Sunday, 25 May 2025
Home Blog Page 87

Penyanyi Dangdut Jadi Caleg, Disebut Robby Abbas Pernah Terlibat Prostitusi Online. Siapa Dia?

0

Bogordaily.net jadi caleg, pernah eksis di lingkaran . Heboh.

Itu diungkap yang kini muncul lagi. Lama tak terdengar, kini namanya kembali bikin gaduh.

Ia memang bukan tokoh biasa. Namanya sempat ramai di masa lalu—kasus , Amel Alvi, ingat?

Kini ia muncul di podcast, duduk santai, berbicara seperti teman lama. Tapi kalimat-kalimatnya tajam. Seperti pisau. Dan tentu saja, sensasional.

Yang bikin publik menganga bukan hanya soal angka—50 sampai 60 juta untuk sekali “order”. Tapi nama-nama yang ia sebut. Atau lebih tepatnya, inisial-inisial.

FF, AA, A yang disebut “berdarah Arab”. Lalu satu lagi yang menarik perhatian: yang kini jadi caleg.

Ya, , caleg. Pernah ikut dalam “lingkaran” , katanya. Pernah. Dulu.

Ia tak menyebut nama. Bahkan tidak memberi inisial. Tapi ia memberi petunjuk lain: cukup terkenal. Sudah duduk di legislatif. Dan kini berbisnis nasi tempong.

Tidak banyak yang masuk politik dan jualan nasi tempong. Publik tentu bisa menebak. Atau malah makin penasaran.

Tapi Robby menegaskan satu hal: itu masa lalu. Bukan sekarang. Bukan saat dia sudah duduk manis sebagai caleg.

Mungkin ini caranya menebus masa lalu: bicara blak-blakan agar orang lain tidak mengulangi. Atau bisa jadi, hanya ingin panggung lagi. Kita tidak tahu.

Yang jelas, satu nama kini jadi buah bibir. Tanpa disebut, tapi semua merasa mengenalnya.

Begitulah politik dan dunia hiburan. Kadang batasnya kabur. Kadang menyatu. Dan kadang, seperti sekarang—meledak dalam sebuah podcast.***

Jadwal One Way Puncak 20 April 2024, Catat!

0

Bogordaily.net – Jadwal one way hari ini Minggu 20 April 2024 bertepatan dengan libur panjang karena Wafat Yesus Kristus.

Artinya: libur panjang. Empat hari. Mulai Kamis sore, suasana akan berubah. Jalan raya berubah jadi lautan . Dari Jakarta mengalir ke atas: ke .

Satlantas Polres Bogor sudah menyiapkan senjata pamungkasnya: jadwal one way . Plus: ganjil genap.

Plus: buka tutup jalur. Semua demi satu hal: mencegah jadi parkiran massal.

Ganjil Genap

dengan pelat nomor ganjil tak boleh naik ke jika tanggal genap. Begitu juga sebaliknya.

Sampai Minggu malam, 20 April 2025, sistem ini akan terus berjalan. Dari jam 6 pagi sampai malam. Hanya untuk kendaraan yang naik. Yang turun ke Jakarta? Silakan saja, bebas.

Pagi hari, sejak pukul 07.00 WIB. Polisi akan menutup semua akses turun dari . Hanya satu arah: naik. Jakarta ke . Sampai pukul 12.00 WIB.

Setelah itu? Arah dibalik. Dari jam 12.30 sampai 18.00 WIB, semua kendaraan harus turun. Naik? Tidak boleh. Bahkan, jika arus turun belum selesai, jam pulang bisa molor sampai malam.

Polisi bisa menerapkan one way dua kali. Pagi: naik. Sore: naik lagi. Ya, jika kondisi sudah sangat gawat.

Rute Alternatif: Jalan Tikus Andalan Lama

Mereka yang cerdik bisa lewat Bukit Pelangi. Keluar tol Sentul Selatan, masuk ke Babakan Madang, terus ke arah Megamendung.

Belok kanan di Simpang Gadog, tembus ke Pasar Cisarua lewat jalan desa.

Atau lewat Cilember. Atau Gadog bawah. Jalan-jalan sempit yang dulu hanya dilewati penduduk lokal, kini jadi harapan terakhir para wisatawan nekat.

Jadwal Bisa Berubah

Ini bukan jadwal mati. Polisi bisa mengubahnya sewaktu-waktu. Berdasar realita di lapangan.

Jadi jangan terlalu percaya jadwal. Percayalah pada feeling. Dan akun Instagram @satlantaspolresbogor.tmc.

Begitulah. Setiap libur panjang, kita mengulang kisah yang sama. Gunung, macet, dan perintah polisi. Judulnya boleh beda.

Tapi isinya selalu sama: manusia berbondong-bondong mencari udara segar. Lalu terjebak di dalam ber-AC.***

Banyak Wartawan Belum Miliki Rumah, Akankah Subsidi Rumah Jadi Solusi?

0

Bogordaily.net – Rencana pemerintah untuk memberikan 1.000 unit rumah subsidi bagi wartawan menuai pro dan kontra. Program subsidi rumah yang akan diluncurkan pada 6 Mei 2025 oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) ini, digadang-gadang merupakan bentuk kehadiran negara terhadap nasib wartawan.

Namun, dibalik niat baik tersebut, terselip pertanyaan penting: benarkah ini menjadi solusi bagi permasalahan dasar yang dihadapi wartawan? Atau justru upaya yang berisiko mencemarkan nama baik wartawan itu sendiri?

Kita tidak bisa menolak kenyataan bahwa kesejahteraan wartawan di Indonesia masih jauh dari kata ideal. Laporan Potret Jurnalis Indonesia 2025 yang dirilis Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mencatat bahwa 34,2 persen wartawan yang sudah terverifikasi Dewan Pers digaji di bawah upah minimum provinsi (UMP).

Sedangkan, sebanyak 61,7 persen dari mereka bahkan tidak mengalami kenaikan gaji selama setahun terakhir. Artinya, hampir sepertiga wartawan di Indonesia bekerja tanpa penghasilan yang layak.

