Saturday, 7 June 2025
Home Blog Page 8627

Heboh SK Anggota DISK BIN Banyu Biru di Media Sosial

Bogordaily – Dunia media sosial heboh. Beredar screenshot selebritas sekaligus pengusaha Banyu Biru Djarot yang mengunggah Surat Keputusan pengangkatan dia sebagai Dewan Informasi dan Strategis Kebijakan Badan Intelijen Negara (DISK ) di akun Path. Benarkah?
Dari Path, postingan Banyu Biru tersebut menyebar ke media sosial lain, seperti Twitter dan Facebook. Sejumlah netizen memperpertanyakan sikap Banyu yang mengunggah Surat keputusab tersebut. Ada juga yang menyesalkan. Hingga saat ini Banyu Biru belum memberkan konfirmasi terkait SK sebagai anggota tersebut. Upaya konfirmasi detikcom via telepon, SMS dan WhatsApp belum direspons.
Meski begitu, komentar datang dari Kepala Sutiyoso. Dia mengakui bahwa pihaknya memang membantuk Dewan Informasi Strategis dan Kebijakan (DISK) di . Namun dia tak bisa mengungkap ke publik mengenai tugas, fungsi dan personel DISK di tersebut.
“Itu rahasia (classified) sifatnya,” kata Sutiyoso ketika dikonformasi detikcom, Minggu (31/1/2016).
Menurut Sutiyoso, semua personel DISK dievaluasi setiap saat selama masa tugasnya. “Jika hasil penilaiannya negatif atau merugikan pelaksanaan tupoksi , personel tersebut bisa diberhentikan setiap saat,” kata dia.
Sebagai Kepala , Sutiyoso mengaku hanya memberi izin kepada personel tertentu untuk menjelaskan hal-hal yang memang sifatnya untuk publik.
Bagaimana dengan Banyu Biru dan SK pengangkatannya sebagai anggota telik sandi negara?
“Saya tidak bisa memberi konfirmasi atau bantahan tentang masing-masing personel , termasuk personel DISK,” kata Sutiyoso

Menanti Rekaman CCTV, Petunjuk Penting Soal Jessica di Kasus Pembunuhan Mirna

Bogordaily.net – Polisi mengatakan punya empat terkait keterlibatan Wongso dalam kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin. Belum ada satu pun bukti yang dirilis hingga saat ini. Namun yang menjadi perbincangan khusus adalah .

Soal ini sempat disinggung oleh anggota Kompolnas Edi Hasibuan saat mendatangi Polda Metro Jaya, Sabtu (30/1) kemarin. Dia hadir untuk mengecek kondisi Jessica dan memastikan bukti-bukti polisi sudah kuat.
Selama berada di ruang penyidik, Edi mengaku ditunjukkan dari kafe Olivier, Grand Indonesia. Sebuah rekaman selama 45 menit menunjukkan momen mulai dari Jessica memesan minuman es kopi Vietnam, sampai Mirna kejang-kejang hingga akhirnya tewas.

“Kemudian bagaiamana juga wajahnya harus memandang ke sana kemari sepertinya ada hal kalau analisa sepertinya ada yang mengawasi di lokasi kejadian. Kemudian setelah korban datang, 2 menit kemudian dia kejang-kejang dan akhirnya meninggal,” jelas Edi.

Edi juga menyinggung soal posisi gelas kopi yang dipindahkan tempatnya. Lalu area meja yang ditutupi oleh paper bag. Tak hanya itu, rekaman yang jauh dari posisi meja juga sempat diceritakan. Bagi Edi, itu semua adalah petunjuk penting bagi polisi.

“Ini semua akan membuat kita membuat suatu petunjuk yang kuat makanya ini kita datang ke sini untuk menanyakan kepada polisi,” paparnya.

Pengacara sepertinya sudah mendengar soal rekaman ini. Karena itu, mereka ngotot meminta polisi untuk membukanya. Namun polisi tak mau terlalu meresponsnya.

“Nanti ada tempatnya. Kita bekerja sesuai SOP. Polisi akan membuat serangkaian, nanti kita akan kirim berkasnya ke kejaksaan. Setelah dikirim JPU menganalisa, kalau sudah lengkap jadi P21, jaksa pelajari kembali ada rencana penuntutan, terus dikirim ke pengadilan,” papar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M Iqbal.

Iqbal mengatakan saat ini penyidik masih melakukan pemeriksaan terhadap Jessica. Penahanan Jessica dilakukan agar mempermudah penyelidikan. Rekaman atau bukti lainnya belum bisa diungkap.
“Rilis akan disampaikan secara komprehensif,” tegasnya.