Wednesday, 16 July 2025
Home Blog Page 8710

Sehari Tiga Wanita Aborsi. Waduhhh….

BOGORDAILY – DARA takut janin di ra­himnya menjadi aib kelu­arga. Ia bersama sang pacar pun akhirnya sepakat untuk menggugurkan sang janin dengan cara pintas. Hampir setiap hari ia menggali info untuk meniadakan sang bayi, sampai akhirnya pilihan ter­tuju pada obat aborsi yang dijual bebas di pasaran.

“Dulu aku takut ketahuan orang tua, jadi aku gugurin pakai obat keras untuk lam­bung. Setelah cari-cari, baru dapat info kalau bisa gugurin pakai obat lambung itu,” un­gkap Dara yang masih duduk di bangku kelas XII.

Dia mengaku membelinya di sebuah apotek di kawasan Gunungputri. Satu butirnya ia beli seharga Rp50 ribu. “Butuh empat tablet yang harus diminum sampai janin­nya keluar,” tutur dia.

Janin yang ada tak lantas keluar. Dara mengaku harus menunggu waktu sekitar tiga jam sampai perutnya berkontraksi. Meski dihantui rasa bersalah, ia mengaku tak punya pilihan lain. “Setelah tiga jam baru kerasa, lalu setelah itu muncul flek sep­erti sedang haid. Tiap malam nggak bisa tidur, kepikiran sama si janin,” tutur Dara.

Tak hanya Dara yang melakukan aksi nekat terse­but, sumber Metropolitan pun mengaku pernah men­datangi klinik aborsi di bi­langan Kota Bogor. Mulanya, Sri (25) mengaku datang ke seorang dukun beranak untuk mengeluarkan si janin, namun usahanya gagal. Ramuan yang diminumnya tak juga ampuh membuat si janin keluar. Sampai akh­irnya ia mendatangi klinik aborsi. “Sekali aborsi saya bayar Rp5juta. Waktu itu usia kandungannya sudah empat bulan,” bebernya.

Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), terjadi 1,5- 2 juta kasus aborsi. Dari hasil survei, 30 persen kasus kematian ibu disebabkan karena aborsi.

Informasi yang dihimpun, di wilayah Bogor jumlah kematian ibu yang tercatat Dinas Kesehatan (Dinkes) sebanyak 90 kasus pada 2015. Di antaranya, 69 kasus di Kabupaten Bogor dan 21 kasus di Kota Bogor.

Jika merujuk pada SDKI, maka ada 27 kasus aborsi yang menyebabkan ibu ke­hilangan nyawanya. Jumlah itu belum ditambah dengan kasus yang terjadi selama 2016 serta kematian ibu yang tidak terdata dinas.

Bila ada penambahan mini­mal 10 persen dari jumlah kasus aborsi, maka dalam sebulan minimal ada tiga wanita yang meninggal gara-gara aborsi.

Hal ini juga dibenarkan Sekretaris Dinas Kesehat­an Jabar, Uus Sukmara. Ia mencatat beberapa penye­bab kematian ibu di Jawa Barat, salah satunya karena aborsi “Selain karena perda­rahan, hipertensi dalam kehamilan, juga abortus (keguguran),”terangnya

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bo­gor Rubaeh, membenarkan jika aborsi menjadi salah satu penyumbang angka ke­matian ibu. Namun, hingga saat ini belum ada laporan kematian terkait aborsi di Kota Bogor.

“Untuk kasus kematin aki­bat aborsi angkanya belum ada yang pasti. Di Kota Bogor sendiri tidak ada yang mel­aporkannya. Saat ini kasus kematian ibu dan anak lebih dominan disebabkan karena pendarahan dan hiperten­si dalam kehamilan.” kata Rubaeah kepada Metropoli­tan, kemarin.

Saat ditanya soal mudahnya mendapatkan obat aborsi di apotek maupun online, dirinya mengaku rutin melakukan monitoring atau pengawasan ke apotek-apotek. Penyuluhan dan pembinaan pun dilakukan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) melalui edukasi kepada siswa-siswa lewat sekolah.

“Masalah aborsi biasanya lekat dengan pergaulan be­bas. Makanya kami koordi­nasi dengan Disdik memberi­kan penyuluhan ke siswa-siswa tingkat SMP dan SMA. Untuk mahasiswanya kami bekerjasama dengan Univer­sitas Pakuan (Unpak), UIKA, dan IPB,” terangnya.