Sebagai mahasiswa Program Studi Komunikasi Digital dan Media, saya melihat bahwa pemerintah semestinya lebih dulu fokus terhadap faktor utama kesejahteraan wartawan, misalnya memastikan 34,2 persen wartawan yang bergaji di bawah UMP mendapatkan pendapatan yang lebih layak dengan menerapkan regulasi terkait gaji kepada perusahaan media.

Selain itu, pemerintah juga wajib menjamin adanya kebebasan pers, termasuk menghentikan dan mencegah terjadinya tindakan represif aparat terhadap jurnalis yang tengah melaksanakan tugas di lapangan.

Ketika subsidi rumah diberikan kepada profesi tertentu, itu dapat menciptakan contoh yang berbahaya. Hal tersebut membuka ruang bagi masyarakat untuk kemudian mempertanyakan independensi wartawan.

Bayang-bayang wartawan yang tunduk karena merasa “berutang budi” kepada negara menjadi momok yang menakutkan terhadap media sebagai pilar keempat demokrasi.

Penolakan sejumlah organisasi jurnalis seperti AJI, IJTI, dan PFI terhadap rencana ini bukanlah tanpa alasan. Mereka menilai bahwa program khusus bagi wartawan dalam mengakses rumah subsidi akan menimbulkan citra negatif bagi wartawan itu sendiri dan mengedankan adanya perlakuan istimewa.

Padahal, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun lalu, hanya 59,96 persen rumah tangga di Indonesia yang memiliki rumah dengan sertifikat hak milik. Yang mana, kebutuhan akan tempat tinggal bukan hanya milik wartawan, tetapi jutaan rakyat Indonesia yang juga berjuang untuk memenuhi kebutuhan papannya.

Jika skema subsidi yang digunakan pemerintah adalah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), yang sebenarnya bisa diakses oleh siapa pun dengan pendapatan maksimal Rp8 juta per bulan dan belum memiliki rumah, lalu apa urgensi pemerintah memberikan program khusus kepada wartawan? Bukankah lebih baik jika program ini dibuka tanpa harus mendahulukan profesi tertentu?

Tentu, niat baik pemerintah layak untuk diapresiasi. Namun, eksekusi kebijakannya perlu dilakukan dengan pertimbangan matang. Dewan Pers sendiri telah memberikan sikap dengan menolak menyerahkan 100 nama wartawan penerima kunci rumah subsidi.

Hendaknya program ini tidak menjadi gimmick semata menjelang momentum tertentu atau bahkan alat yang mampu menurunkan kemampuan berpikir kritis wartawan terhadap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

Rencana pemerintah dalam memberikan subsidi rumah ini sebaiknya dikaji ulang hingga 5 Mei 2025 nanti. Di saat yang sama, pemerintah perlu membuka ruang diskusi dengan wartawan atau asosiasinya sebagai objek kebijakan. Bukan sekadar mendengar, tetapi sungguh-sungguh mempertimbangkan apa yang menjadi suara mereka sebagai pihak yang akan paling terdampak.

Mahasiswa, khususnya yang akan menjadi ahli komunikasi di masa yang akan datang, sudah seyogianya mendukung keputusan Dewan Pers untuk menolak menyerahkan data 100 wartawan penerima rumah subsidi.

Kita semua pasti menginginkan kehidupan yang layak bagi wartawan, namun penting bagi mereka untuk tetap independen, kritis, dan berani. Dan kesejahteraan wartawan sebetulnya tidak akan pernah tercapai jika kebebasan pers masih dibungkam lewat cara-cara yang terlihat manis di permukaan, namun menyimpan jebakan Batman di baliknya.***

Fairuz Zain
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University

Keseharian Pulang-Pergi Jakarta-Bogor

0

Bogordaily.net – Hari itu, di pagi hari bulan Ramadhan, aku membuka grup chat media sosialku untuk melihat kabar kelas kuliah hari itu. Kelas yang sebenarnya tidak diharapkan oleh kami untuk diadakan, mengingat ini masih beberapa hari semenjak bulan Ramdhan tiba.

Karena aku pikir hari ini tidak ada kelas, karena kelas awal kami dikabarkan hanya membuat laporan tugas, jadinya aku membantu nenekku untuk menyiapkan takjil buka puasa di masjid, berhubung hari itu adalah jadwal keluarga kami untuk menyediakan takjil puasa.

Namun, sekitar jam sepuluh, penanggung jawab kelas kami mengabarkan kalau nanti akan ada kelas yang diadakan secara tatap muka, dan membuat grup kami menjadi ricuh.

Kami semua sebenarnya sudah sepakat untuk membuat jadwal kelas di hari itu online semua, tapi dengan kabar seperti ini membuat kami harus siap atau tidak bisa mengikuti kelas tersebut, kelas itu akan diadakan tepat pukul 15.00 di kampus Bogor, dan mengharuskanku untuk bersiap kira-kira 2 jam sebelumnya.

Aku berkuliah di kampus ternama di kota Bogor, dan mengambil jurusan komunikasi dengan peminat terbanyak di Indonesia saat itu. Selama kuliah, ada satu hal yang terus aku pegang teguh, mungkin bagi teman-temanku banyak yang belum terbiasa dengan itu, lain denganku yang sudah dilatih oleh ayah, dan guru-guruku semenjak aku duduk di bangku sekolah, yaitu untuk selalu in-time atau hadir sebelum waktunya.

Tepat setelah sholat dzuhur hari itu, aku sudah menyiapkan segala keperluanku untuk kelas nanti, seperti tas, handphone, dompet, tempat pensil, dan buku, jaga-jaga bila nanti diperlukan. Aku meminta ayahku yang saat itu lagi libur kerja untuk mengantarku ke stasiun Cikini. Antara rumahku dengan stasiun Cikini itu ditempuh kira-kira 20-30 menit dengan motor.

Aku memilih stasiun ini karena stasiun ini terbilang lebih sepi daripada stasiun yang lebih dekat, yaitu stasiun Manggarai. Pukul 12.10 menuju Bogor sampai, untungnya gerbong saat itu sepi, jadinya aku masih dapat tempat duduk.

