rp83,38 triliun, Pertanian Jadi Motor Utama

0

Bogordaily.net – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Melalui peran aktif sebagai penyalur utama Kredit Usaha Rakyat (KUR), BRI menghadirkan akses pembiayaan yang inklusif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

Hingga akhir Triwulan II tahun 2025, BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp83,88 triliun, atau setara 47,93% dari total alokasi KUR tahun ini sebesar Rp175 triliun. Penyaluran ini dilakukan dengan tetap menjaga kualitas pembiayaan, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang terjaga di level 2,48%. KUR terus didorong sebagai solusi keuangan bagi pelaku UMKM untuk memperkuat kapasitas usaha dan mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor.

Direktur Utama BRI Hery Gunardi menekankan bahwa KUR memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan usaha masyarakat dan perluasan kesempatan kerja. Ia menyebut bahwa akses terhadap modal yang terjangkau merupakan kunci dalam meningkatkan skala usaha dan menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas.

“KUR menjadi instrumen penting dalam memperluas inklusi keuangan, khususnya bagi pengusaha UMKM yang selama ini terkendala akses permodalan. Program ini mampu mendorong peningkatan produktivitas sekaligus menciptakan lapangan kerja di berbagai sektor strategis. Kami percaya bahwa pembiayaan yang tepat sasaran akan memperkuat kontribusi sektor riil terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkapnya.

Sebagian besar KUR yang disalurkan BRI dialokasikan ke sektor produksi. Tercatat sekitar 63,63% dari total penyaluran mengalir ke sektor seperti pertanian, perikanan, industri pengolahan, dan kegiatan produksi lainnya. Sektor pertanian sendiri menjadi penyerap terbesar dengan nilai pembiayaan mencapai Rp37,11 triliun atau sekitar 44,25% dari total KUR yang telah disalurkan hingga akhir Juni 2025.

Capaian ini mencerminkan komitmen BRI dalam menyentuh sektor-sektor esensial yang memiliki dampak luas terhadap kesejahteraan masyarakat, termasuk dalam menjaga ketahanan pangan dan memperkuat ekonomi kerakyatan.

“KUR bukan sekadar instrumen pembiayaan, tetapi merupakan langkah penting dalam mendorong pengusaha UMKM agar lebih tangguh dan produktif. Dalam menjalankan peran sebagai penggerak ekonomi di akar rumput, BRI terus memperkuat kapasitas pelaku UMKM melalui pemberdayaan hingga perluasan akses pasar agar pembiayaan semakin berdampak nyata terhadap pertumbuhan dan keberlanjutan usaha,” pungkasnya. ***

Diskominfo dan Badan Informasi Geospasial Bangun Kolaborasi Bidang Informasi dan Komunikasi Publik

Bogordaily.net — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) membangun kolaborasi dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) dalam bidang informasi dan komunikasi publik.

Kolaborasi tersebut dibahas pada pertemuan audiensi antara Kepala Biro Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Kerjasama BIG, Mone lye Cornelia Marschiavelli dengan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Bambang Widodo Tawekal, Kamis (24/7).

Kepala Diskominfo menerima audiensi didampingi Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik beserta jajaran. Sementara Kepala Biro Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Kerjasama BIG hadir bersama jajaran humas.

Kepala Biro Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Kerjasama BIG, Mone lye Cornelia Marschiavelli menyampaikan pentingnya sinergi antara BIG dan Diskominfo, mengingat adanya kesamaan fungsi dalam hal diseminasi informasi publik.

“Kami melihat ada kesamaan fungsi antara BIG dan Diskominfo, khususnya dalam publikasi kegiatan pemerintah. Ke depan, kami berharap sinergi ini bisa saling mendukung untuk memperluas jangkauan informasi geospasial kepada masyarakat,” ujar Mone.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa kerja sama ini diarahkan pada aksi nyata seperti publikasi kegiatan melalui jaringan media milik Diskominfo, termasuk pemanfaatan videotron dan UPT Radio untuk menghadirkan narasumber dari BIG yang dapat mengedukasi publik terkait pentingnya literasi geospasial.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bogor, Bambang Widodo Tawekal, menyambut dengan baik inisiatif kerja sama yang ditawarkan BIG. Menurutnya, kolaborasi ini akan memperkuat fungsi pelayanan informasi kepada masyarakat, terutama yang berkaitan dengan data dan layanan geospasial.

“Kerja sama ini sangat kami sambut baik. BIG memiliki peran penting dalam menyediakan informasi geospasial. Dengan kolaborasi ini, masyarakat bisa lebih memahami bagaimana peran BIG dalam kehidupan sehari-hari dan perencanaan pembangunan,” ungkap Bambang.(*)