Rubaeah pun mengimbau agar tidak ada masyarakat yang melakukan aborsi. Se­lain dilarang, praktik pengguguran dapat menyebabkan kema­tian karena seringkali dilaku­kan tidak sesuai prosedur.

“Kalau sudah terlambat menstruasi lebih baik segera datang ke sarana kesehatan terdekat untuk mengetahui penyebabnya, apakah kare­na hamil atau ada hal lain. Jangan melakukan aborsi,” pesan Rubaeah.

Terpisah, Ketua Komisi D DPRD Kota Bogor Dodi Se­tiawan mengaku prihatin dengan pergaulan saat ini. Menurutnya, perlu ada pen­gawasan yang lebih ekstra jika obat menggurkan janin memang mudah didapatkan siapapun. Sebab, secara tidak lang­sung, kondisi tersebut ikut menjaga keberlangsungan praktik pengguguran selama ini.

“Orang tua menjadi ben­teng pertama dalam pen­gawasan anak. Pemerintah melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan pun harus terus melakukan edukasi kepada remaja terkait efek buruk pergaulan bebas, ter­masuk aborsi,” ujar Dodi.

Anggota Komisi D DPRD Kota Bogor lainnya pun an­gkat bicara. Ahmad Romd­honi dengan tegas mengutruk praktik aborsi ilegal yang ma­sih saja terjadi. Musababnya, praktik pengguguran jelas dilarang agama karena menghilangkan nyawa sang bayi dan mengan­cam nyawa sang ibu.

“Apalagi pelaku aborsinya akibat pergaulan bebas atau hamil di luar nikah, dosenya dobel. Pelaku aborsi ilegal dan yang membantu pros­esnya harus diproses secara hukum,” tegas Romdhon.
(bdn/mtro)

Lagi, RS dan Apartemen Baru Dibangun di Kota Bogor

BOGORDAILY – Kota Bogor masih terus membuka peluang bagi para investor untuk membangun Rumah Sakit dan Apartemen. Meski sudah cukup banyak dan kerap memicu kemacetan, RS baru dan Apartemen baru akan kembali dibangun.

Pemerintah Kota Bogor pun kembali menggelar Rapat Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Kota Bogor, Senin (29/8/2016). Rapat yang digelar di  Paseban Surawisesa Balaikota Bogor ini mengkaji permohonan dari sejumlah investor terkait pembangunan rumah sakit dan apartemen di Kota Bogor.

Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat yang memimpin langsung rapat mengungkapkan, dua pembangunan yang dibahas dalam rapat terkait usulan pembangunan rumah sakit di Jl. A. Yani dan pembangunan Apartemen di Jl. Salak.

Berdasarkan hasil rapat, tim BKPRD merekomendasikan untuk pembangunan rumah sakit masih bisa namun harus rumah sakit yang khusus seperti misalnya RS Kanker atau yang lainnya. Meski demikian, bila dilihat dari rasio jumlah penduduk dengan jumlah kamar yang tersedia di seluruh rumah sakit se-Kota Bogor, masih memungkinkan dibangun rumah sakit biasa. Hal ini disebabkan karena sejumlah kamar di rumah sakit Kota Bogor sebagian besar banyak digunakan masyarakat dari luar Kota Bogor.

Demikian pula dari Analisis Dampak Lingkungan Lalu Lintas (Amdal Lalin). Berdasarkan hasil perhitungan masih memungkinkan karena pihak rumah sakit menyediakan lahan parkir di dalam. “Tinggal bagaimana komunikasi dengan masyarakat. Dampak lingkungan dan aspek sosial juga harus diperhatikan oleh investor.

Sedangkan mengenai pembangunan apartemen di Jl. Salak, Ade mengatakan berdasarkan kajian dari aspek lalu-lintas, amdal, masyarakat dan lingkungan serta kontur tanah pembangunan tidak memungkinkan. Artinya BKPRD tidak merekomendasikan pembangunan apartemen di Jl. Salak tersebut. (bdn).

Wkwkwk, Foto Celana ‘nyembul’ Sandiaga Uno Viral di Medsos

0

BOGORDAILY – Netizen heboh dengan aksi Sandiga Uno. Beberapa hari terakhir dia menjadi bahan perbincangan para netizen.

Gara-gara celana yang dikenakaannya aneh, seperti tidak memakai celana dalam.

Insiden celana Sandiaga Uno ini sendiri terjadi saat Sandiaga tengah ‘blusukan’ ke sebuah lokasi. Dalam kunjungannya tersebut, bersama dengan tim suksesnya Sandiaga terlihat berpose bersama dengan warga. Namun netizen merasa ada yang janggal dengan celana Sandiaga Uno itu dan Sandiaga pun dituding tidak memakai celana dalam sehingga membuat area pribadinya seolah-olah menyembul.