Namun tidak berselang lama setelah sampai di stasiun Manggarai, lautan manusia tiba-tiba masuk memenuhi gerbong tempat aku duduk. Aku dari awal sudah sadar kalau hal ini akan terjadi, dan ini alasan lain kenapa aku memilih stasiun Cikini dibandingkan stasiun Manggarai.

Aku yang malas berdiri langsung berpura-pura tidur dengan earphone di telinga sambil mendengarkan musik. Aku memutar volume earphone hingga mendekati maksimal, dan membuat aku tidak mendengar apa-pun selain musik yang kudengar dari earphone.

Perjalanan dari Jakarta ke Bogor dengan kira-kira menempuh waktu satu jam. Ini juga yang membuatku malas untuk berdiri berdesak-desakan dengan penumpang-penumpang lainnya.

Aku sampai di Bogor jam 14.25, tidak sesuai dengan jadwal yang tertulis di jadwal aplikasi . Saat sampai, hujan mulai turun di stasiun kota hujan, dan mengharuskanku untuk membuka payung berkarat yang aku simpan di tas.

Ketika sampai di depan stasiun, hujan menjadi semakin deras, dan membuatku basah di beberapa tempat. Saat di parkiran motor, aku langsung membuka jok motor untuk mengambil jas hujan. Meskipun itu hanya atasannya saja, tapi bagiku itu sudah lebih dari cukup untuk menghadapi cuaca hujan di Bogor.

Sebelum sampai di Bogor, sebenarnya ada temanku yang menyuruhku untuk mencetak laporan yang akan kami kumpulkan nanti ketika kelas, aku yang sebelumnya berpikir kalau tidak akan sempat, menolak permintaanya, tapi aku beritahu ke dia lagi kalau aku bisa lakukan, saat sampai di Bogor.

Meskipun hujan deras, dan jalanan licin, aku tetap melakukan permintaannya dengan motorku, dan bensin yang tinggal setengah. Air hujan membasahi helmku, membuat penglihatanku buram, dan mengharuskan untuk berhati-hati, agar tidak seperti 2 bulan lalu saat aku jatuh dari motor dan mengalami luka lecet di kaki saat hujan.

Tempat yang aku tuju saat ini adalah tempat fotocopy langgananku yang dekat dengan kampus. Semenjak semester satu aku kuliah, seringkali aku menge-print tugas-tugasku di fotocopy tersebut, dan membuatku cukup akrab dengan pemiliknya.

Setelah tugasku di print, hujan berhenti, aku membuka jas hujanku dan menaruhnya di bawah jok motor seperti sebelumnya. Saat aku membuka handphone, jam menunjukkan pukul 14.45, dan membuatku harus cepat-cepat ke kampus dan memarkirkan motorku. Aku berlari ke dalam gedung karena tiba-tiba hujan turun lagi.

Saat di dalam kelas, aku melihat ada beberapa temanku yang datang lebih awal sambil melihat video dari youtube. Aku duduk di salah satu bangku sambil membuka komputer, karena kelasku saat itu ada di ruang komputer kampus.

Aku memainkan beberapa game casual sambil menunggu dosenku datang untuk memulai kelas. Ada banyak temanku yang tidak hadir saat itu karena hujan, dan mereka masih tetap meminta agar kelas dilaksanakan secara online, meskipun ujung-ujungnya kelas tetap diadakan secara tatap muka.

Kelas berakhir kira-kira pukul 17.25, dan aku langsung menggerakkan motorku menuju stasiun. Sampai di stasiun aku menyempatkan untuk sholat asar sebelum naik ke . Sebelum naik juga, aku menyempatkan untuk membeli beberapa takjil yang aku makan di dalam sambil menuju rumah.

Begitulah kira-kira keseharianku sebagai mahasiswa yang pulang-pergi (PP), dari Jakarta ke Bogor, dan juga sebaliknya, baik di hari-hari biasa, ataupun ketika hari puasa di bulan Ramadhan. Meskipun sedikit capek, tapi aku jalani semua ini dengan senang hati, agar semua ini tidak jadi masalah untukku.***

Zharif Mashutomo, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

 

Menanam Keyakinan, Menuai Kemenangan: Amata Fami dan Keinginan Kuat Berinovasi dari Sekolah Vokasi IPB University

0

Bogordaily.net – Amata Fami tak serta-merta lahir dari ruang perkuliahan. Sebelum menjadi dosen, ia lebih dulu berkecimpung di industri kreatif sebagai praktisi di agensi periklanan. Latar akademiknya berasal dari dua institusi desain ternama, yakni: Institut Teknologi Nasional (S1 Desain Komunikasi Visual) dan Institut Teknologi Bandung (S2 Desain).

Cita-citanya sejak kecil adalah menjadi guru. Keinginan itu, kemudian dipadukan dengan ketertarikan yang mendalam terhadap desain digital dan pengalaman pengguna (UX), mendorongnya untuk mengabdi sebagai dosen. Program Studi Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak (TPL) Sekolah Vokasi IPB University menjadi tempat ia mewujudkan dua dunia, akademik dan industri dalam satu kesempatan.

Amata melihat peluang besar untuk mengintegrasikan pengalamannya di industri kreatif ke dalam sistem pendidikan vokasi. Ia ingin mahasiswa tak hanya menguasai perangkat lunak secara teknis, akan tetapi juga mempunyai empati desain dan kemampuan berpikir kritis layaknya pelaku industri.

Menurutnya, metode kuliah konvensional tak lagi cukup. Mahasiswa, khususnya di Program Studi Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak, harus siap dengan tantangan nyata. Maka dari itu, ia menerapkan pendekatan Project-Based Learning (PjBL) dan experiential learning, yang menekankan praktik dan problem solving secara langsung.

Metode ini juga dilengkapi dengan pendekatan design thinking, untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap kebutuhan pengguna. Mahasiswa tak hanya belajar teori, tetapi diminta untuk merancang project, menghadapi klien, dan menyelesaikan tantangan layaknya pelaku industri.

Dalam mata kuliah Proyek Pengalaman Pengguna, Amata mengembangkan tiga keterampilan pembelajaran utama:
1. Self-Learning Path, memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi materi sesuai minat dan kecepatan belajar masing-masing;
2. Strategi Rekognisi, yakni menjadikan partisipasi lomba sebagai bagian dari proses belajar; dan
3. Proyek Kolaborasi, yang melibatkan klien di dunia nyata..

Tidak membutuhkan waktu yang lama, hasil pembelajaran inovatif ini mulai membuahkan hasil. Mahasiswa TPL berhasil meraih puluhan penghargaan di berbagai kompetisi nasional, mulai dari desain poster, UI/UX hingga business plan dan videografi. Bagi Amata, pencapaian ini bukanlah suatu kebetulan, melainkan buah dari sistem belajar yang mendorong kreativitas, kolaborasi, dan keberanian mahasiswa untuk tampil di depan umum.

Ia meyakini bahwa kemenangan bisa dirancang, bukan sekadar faktor keberuntungan. Kompetisi dapat dijadikan ajang untuk melatih komunikasi, manajemen waktu, problem solving, hingga membangun mental yang tahan di bawah tekanan. Semua itu, menurutnya, adalah kompetensi yang penting di dunia kerja.

Meski hasilnya bagus, bukan berarti prosesnya tanpa kendala atau hambatan. Salah satu tantangan terbesar bagi Amata adalah menghilangkan keraguan yang ada di dalam banyak diri mahasiswa. Banyak mahasiswa yang merasa tidak cukup berbakat, atau bahkan merasa kompetisi tersebut bukan ditujukan untuk mereka.

Amata berusaha keras membangun kepercayaan diri itu. Ia yakin bahwa banyak mahasiswa yang sebenarnya mempunyai potensi begitu besar, hanya saja mereka belum menemukan pijakan yang kokoh untuk tumbuh. Amata menyesuaikan pendekatan mengajarnya agar adaptif, sehingga mahasiswa merasa dihargai, bukan dinilai berdasarkan angka semata.

Dari sekian banyak kenangan, satu yang tak pernah Amata lupakan adalah ketika mahasiswa angkatan 59 mengadakan sharing session dengan angkatan 60. Dalam sesi itu, mahasiswa angkatan 59 menceritakan perjalanan mereka mengikuti lomba, mulai dari merancang konsep, sempat berada di bawah tekanan, hingga akhirnya meraih kemenangan.

Bagi Amata Fami, momen itu menyentuh bukan karena semangat berbagi yang ditujukan bagi para mahasiswa, tetapi juga karena ia melihat perubahan mahasiswa angkatan 59 yang awalnya ragu, lalu menjadi individu yang inspiratif. Ia bahkan baru mengetahui bahwa sebagian dari mereka menerima hadiah kompetisi hingga puluhan juta rupiah. Sebuah bukti keberhasilan yang menurutnya tidak hanya akademik, namun juga material.

Amata menyimpan harapan besar bagi mahasiswa IPB University, terutama yang tertarik pada UI/UX dan dunia digital kreatif. Ia ingin mereka terus mengeksplorasi diri, menambah wawasan, membangun portofolio, dan tentu, berani mencoba. Menurutnya, mahasiswa IPB University memiliki talenta yang besar, hanya saja sering kali kurang percaya diri.

Amata Fami, juga berharap agar program studi di IPB University terus memperbarui kurikulumnya agar tetap relevan dengan kebutuhan industri. Dunia digital bergerak dengan cepat, dan pendidikan harus bisa mengikuti kecepatannya. Ia ingin melihat lebih banyak mahasiswa IPB University sukses, bukan hanya di tingkat lokal, tetapi juga nasional dan global.

Bagi Amata Fami, menjadi dosen bukan sekadar profesi, tetapi sebuah bentuk tanggung jawab untuk menyalakan keyakinan dalam diri mahasiswa. Ia percaya, di balik setiap keberhasilan, tentu ada bimbingan yang konsisten, kepercayaan diri yang dibangun, dan ruang yang aman untuk mereka tumbuh. Karena sejatinya, pendidikan bukan hanya soal menyampaikan materi, tetapi soal memberdayakan manusia untuk menunjukkan potensi terbaiknya.

Fairuz Zain
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah IPB University

Penambahan Rangkaian Kereta Baru dari China

0

Bogordaily.net – Pada akhir Januari 2025, Api Indonesia (KAI) kedatangan rangkaian rel listrik impor baru yang berjumlah 12 gerbong dari China di Pelabuhan Tanjung Priok. Rencananya rangkaian ini akan di kirim ke Depok untuk dilakukan pengecekan interior dan eksterior sebelum melakukan tahapan selanjutnya dan siap untuk beroperasi.

Keputusan pembelian dari China ini disebut lebih murah biayanya daripada produksi dari Jepang. Selain harganya yang murah, faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah spesifikasi teknis. Dengan spesifikasi teknis yang baik, memungkinkan rangkaian ini bisa segera dioperasikan sehingga bisa menambah jumlah rangkaian yang dibutuhkan untuk digunakan para penumpang.

Selain penambahan rangkaian , pihak KAI juga melakukan pembelian rel baru yang merupakan salah satu bentuk realisasi dari program kerja sama perusahaan KAI Indonesia dengan Perusahaan China. Adapun penandatangan kontrak kerja sama tersebut telah berlangsung pada 31 Januari, 2024 atau tepatnya satu tahun lalu dari tanggal sampai.

KAI Commuter, menjelaskan bahwa kedatangan kereta api tersebut di Indonesia akan dilakukan secara bertahap dengan memakan waktu sekitar 15 bulan dihitung setelah penandatanganan MoU.