Foto celana Sandiaga Uno itu pun viral di medsoa. Tak sedikit dari netizen yang menyayangkan bila memang Sandiaga benar-benar tidak mengenakan celana dalam sehingga timbul perbincangan di ranah publik.

Namun demikian, ada pula netizen yang justru menyalahkan si pengunggah foto celana Sandiaga Uno itu lantaran bisa mempengaruhi pandangan orang lain dan bisa membuat malu Sandiaga yang sebenarnya tidak mengetahui apa-apa.

Akhirnya Sandiaga pun memberikan klarifikasi terkait celananya yang menyembul itu. Ia pun tampil dalam sebuah video berdurasi 1 menit bersama dengan istrinya, Nur asia, memberikan penjelasan atas foto yang beredar dan membuat heboh netizen itu. (bdn)

Walikota Bogor Bima Arya Dilaporkan ke Mabes Polri

BOGORDAILY – Walikota Bogor Bima Arya benar-benar dirundung masalah. Setelah namanya santer disebut-sebut dalam kasus dugaan korupsi pasar jambu dua, Bima Arya kini dilaporkan ke Mabes Polri.

Pelaporan itu merupakan lanjutan dari laporan pengusaha tempat karaoke dan restoran Nada Lestari Gunawan Hasan yang sebelumnya sudah melaporkan Bima Arya ke Polda Jabar, atas tuduhan perusakan barang pribadi dan kejahatan jabatan.

Gunawan mengatakan, laporan tersebut resmi dilayangkan kepada Kapolri pada 17 Agustus 2016 dan ditembuskan ke Bareskrim Polri.

Ia melapor ke Polri karena menganggap penyidik Polda Jawa Barat yang menangani kasus tersebut lamban menyelesaikan perkaranya.

Kasus itu sudah pernah dilaporkan ke Polda Jabar sekitar delapan bulan lalu, tetapi sampai sekarang belum ada kejelasan.

“Progres ada, tapi lamban. Setelah kami cermati, ternyata ada budaya sungkan. Mungkin karena terlapor adalah pejabat daerah,” ujar Gunawan, Minggu (28/8/2016).

Kasus tersebut sudah dilaporkan ke Polri pada 11 Januari 2016 dalam surat tanda bukti lapor bernomor TBL/21/1/2016/Bareskrim. Oleh Polri, laporan tersebut dilimpahkan ke Polda Jabar.

Pada 11 Februari 2016, enam penyidik Polda Jabar mendatangi tempat usahanya di Kompleks Pertokoan Cilendek, Semplak, Kota Bogor, untuk melakukan gelar perkara atas dugaan perusakan oleh Wali Kota Bogor bersama Satpol PP Kota Bogor dalam sebuah razia tempat hiburan.

Menurut Gunawan, Polda Jabar semestinya melaksanakan kaedah yang perlu, yakni prosedur pemanggilan atau penyidikan terhadap kepala daerah dan wakilnya berdasarkan Pasal 36 (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah sesuai UU Nomor 8 Tahun 2005.

“Intinya, kasus ini supaya ditarik kembali ke Mabes Polri karena kami melihat penanganan kasus lamban. Bila perlu, penyidik Mabes menyidik Polda Jabar,” kata dia.

Gunawan sudah pernah dikonfrontasi dengan Bima Arya di Polda Jabar dan bersepakat untuk damai. Namun, ia menilai tidak ada tindak lanjut realisasi dalam kesepakatan itu.

“Tujuan saya kan dari awal ingin membuka tempat usaha. Tidak ingin cari musuh, tidak ingin cari ribut. Jadi pengusaha yang baik sajalah. Semua proses izin juga sudah kita lalui, kok,” kata dia.

Pada 23 Desember 2015, tempat usaha restoran dan karaoke Nada Lestari di Jalan Brigjen Saptaji, Kelurahan Semplak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, didatangi oleh beberapa anggota Satpol PP yang dipimpin langsung oleh Bima. Mereka masuk ke ruang karaoke dan menggeledah setiap lantai dan ruangan yang ada. (bdn)

Ngeri! Tabrakan Maut di Cigudeg Bogor, Satu Tewas di Tempat, Dua Terpental

BOGORDAILY – Tabrakan maut di Cigudeg, lagi terjadi di kawasan barat Kabupaten Bogor. Seorang biker tewas di tempat, dan dua lainnya kritis setelah terpental akibat bertabrakan di Kampung Cilame Lebak RT 01/RW 02 Desa Sukamaju, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.