Pengadaan sarana KRL baru ini merupakan pemenuhan atas jumlah sarana KRL sesuai dengan kebutuhan pelayanan pengguna Commuter Line Jabodetabek tahun 2024 -2025 yang sudah mencapai hampir 1 juta pengguna per harinya. Selain kereta baru yang dibeli dari perusahaan Tiongkok, KAI juga sudah memesan 16 rangkaian kereta rel listrik lainnya dari perusahaan dalam negeri, yakni PT INKA sebanyak 19 rangkaian kereta api.

Sebelum kemunculan berita ini, banyak keluhan yang muncul dari para penumpang KRL mengenai keputusan baru yang di rilis di awal Februari mengenai sistem terbaru GAPEKA (Grafik Rangkaian Perjalanan Kereta Api) dari KAI.

Keluhan-keluhan yang muncul tersebut kebanyakan dari berbagai orang yang mengalami masalah, seperti penyesuaian kembali jadwal mereka dengan jadwal kereta yang baru, atau adanya perbedaan jam kedatangan kereta dari jam kedatangan yang sebelumnya. Selain itu, masalah lain juga muncul pada ketersediaan kereta dari yang seharusnya 5 menit sekali, menjadi 10 menit sekali.

Namun dengan hadirnya kereta baru ini, KAI berharap dapat meningkatkan kualitas layanan kereta, terutama dalam hal kapasitas angkut penumpang yang meningkat. Mengingat jumlah pengguna KRL yang terus meningkat, hal ini bisa jadi permasalahan yang serius, terutama di jalur-jalur padat seperti Jakarta-Bogor dan Jakarta-Tangerang.

Dengan adanya rangkaian kereta baru ini, memungkinkan untuk mengatur pengguna kereta agar lebih efisien, dan tentu saja akan dapat membantu mengurangi kepadatan penumpang di dalam kereta, yang selama ini menjadi keluhan utama pengguna kereta.

Adanya juga kereta baru yang lebih nyaman dan banyak, pengurangan antrian di stasiun dan peningkatan kenyamanan di dalam kereta dapat mendorong lebih banyak orang untuk beralih menggunakan transportasi massal. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan penggunaan kendaraan pribadi, yang pada nantinya diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara.

Oleh sebab itu, dengan adanya rangkaian kereta baru ini bisa menjadi kebutuhan penting bagi penumpang dari berbagai profesi di kawasan Jabodetabek untuk beraktivitas menggunakan kereta. Hal ini juga bisa membantu masyarakat untuk dapat mengurangi polusi udara yang ditimbulkan, dan beralih menggunakan transportasi massal yang ada.***

Zharif Mashutomo, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

Cara Memesan Tiket Kereta Api Secara Online

0

Bogordaily.net – Mendekatnya libur lebaran membuat sejumlah warga yang biasanya melakukan tradisi mudik, kembali bersiap-siap untuk mereka melakukan pemesanan tiket transportasi sebelum tiketnya habis, tiket kereta api misalnya. Mulai dari transportasi darat, udara, sampai laut, tidak menutup kemungkinan bahwa tiket yang mereka inginkan bisa saja langsung habis dalam sekejap mata, meskipun bulan puasa masih ada lebih dari seminggu lagi untuk tiba.

Tidak bisa dipungkiri, kalau sebenarnya banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan kesempatan setelah menuaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan, untuk melakukan mudik demi menemui sanak saudaranya yang jauh. Menurut data yang diambil dari databoks (2019), pemudik-pemudik ini akan melakukan perjalanan ke arah Jawa Tengah (3,8 Triliun), Jawa Timur (1,3 Triliun), Jawa Barat (2,05 Triliun), dan daerah lainnya (3,15 Triliun).

Dengan banyaknya jumlah pemudik yang ada setiap tahunnya, memungkinkan pergerakan saat mudik lebaran bisa dilihat dan dijadikan acuan untuk melihat sebanyak apa transportasi yang ada, seperti bus, kapal, pesawat, kendaraan pribadi, hingga kereta api yang biasanya dijadikan sarana transportasi umum bagi kebanyakan warga Indonesia untuk melakukan mudik.

Untuk kereta api, khususnya kereta jarak jauh, pembelian tiket bisa dilakukan di aplikasi KAI Access, dan booking.kai.id, atau dari agen Online Travel lain yang bermitra resmi dengan KAI, dengan pembelian tiket minimal H-45 dan dimulai dari pukul 00:00, seperti yang disampaikan KAI melalui akun resmi media sosial mereka.

Namun, hal tersebut malah berubah menjadi kritikan dan keluh kesah dari para pengguna kereta api mengenai bagaimana sulitnya mereka mendapatkan tiket kereta incaran mereka. Meski begitu, pihak KAI masih bersabar untuk menghadapi komentar mereka dan berusaha untuk memberikan solusi yang sekiranya bisa menjadi penawar kegelisahan mereka.

KAI juga menambah jumlah kereta tambahan guna mengatasi lonjakan penumpang nanti saat mudik lebaran 2025. Dengan begitu, tiket yang tersedia saat ini berupa tiket reguler dan tiket tambahan untuk perjalanan kereta jarak jauh.

KAI juga menghimbau kepada para calon penumpang untuk membeli tiket kereta di kanal resmi KAI demi menghindari penipuan atau salah pemesanan, dan untuk pembelian langsung tiket kereta di loket, hanya dapat dilayani pada H-3 jam sebelum pemberangkatan kereta.

Sedangkan yang terjadi belakangan ini, dengan banyaknya peminat untuk bisa mendapatkan tiket, fenomena “war tiket” menjadi fenomena yang pasti terjadi ketika menjelang libur panjang seperti libur lebaran dan akhir tahun tiba. Banyak calon penumpang yang berbagi cerita perjuangan mereka untuk memesan tiket mudik Lebaran 2025 di akun media sosial mereka.

Meskipun KAI sudah memberikan kemudahan kepada penumpangnya untuk membeli tiket kereta api dengan berbagai cara, namun antusiasme masyarakat yang begitu tinggi membuat proses pemesanan tiket tidak semudah yang dibayangkan.

Berikut akan dijabarkan bagaimana tata cara membeli tiket kereta api melalui Access KAI dan booking.kai.id:
• Access KAI
1. Unduh aplikasi Access by KAI di Play Store maupun App Store.
2. Bila akan memakai Kereta Api antarkota, tekan opsi ‘Antar Kota’.
3. Masukkan informasi yang dibutuhkan, meliputi stasiun kedatangan-keberangkatan, tanggal pergi, hingga jumlah penumpang.
4. Tekan ‘Cari Tiket Antar Kota’.
5. Lalu akan ditampilkan daftar kereta api yang beroperasi.
6. Pilih kereta yang diinginkan dan kelasnya.
7. Isi data penumpang dan informasi lainnya sampai lengkap.
8. Lanjutkan ke pembayaran dengan menekan tombol ‘Bayar’.
9. Usai menyelesaikan proses pembayaran, kamu akan mendapat tiket.
10. Selesai!

• Booking KAI
1. Buka situs Booking KAI via tautan https://booking.kai.id/.
2. Masukkan informasi seputar stasiun asal-tujuan, tanggal keberangkatan, hingga jumlah penumpang.
3. Tekan ‘Cari & Pesan Tiket’.
4. Akan ditampilkan pilihan kereta api yang tersedia.
5. Tekan tombol ‘Pesan’ untuk melakukan pemesanan.
6. Isi data pemesan maupun data penumpang.
7. Beri tanda centang di kotak persyaratan dan ketentuan. Isikan juga captcha.
8. Lalu, tekan ‘Pesan’.
9. Lanjutkan pengisian data yang dibutuhkan, seperti kursi kereta.
10. Lakukan pembayaran dan dapatkan tiket KA yang kamu beli.
11. Selesai!***

Zharif Mashutomo dari Sekolah Vokasi IPB

 

Dadi M. Hasan Basri: Berawal dari Editor, Menjadi Dosen Universitas Ternama di Bogor

0
Bogordaily.net – Dadi Muhamad Hasan Basri lahir di Bandung pada Oktober 1970. Beliau tumbuh besar dan menghabiskan masa kecilnya di Bogor sebagai anak yang ceria dan suka bermain dengan teman-temannya. Dadi remaja mengambil pendidikan S-1 di jurusan Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Udayana dan S-2 di Institut Kesenian Jakarta. Dari 2011 beliau menjadi dosen di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor di Program Keahlian Komunikasi dan Akuntansi.
Sebelum menjadi dosen, beliau pernah bekerja sebagai editor di perusahaan penerbit seperti Gema Insani, Senayan Abadi, dan Kharisma Ilmu. Pekerjaan ini beliau lakukan hingga tahun 2011, sebelum akhirnya menjadi dosen Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor.
Karena berlatar belakang di bidang penulisan, beliau diamanahi menjadi dosen mata kuliah Penerbitan dan Penulisan Media Cetak di Program Keahlian Komunikasi, mata kuliah Pengantar Bisnis di Program Keahlian Akuntansi, serta mata kuliah Kewirausahaan di semua program keahlian. Benerapa tahun kemudian, beliau mengajar mata kuliah Bahasa Indonesia di semua program keahlian di Sekolah Vokasi dan di Tingkat Persiapan Bersama (TPB) S-1.
Selain di Institut Pertanian Bogor, beliau juga mengajar di Universitas Binaniaga sebagai dosen S-1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk mata kuliah Bahasa Indonesia, Kewirausahaan, Pengantar Bisnis Moder, Etika Profesi, dan Etika Bisnis.
Sebagai orang yang pernah bergelut di bidang editing, sudah banyak buku–kurang lebih tiga ratus judul–yang beliau sunting, di antaranya Jejak-Jejak Ekonomi Syariah karya M. Luthfi Hamidi, yang diterbitkan oleh Senayan Abadi pada 2003.
Khusus untuk buku Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik karya Muhammad Syafi’I Antonio, beliau melakukan penyusunan ulang terhadap tiga buah buku untuk dijadikan satu buku, selain melakukan penyuntingan  bahasa.
Kegiatan lain yang beliau lakukan adalah memberikan pelatihan fotografi, pelatihan pembuatan pupuk organik kepada masyarakat sekitarnya, dan pelatihan penulisan kepada guru-guru dan calon penulis.
Selama hidup, beliau selalu memegang teguh prinsip kejujuran. Baginya, prinsip ini adalah prinsip penting yang harus dimiliki setiap manusia karena prinsip ini memiliki dampak yang besar pada manusia dan juga lingkungan sekitarnya. Selain itu, beliau juga memiliki prinsip untuk bisa lebih banyak memberi daripada menerima.
Menurut beliau, tantangan terbesar yang pernah dihadapi adalah berasal dari dalam dirinya, yaitu kemalasan dan menunda-tunda. Sebagai contoh, beliau menceritakan pengalamannya sebagai penyunting, di mana ketika itu beliau harus melakukan penyuntingan terhadap tiga buku sekaligus untuk dimuat menjadi satu buku.
Ia lakukan kegiatan ini selama dua bulan lebih, di mana ia lakukan dengan membuat garis besar dari tiga buku ini, seperti memilah mana yang isinya sama, mana yang bisa dijadikan satu bagian, dan juga mana yang harus dibuat terpisah bagiannya, sebelum akhirnya dijadikan satu dalam sebuah buku.
Selain menjadi dosen dan penyunting buku, beliau juga membuat usaha bisnis restoran kecil dengan menu andalan laksa. Dalam perjalanan bisnisnya, beliau mengalami banyak tantangan yang membuat bisnisnya tutup sementara. Kondisi tersebut tidak membuat semangat beliau surut, akhirnya beliau membawa usaha restorannya di depan tempat kediamannya.
Peminat laksanya tidak hanya berasal dari relasi dan warga sekitar, tetapi juga dari pecinta kuliner dari beberapa kota dan provinsi yang datang untuk menikmati laksa buatannya. Melihat perkembangan tersebut, beliau merasa senang dan puas karena melihat orang lain menikmati karya masakannya dan menjadikan itu sebagai sebuah kebahagiaan tersendiri baginya. Hal ini juga yang mendorongnya agar bisnisnya dapat terus berkembang dan dikenal oleh masyarakat.
Selain aktif membuka restoran laksanya ini, Hasan Basri, juga aktif berbagi dalam program sosial yang dibuatnya, seperti Jumat Berkah, Peduli Duafa, Peduli Janda Tua, dan membantu UMKM lokal. Tidak hanya itu, beliau juga sering membagikan pengalaman fotografinya dan tulisan-tulisannya di akun media sosial Instagramnya @dadi.photoworks, sekaligus mempromosikan resto laksanya di @laksa.bogor.
Hasan Basri, berpesan untuk jangan menunda pekerjaan dan malas-malasan ketika melakukan tugas atau pekerjaan. Ia juga berpesan untuk selalu melakukan apa pun yang menjadi tugas dan tanggung jawab yang dimiliki dengan perasaan senang, karena perasaan senang inilah yang membuat pekerjaan tersebut tidaklah memberatkan.***
 Zharif Mashutomo dari Sekolah Vokasi IPB