Korban tewas tabrakan maut di Cigudeg adalah, Deri Andika (13), sedangkan korban kritis yakni, Karman dan Tedi (13), keduanya mengamai luka serius di bagian kepala dan patah tulang.

Sejumlah saksi mata menuturkan, kecelakaan itu bermula saat korban yang mengendarai sepeda motor Mio Soul F 1278 LH ngebut dan hilang kendali, sementara dari arah berlawanan melaju sepeda motor Honda Supra Fit F 6064 GI yang dikemudikan Karman (45) warga Cigudeg.

Tabrakan dahsyat tak bisa terhindarkan. “Tabrakannya saat ditikungan, motornya ringsek, sedangkan pengendaranya dibawa warga ke rumah sakit,” kata Saksi mata Abdul, Minggu (28/8).

Sementara itu, Kanit Laka Polres Bogor Ipda Asep Saefudin menjelaskan, kawasan itu memang cukup berbahaya dan kerap terjadi kecelakaan.

“Kecelakaan terjadi akibat pengendara yang ugal-ugalan, mereka masih di bawah umur sehingga emosinya seringkali tak terkontrol. Korbannya siswa SMP, mereka tidak memakai helm dan tidak memiliki SIM,” pungkasnya. (bdn)

Tah Kanyahoan Ey! Nilang 2 jam Dapet Rp5 Juta, Tujuh Polisi Ditangkap

0

BOGORDAILY – Ini yang bikin masyarakat geram dan kerap mencap jelek kegiatan razia dijalan raya oleh para polisi. Oknum kerap beraksi untuk kepentingannya sendiri-sendiri.

Meski dengan alasan untuk penertiban pengendara dan kelancaran lalulintas, razia kendaraan sering menjadi momok mengesalkan bagi para pengendara bermotor.

Seperti yang terjadi di Kota Semarang, tujuh oknum polisi diamankan petugas Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jawa Tengah, mereka diduga melakukan razia lalu lintas ilegal dan menarik pungutan liar terhadap terhadap para pengendara kendaraan bermotor.

Kepala Bidang Propam Polda Jawa Tengah Kombes Pol Budi Haryanto mengatakan, mengatakan kalau para oknum polisi ini diamankan karena melanggar disiplin.

“Melanggaran disiplin, melakukan pungli,” katanya Minggu (28/8/2016).

Ketujuh oknum polisi tersebut kedapatan menggelar razia tanpa izin di ruas Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Semarang yang merupakan jalur utama dari arah Solo dan Yogyakarta.

Mereka mengincar kendaraan-kendaraan bernomor polisi luar kota sebagai sasarannya.

Dari razia ilegal yang digelar oleh oknum yang diketahui bertugas di satuan lalu lintas dan provost di Polsek Banyumanik dan Polrestabes Semarang, sekitar dua jam itu diamankan pula uang sekitar Rp 5 juta yang diduga sebagai hasil pungli.

“Selanjutnya kami serahkan ke Polrestabes Semarang untuk proses disiplinnya,” katanya. (bdn)

Perkenalkan! Yeuh Mojang Jajaka Kota Bogor 2016

BOGORDAILY – Setelah melalui serangkaian tes dan uji keterampilan. Mojang Jajaka Kota Bogor 2016 akhirnya terpilih.

Mereka adalah Cornelia Adinda Prameswari dan Jajaka Erick Aditya Pratama, keduanya dinobatkan sebagai Mojaseputar ekonomi kreatif.

Suasana semakin menegang saat juri akan mengumumkan siapakah yang akan terpilih menjadi Moka 2016 Kota Bogor.

Menjelang tengah malam keputusan yang ditunggu tunggu pun telah tiba.

Puncak malam pemilihan Mojang Jajaka itu turut hadir juga Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Bogor Sahlan Rasidi.(bdn)

Teror Bom di Gereja Lukai seorang Pastor, Foto Pelakunya Viral di Medsos. Ini Orangnya!

0

BOGORDAILY – Aksi Teror Bom kembali terjadi. Kali ini sebuah gereja hendak diledakkan mengunakan Bom.

Beruntung aksi pelaku cepat terbongkar. Seorang pria dengan gerak-gerik mencurigakan dibekuk oleh jemaat Gereja Katolik St Yoseph, Medan. Dia diduga hendak meledakkan diri dengan bom yang melekat di tubuhnya.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.30 WIB, Minggu (28/8/2016). Saat itu, menurut salah seorang saksi bernama Clara, para jemaat tengah menyelesaikan bacaan Injil dan pastor hendak memberikan ceramah.