Eria Masdiani: Perjuangan Introvert Menjadi Pandai Berbicara dan Sukses

0

Bogordaily.net – Eria Masdiani, lahir di Bogor, 2 Maret 2001. Sejak dulu, dia dikenal sebagai anak yang pendiam dan cenderung introvert. Masa kecilnya yang dipenuhi dengan berbagai tantangan, terutama dalam hal berkomunikasi.

Ia sering merasa sulit untuk berbicara dengan orang lain, bahkan untuk sekadar melakukan kontak mata saja dia tidak berani.

Tantangan ini semakin besar ketika ia mengalami hal yang tidak mengenakan sewaktu SD dan SMP, yang membuatnya semakin tertutup dan sulit beradaptasi dengan lingkungan sosial.

Namun, ia tetap memiliki semangat belajar yang tinggi dan tekad untuk meraih pendidikan yang lebih baik.

Eria menempuh pendidikan dasarnya di SDN Pengadilan 1 Bogor, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 11 Bogor, dan akhirnya menyelesaikan pendidikan atasnya di SMA Negeri 6 Bogor.

Sejak duduk di bangku sekolah, ia telah memiliki tujuan untuk masuk Universitas Indonesia (UI) dan mengambil jurusan Kesejahteraan Sosial.

Keinginannya untuk berkuliah di UI begitu kuat sehingga dia mencoba beberapa kali mengikuti seleksi masuk. Namun, takdir berkata lain, setelah mencoba beberapa kali, hasilnya dia belum lolos.

Rasa kecewa pasti ada, tetapi dia tidak menyerah. Dia tetap berusaha mencari pilihan lain agar tetap bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Setelah melalui berbagai pertimbangan dan mengikuti seleksi di beberapa perguruan tinggi, akhirnya ia diterima di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan jurusan Komunikasi yang kini menjadi jurusan Komunikasi Digital dan Media.

Pada awalnya, ia tidak terlalu yakin dengan pilihannya, karena ia belum memiliki kepercayaan diri yang cukup dalam berkomunikasi.

Jurusan ini menuntut mahasiswa untuk aktif berbicara dan berinteraksi dengan banyak orang, hal yang selama ini menjadi tantangan besar bagi dirinya.

Tantangan terbesar yang ia hadapi di awal perkuliahan adalah kesulitan dalam berbicara di depan umum. Bahkan, ketika perkuliahan dilakukan secara daring akibat pandemi COVID-19, Eria takut untuk sekedar menyalakan mikrofon.

Seiring berjalannya waktu, Eria mulai menyadari bahwa satu-satunya cara untuk mengatasi ketakutannya adalah dengan terus berlatih dan keluar dari zona nyamannya.

Salah satu titik balik dalam perjalanan akademiknya adalah ketika ia memasuki semester tiga dan mengikuti kelas tematik yang menuntutnya untuk menguasai keterampilan public speaking.

Awalnya, ia merasa sangat tidak percaya diri, terutama saat harus berbicara di depan banyak orang.

Namun, ketika ia melihat bahwa banyak teman-temannya juga mengalami ketakutan yang sama, mulai saat itu dia merasa lebih termotivasi untuk berani mencoba.

Dalam prosesnya, dia terus belajar dan melatih keterampilan berbicara hingga akhirnya mulai merasa lebih nyaman saat berbicara di depan umum.

Namun di tengah perjalanan akademiknya, Eria sempat mengalami kendala finansial yang membuatnya harus cuti kuliah untuk sementara waktu. Meskipun situasi tersebut sulit, dia tidak menyerah dan terus mencari cara agar bisa kembali melanjutkan studinya.

Setelah kembali ke berkuliah, ia mendapatkan kesempatan untuk menjadi Asisten Dosen. Kesempatan ini menjadi pengalaman yang berharga baginya, karena ia tidak hanya mendapatkan wawasan akademik yang lebih dalam, tetapi juga dapat meningkatkan keterampilan komunikasi dan kepemimpinannya.

Dalam hal ini, dia diharuskan membimbing mahasiswa lain dan menjelaskan materi yang dia pelajari dengan jelas. Awalnya, dia merasa canggung dan sering meminta maaf kepada mahasiswa yang ia bimbing karena merasa belum terbiasa.

Namun, dengan dukungan dari teman-teman dan mahasiswa yang di bimbing, ia mulai merasa lebih percaya diri dan mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

Di saat dia menjadi Asisten Dosen, menurut dia mata kuliah yang paling menarik adalah public speaking, komunikasi bisnis dan juga psikologi komunikasi karena menurut dia mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang santai, asik namun keterampilan ini sangat penting, terutama dalam dunia bekerja yang menuntut kemampuan berbicara dan bernegosiasi dengan baik.

Ia juga mulai tertarik dengan dunia wirausaha, khususnya dalam bisnis roti dan kue. Ketertarikannya terhadap bisnis ini berawal dari keinginannya untuk memiliki usaha sendiri, karena ia merasa kurang tertarik untuk bekerja di bawah orang lain dalam jangka panjang. Oleh karena itu, ia mulai menyusun rencana untuk membuka usaha sendiri di masa depan.