“Tiba-tiba ada laki-laki yang memang mencurigakan, dia pakai jaket dan bawa tas, mau menyerang pastor sambil mengeluarkan pisau,” kata Clara saat ditemui di lokasi di Jalan Dr Mansyur, Medan.

Kemudian, Clara menyebut bahwa pria itu mengeluarkan semacam kabel dari balik jaket yang dikenakannya. Clara menyebut sempat ada letupan api dari tubuh pria itu.

Para jemaat pun langsung mengagalkan aksi pria tersebut dan menghubungi polisi. Tim penjinak bom dari Polda Sumatera Utara langsung bergegas ke lokasi untuk mengamankan pria itu.

Tim penjinak bom sempat meledakkan benda mencurigakan yang digunakan pria tersebut di sekitar gereja. Saat ini, petugas kepolisian tampak berjaga di gereja tersebut. Sejauh ini, polisi belum memberikan keterangan terkait kejadian itu.

Dalam aksi itu seorang pastor terluka. Tak lama berselang foto pelaku teror bom itu pun kini viralbdi media sosial. (bdn/dtc)

Ajib Euy.. Polsek Nanggung Bogor Kumpulkan ‘Koin Jompo’

BOGORDAILY – Ini baru polisi sahabat rakyat. Di Kabupaten para polisi ini mengumpulkan uang receh untuk kemanusiaan. Uang koin itu dikumpulkan untuk disumbangkan ke para jompo di wilayah Barat Kabupaten Bogor.

Koin itu kemudia dibuka setiap bulan, untuk disumbangkan. Aksi keren itu dilakukan para anggota Polsek Nanggung di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

Kapolsek Nanggung, AKP Dodi Rosjadi menuturkan, aksi bershodakoh anggota Polsek ini dilatarbelakangi kehidupan para jompo dan yatim yang serba kekurangan.

“Kami ingin membantu tapi tidak punya banyak uang. Saya lalu berinisiatif ke anggota, bagaimanan jika uang receh hasil kembalian belankaan warung kita kumpulkan. Nanti akhir bulan baru di buka. Berapa nilainya, akan kita belanja beras dan lainnya,” ujarnya.

Aksi itu awal ini tidak berjalan baik. Satu bulan pertama, hanya terkumpul kurang dari Rp150 ribu. “Namun dari hasil tabungan recehan ini, kami beli beras dan membagikan kepada para penerima yang sudah didata sebelumnya,” sambungnya.

Uang koin recehan dikumpulkan setiap tanggal 1, dan dibuka tanggal 25 setiap bulannya, aksi itu sudah sudah berlangsung salama tiga bulan. “Agustus ini, sudah terkumpul sebesar Rp620 ribu. Uang ini dibelikan beras 1 karung dibagikan ke 35 penerima, minyak goreng isi 2.5 liter. Pembagian dilaksanakan oleh para Babinmas Polsek,” paparnya. (bdn/pos)

Onik, Domba Lima Tanduk dari Ciawi Bogor, yang Jadi Buruan Selfie

BOGORDAILY – Kontes domba di Kebun Raya Bogor (KRB), bukan hanya memperlihatkan kambing-kambing sehat garut untuk di konteskan, tapi ada juga kambing unik dan aneh. Domba ini pun jadi buruan pengunjung untuk berselfie.

Namanya Onik, usianya baru tiga tahun. Jika umumnya domba memiliki 2 tanduk di kepalanya, tapi Inik memiliki 5 tanduk. Empat tanduk menjulang tumbuh besar, sedangkan satunya tumbuh kecil seukuran jari orang dewasa.

Encun (19) yang memelihara Onik sudah memiliki empat tanduk sejak lahir. Warga Desa Pandan Sari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor itu menambahkan, seiring pertumbuhannya, tumbuh 1 tanduk lagi.

Onik merupakan satu diantara ratusan ekor domba dan kambing yang ikuti ambil bagian dalam kontes ini untuk kategori hewan ternak unik. Atas keunikannya domba ini pun sempat ditawar puluhan juta rupiah. “Sudah ada yang mau Rp50 juta, tapi si bos (pemilik,red) gak mau menjualnya,” ucap Encun.

Ya, kontes itu memang luar biasa. Selain diadakan di Kebun Raya Bogor, juga dihadiri presiden Jokowi yang sempat kaget ada domba seharga Rp50 juta rupiah. (bdn)