Tidak hanya itu, selama berkuliah di IPB. Eria juga sering mengikuti berbagai kegiatan akademik maupun non-akademik. Dia sadar bahwa pengalaman di luar juga penting bagi pembentukan karakter dan keterampilan seseorang.

Melalui berbagai kegiatan ini, dia belajar bagaimana bekerja dalam tim, memimpin sebuah kelompok, serta berinteraksi dengan berbagai macam orang.

Hal ini juga sangat membantu dalam mengembangkan rasa percaya dirinya yang sebelumnya sangat kurang.

Perjalanan hidup Eria mengajarkan kita bahwa ketakutan dan kelemahan bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan harus dihadapi dan ditaklukkan.

Ia percaya bahwa semua orang memiliki potensi untuk berkembang, asalkan mereka mau keluar dari zona nyaman dan berusaha dengan sungguh-sungguh.

Salah satu prinsip yang selalu ia pegang adalah bahwa tidak apa-apa untuk merasa takut pada awalnya, selama kita tetap mau mencoba dan terus berlatih.

Kepercayaan diri dan keterampilan berbicara di depan umum bukanlah sesuatu yang didapat secara instan, tetapi harus diasah melalui pengalaman dan keberanian.

Ke depannya, Eria bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 di bidang bisnis dan mengembangkan usaha yang telah ia rencanakan sedari dulu. Ia ingin membuktikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk sukses, terlepas dari latar belakang dan kesulitan yang pernah mereka alami.

Dengan semangatnya, ia yakin bahwa masa depan yang lebih baik dapat diraih melalui usaha dan kerja keras. Selain itu, ia berharap bisa menginspirasi orang-orang di sekitarnya agar mereka tidak takut untuk mengejar impian mereka, meskipun harus melewati banyak kesulitan.

Kisah perjalanan hidup Eria Masdiani adalah bukti bahwa setiap tantangan dapat diatasi dengan ketekunan dan keyakinan pada diri sendiri. Dari seorang yang pemalu dan introvert, ia berhasil mengembangkan dirinya menjadi seseorang yang lebih percaya diri.

Ia berharap bahwa kisahnya dapat menginspirasi orang lain yang mengalami kesulitan serupa, agar mereka tidak menyerah dan terus berusaha mencapai impian mereka.

Keberaniannya dalam menghadapi tantangan, semangatnya dalam belajar, serta ketekunannya dalam mengembangkan diri menjadi bukti bahwa dengan kerja keras dan keyakinan, tidak ada yang mustahil untuk diraih.

Ia kini siap untuk melangkah lebih jauh dan menghadapi dunia dengan percaya diri, membawa semua pengalaman dan pembelajaran yang telah ia dapatkan selama ini untuk membangun masa depan yang lebih baik.***

Verdito Rizky Daffa Putra

Detik-detik Mencekam! Mobil Tertabrak Kereta di Teplan Kedung Badak

0

Bogordaily.net tertabrak terjadi di perlintasan , Kedung Badak, Kota Bogor, pada Sabtu, 19 April 2025.

Sebuah berwarna hitam tertabrak api saat melintas di rel tanpa palang pintu. Peristiwa itu terekam dan kini viral di media sosial, membuat warganet ikut deg-degan menyaksikan detik-detik benturan tersebut.

Dalam rekaman video yang diunggah oleh akun @evi, terlihat sejumlah warga di sekitar lokasi mencoba memperingatkan masinis dari kejauhan.

Mereka melambaikan tangan dengan panik, berharap masinis melihat keberadaan yang tengah berada di tengah rel.

Namun sayangnya, kereta api tidak mungkin bisa mengerem mendadak dalam jarak dekat. Tabrakan pun tak terelakkan.

Kereta dengan kecepatan tinggi menghantam bagian samping hitam tersebut. Suara benturan terdengar keras dan membuat warga sekitar menjerit kaget.

Beberapa orang langsung berlari mendekati lokasi tabrakan untuk melihat kondisi korban. Beruntung, menurut informasi awal dari warga sekitar, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Namun kondisi mengalami kerusakan cukup parah akibat dihantam kereta. Belum diketahui berapa jumlah penumpang di dalam saat kejadian berlangsung, namun warga menyebut para penumpang berhasil menyelamatkan diri sesaat sebelum tabrakan terjadi.

Perlintasan rel tempat kejadian memang dikenal rawan. Selain tidak memiliki palang pintu, jalannya cukup curam dan permukaannya rusak.

Banyak kendaraan yang sulit melintas, terlebih saat membawa beban berat atau bermobil rendah. Beberapa warga menyebut lokasi ini berada di tanjakan arah pertigaan menuju Jalan Sholeh Iskandar, yang sering kali membuat pengemudi waswas.

Komentar warganet pun langsung membanjiri unggahan video tersebut. “Alhamdulillah ga ada korban,” tulis salah satu pengguna.

Sementara yang lain menyoroti kemungkinan ganti rugi terhadap PT KAI, “Siap-siap dimintain ganti rugi sama pihak KAI.”

Beberapa netizen juga mengkhawatirkan kondisi masinis, mengingat kerasnya benturan. “Masinisnya gpp kan? Jangan sampai kejadian kayak truk kayu,” tulis warganet lain mengingat insiden kecelakaan sebelumnya.

Ada juga yang menyoroti kondisi jalan yang memang buruk. “Pasti nyangkut. Soalnya pernah bawa Toyota Altis lewat situ. Gasruk sampe bagian bawah penyok,” ujar warga yang mengaku pernah mengalami kesulitan di lokasi tersebut.

Masyarakat berharap agar pemerintah daerah dan pihak terkait segera melakukan evaluasi terhadap perlintasan rel yang rawan kecelakaan ini.

Banyak yang mengusulkan pemasangan palang pintu, perbaikan permukaan jalan, dan penambahan rambu peringatan sebagai langkah antisipasi.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian atau PT KAI terkait kronologi dan penanganan insiden tersebut.***